Kolaborasi Etnik Batik

Rabu, 05 Agustus 2015 - 09:38 WIB
Kolaborasi Etnik Batik
Kolaborasi Etnik Batik
A A A
HARMONISASI sisi etnik dan modern hadir dalam pergelaran busana bertajuk “The Legacy” yang merupakan gabungan lima desainer baru dari Fashion First.

Mereka adalah Amelia Kartikasari, Anthony Tandiyono, Aulia Rusdy, Krishandi Hartanto, dan Luthfia Tjakraamidjaja.

Bertempat di SKYE Jakarta, peragaan kolaboratif tersebut sekaligus merayakan ulang tahun ke-2 Fashion First . Adapun tema “The Legacy” merujuk pada penerusan tongkat estafet keanggotaan kepada desainer yang baru bergabung dalam Fashion First. “Selain itu, The Legacy merujuk tema fashion show kali ini yang mengangkat peninggalan sejarah bangsa dalam bentuk kain tradisional Indonesia yang dikemas modern dan stylish ,” sebut Deli Makmur, Project Director Fashion First.

Dalam setiap anniversary show- nya, Fashion First selalu memperkenalkan desainer muda Indonesia yang baru bergabung. Bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Indonesia, Fashion First juga sengaja mempersembahkan koleksi womenwomens ready to wear dan aksesori dengan menggunakan kain lokal Indonesia, seperti batik dan tenun. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab permintaan pasar akan fashion yang modern dalam nuansa Indonesia.

Untuk itu, Fashion First, menurut Deli, mengarahkan kelima desainer ini agar dapat menampilkan koleksi yang menarik, fresh, dan trendi yang selalu menjadi ciri khas Fashion First dengan kain tradisional. Desainer Amelia Kartikasari pada koleksinya terinspirasi oleh semangat romantisme lukisan beraliran Mooi Indie, yang menggambarkan keindahan negeri Timur.

Inspirasinya ini diaplikasikan dalam penggunaan material batik tulis bermotif klasik Jawa, seperti parang dan lace cantik namun tetap dengan sentuhan modern. Adapun dari segi palet warna kali ini, variasinya adalah warna hitam, putih, dan cokelat diselingi dengan warna cerah seperti pink , hijau, dan kuning.

Kemudian Anthony Tandiyono yang merupakan lulusan dari Royal Melbourne Institute of Technology dan sempat bekerja di Melbourne selama 2 tahun sebelum akhirnya mendirikan brand AT atas namanya sendiri pada tahun 2014. Koleksi pakaiannya pernah tampil di ajang Melbourne Fashion Week dan sempat menjadi semifinalis di Indonesia Fashion Week 2015 .

Pada deretan busananya kali ini, Anthony memadukan pengaruh budaya era peranakan dan Barat pada tahun 1960- an dengan siluet feminin dan anggun namun dengan warna dan potongan berani. Hal itu dimaksudkan agar pemakainya tetap dapat bebas bergerak dan beraktivitas. “Keseluruhan koleksi menggunakan batik tulis Lasem yang diolah sedemikian rupa menggunakan “zero waste approach” yang secara mengejutkan menghasilkan pola dan bentuk yang unik dan menawan,” kata Anthony.

Selanjutnya ada koleksi dari Aulia Rusdy. Dengan rasa kecintaannya pada tenun, dia memberanikan diri untuk mendirikan label aksesori LUNGSIN pada 2013. Mempelajari fashion secara autodidak, hasil karyanya berupa clutch yang memadukan kecantikan dan kekayaan beragam tenun dari Indonesia dengan sentuhan kekinian yang sangat fashionable .

Adapun koleksi yang diciptakan khusus untuk Fashion First kali ini menggunakan kain songket Minangkabau dengan corak dan motif tradisional dalam palet warna merah, peach, dan ungu. Krishandi Hartanto, yang karyanya sempat muncul pada edisi September majalah Vogue Italia 2012 silam untuk kategori desainer baru, di koleksi bersama Fashion First menampilkan deretan busana yang terinspirasi oleh kecantikan corak bunga. Lulus dari Istituto Europeo di Design di Milan, Italia, lewat label Rakriz Heritage menampilkan sesuatu yang mewah.

Di mana memadukan nilai tradisi dan sisi modern dengan kain batik tradisional Cirebon yang dibuat menjadi pakaian berpotongan modern, tailored dengan volume yang dramatis. Koleksinya menggunakan warna pastel yang lembut dipadukan secara kontras dengan warna hitam serta menggunakan beragam applique mewah seperti beads, rhinestones , serta lempengan metal.

Selanjutnya, Luthfia Tjakraamidjaja dengan ciri khas rancangan padu padan batik berwarna-warni dengan potongan yang nyaman dan bisa dipakai kapan saja. Lewat label Almania by Luthfia, ada tampilan batik Tasik berwarna senada agar tetap terlihat simpel, minimalis namun tetap mempertahankan sentuhan tradisional.

Koleksinya menunjukkan potongan atasan asimetris yang dipadukan dengan bawahan “kain” dengan tujuan untuk memperkenalkan gaya etnik Indonesia di kalangan anak muda.

Dyah ayu Pamela
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5329 seconds (0.1#10.140)