Tas Punggung Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan
A
A
A
NEW DELHI - Ransel atau tas pungung kerap digunakan pelajar untuk dijadikan tas sekolah. Namun, ahli kesehatan mengungkapkan, penggunaan tas punggung bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Dilansir dari Zee News India, lebih dari 60% anak sekolah yang memanggul tas berat mengalami masalah otot, tulang belakang, sakit leher dan juga memiliki postur tubuh yang membungkuk.
"Membawa ransel di bahu adalah praktik yang salah, karena membuat otot tegang. Tulang belakang bersandar ke sisi yang berlawanan, menekan bagian tengah tubuh, tulang rusuk, dan punggung bawah, sehingga posisinya menjadi tidak seharusnya," papar Satnam Singh Chhabra, direktur Neuro Spine Departemen di Rumah Sakit Sir Ganga Ram, India.
Tas punggung yang berat bisa menarik otot leher, menyebabkan sakit kepala, nyeri pundak, nyeri punggung bawah, leher, dan lengan. Satnam pun mengingatkan agar anak-anak tidak membawa beban terlalu berat. Pasalnya, tulang anak-anak sangat lunak hingga memasuki usia 18 dan tulang belakang tak terlalu kuat untuk membawa beban pada pundak mereka.
"Banyak orangtua yang datang kepada kami, mengeluh tentang beban berat tas sekolah. Kami menyarankan agar orangtua ikut mendorong anak-anak mereka untuk membagi beban yang harus dibawa ke sekolah, dengan tidak hanya mengandalkan punggung," ujar dia.
Sementara itu, AB Goregaonkar, dosen dan kepala ortopedi di LTM Mumbai Medical College menyarakan, untuk melatih anak-anak beraktivitas di luar ruang.
"Terlepas dari asupan gizi yang harus dipenuhi, seperti protein, vitamin D, kalsium, dan lainnya, kami sarankan anak-anak harus mengikuti pendidikan jasmani, yang akan memungkinkan anak-anak menjadi lebih bugar dan fleksibel," kata dia.
Menurut dia, pemilihan bahan tas juga harus diperhatikan. Jika anak harus membawa beban banyak ke sekolah, orangtua disarankan untuk memberikan tas ransel berbahan ringan, yang tali bahunya disesuaikan dengan kondisi tubuhnya.
"Atau bisa juga pilih tas yang memiliki roda, sehingga ketika lelah, anak bisa menarik tasnya, tanpa harus memanggulnya," ujar dia.
Dilansir dari Zee News India, lebih dari 60% anak sekolah yang memanggul tas berat mengalami masalah otot, tulang belakang, sakit leher dan juga memiliki postur tubuh yang membungkuk.
"Membawa ransel di bahu adalah praktik yang salah, karena membuat otot tegang. Tulang belakang bersandar ke sisi yang berlawanan, menekan bagian tengah tubuh, tulang rusuk, dan punggung bawah, sehingga posisinya menjadi tidak seharusnya," papar Satnam Singh Chhabra, direktur Neuro Spine Departemen di Rumah Sakit Sir Ganga Ram, India.
Tas punggung yang berat bisa menarik otot leher, menyebabkan sakit kepala, nyeri pundak, nyeri punggung bawah, leher, dan lengan. Satnam pun mengingatkan agar anak-anak tidak membawa beban terlalu berat. Pasalnya, tulang anak-anak sangat lunak hingga memasuki usia 18 dan tulang belakang tak terlalu kuat untuk membawa beban pada pundak mereka.
"Banyak orangtua yang datang kepada kami, mengeluh tentang beban berat tas sekolah. Kami menyarankan agar orangtua ikut mendorong anak-anak mereka untuk membagi beban yang harus dibawa ke sekolah, dengan tidak hanya mengandalkan punggung," ujar dia.
Sementara itu, AB Goregaonkar, dosen dan kepala ortopedi di LTM Mumbai Medical College menyarakan, untuk melatih anak-anak beraktivitas di luar ruang.
"Terlepas dari asupan gizi yang harus dipenuhi, seperti protein, vitamin D, kalsium, dan lainnya, kami sarankan anak-anak harus mengikuti pendidikan jasmani, yang akan memungkinkan anak-anak menjadi lebih bugar dan fleksibel," kata dia.
Menurut dia, pemilihan bahan tas juga harus diperhatikan. Jika anak harus membawa beban banyak ke sekolah, orangtua disarankan untuk memberikan tas ransel berbahan ringan, yang tali bahunya disesuaikan dengan kondisi tubuhnya.
"Atau bisa juga pilih tas yang memiliki roda, sehingga ketika lelah, anak bisa menarik tasnya, tanpa harus memanggulnya," ujar dia.
(alv)