Katarak Marak, Kemenkes Buat Komite Mata Nasional
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan, Profesor Dr dr Nila Moeloek menjelaskan, meningkatnya kesejahteraan membuat banyak kasus penyakit degeneratif bermunculan. Salah satunya katarak.
Umumnya, katarak terjadi pada lanjut usia (lansia). Hal ini terjadi secara alamiah pada lansia. Meski kebanyakan menyerang lansia, namun katarak juga terjadi di usia yang lebih muda karena ada kondisi yang memengaruhi metabolisme seperti diabetes.
"Faktor usia manula sekarang meningkat. Kita harus siap-siap. Nggak ada orang tua yang nggak katarak sama kaya nggak ada orang tua yang nggak ubanan," papar Nila di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Lebih lanjut Nila menjelaskan, penanggulangan katarak bisa dilakukan dengan cara operasi penggantian lensa pada mata yang mulai berkabut. Adanya lensa buatan yang bisa ditanam, membuat kacamata kini sudah tidak lagi digunakan.
"Dengan kemajuan teknologi lensa mata bisa kita ambil kita ganti dengan yang baru. Ketika lensa diambil ukurannya itu 10 dioptri, jadi jaman dulu orang yang habis diambil lensanya harus ganti kacamata plus 10," tandasnya.
Sementara itu, dalam setahun ditemukan 200 ribu kasus katarak baru. Namun hanya 50-60 ribu operasi yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena minimnya pengobatan dan terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan membentuk Komite Mata Nasional khusus untuk menghadapi masalah penyakit mata di masyarakat.
Komite yang diketuai oleh Andy Noya ini pun diharapkan mampu menurunkan angka kebutaan di Indonesia sebesar 25% pada tahun 2020.
Umumnya, katarak terjadi pada lanjut usia (lansia). Hal ini terjadi secara alamiah pada lansia. Meski kebanyakan menyerang lansia, namun katarak juga terjadi di usia yang lebih muda karena ada kondisi yang memengaruhi metabolisme seperti diabetes.
"Faktor usia manula sekarang meningkat. Kita harus siap-siap. Nggak ada orang tua yang nggak katarak sama kaya nggak ada orang tua yang nggak ubanan," papar Nila di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Lebih lanjut Nila menjelaskan, penanggulangan katarak bisa dilakukan dengan cara operasi penggantian lensa pada mata yang mulai berkabut. Adanya lensa buatan yang bisa ditanam, membuat kacamata kini sudah tidak lagi digunakan.
"Dengan kemajuan teknologi lensa mata bisa kita ambil kita ganti dengan yang baru. Ketika lensa diambil ukurannya itu 10 dioptri, jadi jaman dulu orang yang habis diambil lensanya harus ganti kacamata plus 10," tandasnya.
Sementara itu, dalam setahun ditemukan 200 ribu kasus katarak baru. Namun hanya 50-60 ribu operasi yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena minimnya pengobatan dan terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan membentuk Komite Mata Nasional khusus untuk menghadapi masalah penyakit mata di masyarakat.
Komite yang diketuai oleh Andy Noya ini pun diharapkan mampu menurunkan angka kebutaan di Indonesia sebesar 25% pada tahun 2020.
(nfl)