Uji Nyali dengan Rooftopping

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 08:42 WIB
Uji Nyali dengan Rooftopping
Uji Nyali dengan Rooftopping
A A A
Selalu ada orang-orang “gila” yang gemar melakukan hal-hal ekstrem. Contohnya mereka para rooftopper , orang yang gemar mendaki gedung pencakar langit dengan tangan kosong.

Bagi kebanyakan orang “malam liar” atau “malam gila” biasanya berarti mabuk-mabukan hingga melebihi batas. Namun bagi Daniel Lau, malam gila berarti mendaki gedung pencakar langit dengan tangan kosong atau rooftopping . Kegiatan terbarunya ini sempat ramai di media di Tiongkok berkat foto yang diunggahnya dari gedung tertinggi keempat di Tiongkok.

Lau menaiki Menara Zifeng setinggi 450 meter di Nanjing. Jejaknya ini sama dengan rooftoppers ternama lainnya, yakni Vladimir Sidorov dan Ivan Kuznetsov dari Rusia. Lau juga tercatat sebagai orang yang memegang tongkat selfie di atas gedung pencakar langit di Hong Kong dengan dua rooftoppers yang sedang memakan buah pisang dan diunggah di internet tahun lalu.

Kota slo-mo

Jadi, apa motivasi seseorang untuk mengejar hobinya yang berbahaya dan sering sangat ilegal? Lau berpendapat hal ini perlu karena hidup di permukaan tanah sudah terlalu stres. “Rooftopping seperti cara melarikan diri atau liburan dari kehidupan kota bagi saya. Hong Kong adalah sebuah kota yang serbacepat dengan begitu banyak tekanan dan kebisingan,” ujarnya, dikutip CNN .

“Ketika saya berada di atas atap, semuanya melambat, Anda tidak mendengar apa-apa kecuali angin, semua yang tergesa-gesa di permukaan tanah tiba-tiba menjadi seperti slow motion ,” urainya. Anehnya, Lau tidak sendirian dalam gairah berbahayanya ini. Pada tahun lalu, dia mendirikan Lau Exthetics, bersama temannya Dex Ng dan Lawrence Tsui, dengan tujuan mendokumentasikan eksplorasi bangunan dan atap di perkotaan yang ditinggalkan begitu saja.

Tim ini sudah menaklukkan beberapa gedung pencakar langit. Termasuk gedung Pusat Finansial Internasional Ping’an yang memiliki 115 lantai. Gedung yang terletak di Shenzen ini menjadi gedung tertinggi di China dan gedung tertinggi kedua di dunia. Mereka juga sudah menaklukkan puncak Menara Sathorn Unique di Bangkok, yakni gedung tertinggi di dunia yang ditinggalkan.

“Menjelajahi sebuah bangunan yang ditinggalkan adalah sesuatu yang berbeda. Menara Sathorn Unique, gedung tertinggi yang ditinggalkan begitu saja di dunia membuatnya terasa semakin lebih luar biasa,” ujar kata Lau. Membayangkan apa yang diceritakan Lau bisa jadi membuat kita mual atau bahkan seperti terkena vertigo. Meski kita tak melihat fotofotonya.

Ketahui Batasan Anda

Rooftoppers telah menjadi berita utama (headline ) dalam beberapa tahun terakhir. Mengapa? Karena mereka kerap menciptakan kontroversi dengan tindakan berani mereka. Kendati demikian, tidak serta-merta membuat hobi gila ini jauh dari kesalahan. Pada 2013, dua pendaki Rusia, Vadim Makhorov dan Vitaly Raskalov, harus minta maaf setelah mendaki Piramida Besar di Giza, Mesir.

Tak hanya itu, pada awal tahun ini, seorang turis Prancis berusia 21 tahun jatuh dan meninggal seketika karena proses mendaki yang diyakini polisi salah prosedur. Bagi Lau, semua itu tertuju pada satu hal, yakni tentang mencoba untuk mendorong batasan yang dimilikinya. Namun, dia tak mau terjebak dan tak ingin menabrak batas yang telah dibuatnya.

“Secara pribadi saya takut dengan hantu. Saya tidak pernah bisa mengerti mengapa orang mau menjelajahi tempat-tempat angker. Ketahui apa batasan Anda. Tidak pernah mencoba untuk menggunakan ini sebagai cara untuk pamer. Saya tidak pernah takut ketinggian, ketinggian tidak masalah bagi saya. Menjadi orang yang berani mati bukan karakter yang saya inginkan,” urainya.

Dia juga menambahkan, dirinya memiliki kemampuan yang cukup baik terkait keseimbangan. Namun, dia selalu mengevaluasi diri sendiri ketika sedang mendaki. Bahkan ketika akan kembali ke atap yang sama. Semua hal harus diperhatikan. Apakah tubuh kita masih berenergi atau perut dalam kondisi kosong, semua itu akan membuat perbedaan yang cukup besar. “Apa pun melibatkan risiko, tapi kamu harus bertanggung jawab atas pilihan tersebut,” ujarnya.

Susi susanti
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8130 seconds (0.1#10.140)