Sore Tetap Buat Album Format Kaset
A
A
A
Empat personel band Sore, Ade Firza Paloh (gitar/vokal), Reza Dwi Putranto (gitar/vokal), Awan Garnida (bass/vokal), dan Bemby Gusti Pramudya (drum/vokal) sepakat mengeluarkan album dalam dua format, yakni CD dan kaset.
Album terbaru mereka berjudul “Los Skut Leboys” berisikan 14 lagu. Empat lagu di antaranya lagu yang sebelumnya dirilis dalam bentuk kaset, yakni Para Plesir Semu , Belajar untuk Riang,There Goes , dan 8 . Bedanya, aransemen musiknya diubah. Dua format CD dan kaset ini masingmasing hanya dicetak terbatas, sebanyak 500 keping dan 500 lagi dalam format biasa.
Pada hari pertama album tersebut terjual 300 keping, setelah mereka membuka booth penjualan album bersamaan dengan konferensi persnya. Proses produksi album “Los Skut Leboys” memakan waktu satu tahun. Nama dari album ini memang agak sedikit aneh bagi para fans Sore.
Ide nama album itu dipilih karena tidak jauh dari kebiasaan para personel Sore yang sering menggunakan kata “leboys” dalam obrolan mereka sehari-hari. “Los itu bentuk plural untuk kata the dari bahasa Spanyol. Kalau skut itu bahasa (yang artinya) santai pada tahun 1980-an. Leboys itu bahasa Sore sendiri, kayak bahasa Smurf-lah. ‘Wah ke mana aja lo udah leboys banget enggak temu’.
Leboys di situ artinya lama,” kata Ade Paloh kepada KORAN SINDO saat perilisan album. Album ini memang mengalami perubahan besar. Salah satunya tanpa kehadiran Mondo, salah satu personel mereka yang punya peran besar dalam setiap lagu Sore. Ade mengatakan absennya Mondo ini tidak menghilangkan esensi dari Sore.
“Murungnya tetap ada, tapi orkestrasinya lebih berkurang. Orkestrasi yang njelimet -nya berkurang. Ini suatu bentuk Sore yang baru. Kalau ingin dibandingkan, ini tuh seperti album the Beatles yang Abbey Road,” kata Ade. Absennya Mondo juga membuat personel lain menggandeng beberapa musisi lain untuk membantu, di antaranya Ricky Surya Virgana (bassist White Shoes & Couples Company), Monica Hapsari (Pandai Besi), Joko Anwar, John Navid, dan beberapa nama musisi lainnya.
Fatturahman hakim
Album terbaru mereka berjudul “Los Skut Leboys” berisikan 14 lagu. Empat lagu di antaranya lagu yang sebelumnya dirilis dalam bentuk kaset, yakni Para Plesir Semu , Belajar untuk Riang,There Goes , dan 8 . Bedanya, aransemen musiknya diubah. Dua format CD dan kaset ini masingmasing hanya dicetak terbatas, sebanyak 500 keping dan 500 lagi dalam format biasa.
Pada hari pertama album tersebut terjual 300 keping, setelah mereka membuka booth penjualan album bersamaan dengan konferensi persnya. Proses produksi album “Los Skut Leboys” memakan waktu satu tahun. Nama dari album ini memang agak sedikit aneh bagi para fans Sore.
Ide nama album itu dipilih karena tidak jauh dari kebiasaan para personel Sore yang sering menggunakan kata “leboys” dalam obrolan mereka sehari-hari. “Los itu bentuk plural untuk kata the dari bahasa Spanyol. Kalau skut itu bahasa (yang artinya) santai pada tahun 1980-an. Leboys itu bahasa Sore sendiri, kayak bahasa Smurf-lah. ‘Wah ke mana aja lo udah leboys banget enggak temu’.
Leboys di situ artinya lama,” kata Ade Paloh kepada KORAN SINDO saat perilisan album. Album ini memang mengalami perubahan besar. Salah satunya tanpa kehadiran Mondo, salah satu personel mereka yang punya peran besar dalam setiap lagu Sore. Ade mengatakan absennya Mondo ini tidak menghilangkan esensi dari Sore.
“Murungnya tetap ada, tapi orkestrasinya lebih berkurang. Orkestrasi yang njelimet -nya berkurang. Ini suatu bentuk Sore yang baru. Kalau ingin dibandingkan, ini tuh seperti album the Beatles yang Abbey Road,” kata Ade. Absennya Mondo juga membuat personel lain menggandeng beberapa musisi lain untuk membantu, di antaranya Ricky Surya Virgana (bassist White Shoes & Couples Company), Monica Hapsari (Pandai Besi), Joko Anwar, John Navid, dan beberapa nama musisi lainnya.
Fatturahman hakim
(ftr)