Terapi Menyeluruh Bantu Pulihkan Penderita Gangguan Jiwa
A
A
A
JAKARTA - Terapi menyeluruh dipercaya bisa membuat orang dengan gangguan jiwa kembali pulih. Hal tersebut diungkapkan oleh perawat jiwa dan dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Prof. Dr. Budi Anna Keliat, MAppSc.
Meski orang dengan gangguan jiwa bisa pulih, namun mereka harus hidup dengan teratur. Termasuk rutin mengonsumsi obat, mangatur makanan dan aktivitas.
"Pulih yang dimaksud yakni sama seperti orang yang terkena diabetes, dia minum obat, mengatur makanan dan aktivitas," papar Budi di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Untuk mengetahui pasien pulih, dapat diketahui dari beberapa indikator. Indikator pertama adalah pasien bisa mengendalikan gejala. Selanjutnya, pasien mampu merawat diri.
"Ini harus dilatih, kita re-edukasi mereka. Namun dalam melatih mereka juga kita harus jaga martabat mereka, jangan dipaksa. Kita memberikan alternatif untuk membuatnya mengerti permasalahannya," jelas Budi.
Indikator lainnya adalah pasien dapat kembali berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. "Pasien dapat dilatih komunikasinya, mulai dari komunikasi inter personal hingga komunikasi kelompok," kata dia.
Terakhir, pasien mampu melakukan kegiatan rumah tangga. Seperti membereskan kamar dan membersihkan rumah. "Makanya di rumah sakit jiwa suasananya dibuat seperti rumah, ada ruang makan, ruang tamu," tandasnya.
Meski orang dengan gangguan jiwa bisa pulih, namun mereka harus hidup dengan teratur. Termasuk rutin mengonsumsi obat, mangatur makanan dan aktivitas.
"Pulih yang dimaksud yakni sama seperti orang yang terkena diabetes, dia minum obat, mengatur makanan dan aktivitas," papar Budi di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Untuk mengetahui pasien pulih, dapat diketahui dari beberapa indikator. Indikator pertama adalah pasien bisa mengendalikan gejala. Selanjutnya, pasien mampu merawat diri.
"Ini harus dilatih, kita re-edukasi mereka. Namun dalam melatih mereka juga kita harus jaga martabat mereka, jangan dipaksa. Kita memberikan alternatif untuk membuatnya mengerti permasalahannya," jelas Budi.
Indikator lainnya adalah pasien dapat kembali berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. "Pasien dapat dilatih komunikasinya, mulai dari komunikasi inter personal hingga komunikasi kelompok," kata dia.
Terakhir, pasien mampu melakukan kegiatan rumah tangga. Seperti membereskan kamar dan membersihkan rumah. "Makanya di rumah sakit jiwa suasananya dibuat seperti rumah, ada ruang makan, ruang tamu," tandasnya.
(nfl)