Film Skakmat dan Surat Cinta Kartini Dikemas Beda

Sabtu, 01 Agustus 2015 - 09:45 WIB
Film Skakmat dan Surat Cinta Kartini Dikemas Beda
Film Skakmat dan Surat Cinta Kartini Dikemas Beda
A A A
Setelah sukses dengan film-film 7/24 dan Di Balik 98 , MNC Pictures kembali mengeluarkan dua film dengan genre baru di Indonesia, Skakmat dengan genre film action comedy, dan Surat Cinta Kartini yang lebih menonjolkan drama romantis.

Film Skakmat yang disutradarai Ody C Harahap ini diarahkan menjadi film action comedy seperti film-film Jackie Chan. Afandi Abdurahman, selaku produser eksekutif film tersebut, membeberkan, skenario film Skakmat sudah pernah dibuat pada 2009. “Tapi belum pernah diproduksi karena waktu itu kami merasa (film Skakmat ) belum siap untuk ditampilkan,” kata Afandi dalam jumpa pers film Skakmat dan Surat Cinta Kartini di Jakarta, Kamis (30/7).

Skakmat menggandeng aktor-aktor laga terpercaya, seperti Donny Alamsyah, Peter Taslim, dan Alfridus Godfred. Mereka akan mengisi pertarunganpertarungan yang menarik. Selain tiga nama tersebut, ada juga Tanta Ginting. Film ini bercerita tentang nasib buruk Jamal (Tanta Ginting) yang berprofesi sebagai tukang ojek.

Dia terlibat kasus pengejaran yang dilakukan Bos Tanah Tinggi (Cecep Arif Rahman) dan Mami Tuti (Hanah Al Rasyid) yang berniat membunuh Dito (Donny Alamsyah). Genre action yang cross genre dengan komedi ini sengaja dipilih dengan alasan agar bisa kembali menaikkan pamor film-film laga di Indonesia. “Karakter utama kami itu tukang ojek yang sedang berada dalam situasi yang tidak menguntungkan,” ujar Ginting.

“Alur ceritanya cuma ada satu orang yang apes saja, sesimpel itu,” imbuhnya. Proses syuting film lebih banyak dilakukan di daerah Jakarta dan Bogor. Bagi Donny, penampilannya di film Skakmat menjadi salah satu tantangan karena terbiasa memainkan film-film bergenre action , tetapi kali ini dihadapkan dengan genre action comedy.

“Action yang sebelumnya kan action yang benar-benar serius, kalau sekarang ini action yang ada unsur komedinya, ada adegan yang memang harus menampilkan unsur komedi,” kata Donny. Sementara, untuk film Surat Cinta Kartini , film ini ingin mengulang kesuksesan film Di Balik 98 yang mengambil latar sejarah.

“Kartini dikenal dengan surat-suratnya, nah siapa sih yang mengantarkannya selama ini?” ujar Affandi. “Kami berharap dengan adanya film ini, orang-orang bisa lebih mendalami seperti apakah sosok kartini itu sebenarnya,” imbuhnya. Untuk proses film ini, Azhar Kinoi Lubis dipercaya sebagai sutradara.

Kisahnya mengambil latar belakang era 1900- an. Film ini merupakan kisah fiksi yang menggaet Chicco Jerikho sebagai tukang pos bernama Sarwadi. Aktor bertalenta ini akan beradu akting dengan Rania Putri Sari yang berperan sebagai Kartini. Sesuai dengan kisahnya, film ini mengambil genre drama romantis dibandingkan film-film biopik lainnya.

Jadi, jangan menganggap cerita yang ada di dalam film ini 100% berdasarkan kisah nyata. Sebagai creative producer , Lukman Sardi menjelaskan bahwa film tersebut hasil interpretasi tim kreatif yang ingin menampilkan Kartini dari sudut pandang yang berbeda. “Ini film sejarah, tapi kita ingin anak muda menontonnya enggak terlalu berat.

Saya mengambil didetaildetailnya, batik di zaman saat itu untuk bangsawan seperti apa, pakaian masyarakat tahun segitu itu seperti apa, anting, bros, dan lain-lainnya,” kata Lukman. Lukman mengakui banyak film yang kurang memperhatikan detail. Berangkat dari detail-detail tersebut, dia berharap penonton akan melihat dan yakin bahwa film ini benar-benar film sejarah.

Fatturahman hakim
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9433 seconds (0.1#10.140)