Ini Sejumlah Manfaat Pentingnya Anda Memiliki Selera Humor
A
A
A
SYDNEY - Lelucon yang Anda buat dan apa yang membuat Anda tertawa, rupanya mengungkapkan lebih lanjut tentang diri Anda sendiri ketimbang yang Anda sadari.
Mendengar satu cerita tentang pernikahan tanpa cinta? Atau mertua yang membuat pernikahan Anda sengsara atau sebaliknya? Oh, rasanya Anda harus mendengar cerita-cerita tadi.
Seiring dengan kematian dan kekurangan soal seks, banyak dari teman-teman kita yang menyediakan beberapa tema yang paling populer untuk lelucon.
Mengapa? Bapak psikologi, Sigmund Freud, adalah di antara mereka yang telah menemukan jawaban untuk itu: ‘Kita menggunakan lelucon untuk menangani kecemasan dan masalah kita’.
"Sebuah cerutu mungkin hanya cerutu, tapi lelucon tidak pernah hanya lelucon," itulah salah satu kata terkenal yang pernah diucapkan Sigmund Freud.
"Kadang-kadang orang bercanda tentang hal yang sama berulang-ulang dan saat itulah antena kita harus pergi," ujar psikolog asal Sydney, Susan Nicholson, yang jadi salah satu pengasuh kanal di situs body and soul yang juga setuju dengan ungkapan sang Bapak Psikologi dunia.
Contoh dari ini mungkin saja menjadi orang yang lebih tua tapi menertawakan lelucon tentang demensia dan tuli (padahal orang itu juga sedang mengalaminya).
"Mereka mungkin tidak menyadari fakta bahwa subjek merupakan sumber kecemasan bagi mereka," ucap Nicholson melanjutkan.
"Tetapi jika lelucon itu dapat membantu mereka melepaskan beberapa kecemasan itu, maka guyonan tersebut memiliki fungsi positif," tutur Dr Tim Sharp, psychologist and chief happiness officer di Happiness Institute. Dia juga mengatakan, tidak ada keraguan bahwa rasa humor adalah kekuatan yang berkorelasi dengan kesehatan dan kebahagiaan.
Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang sedang berada dalam kesulitan. "Mampu bertahan pada rasa humor (dalam keadaan tersebut) adalah sifat yang sangat positif," tambah Nicholson.
"Ini mekanisme cara mengatasi (kesulitan) yang fantastis dan memiliki siklus memperkuat. Karena semakin Anda dapat melihat sisi lucu dan tertawa, semakin besar rasa bahagia itu ditanamkan, dan yang memungkinkan Anda untuk melihat hal-hal yang lebih positif."
"Humor adalah komponen inti dalam ketahanan, kata Sharp setuju. "Dan salah satu alasan untuk itu adalah karena ini tentang melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Sesuatu yang semua kartunis terbaik dan komedian melakukannya.
“Orang yang paling bahagia dan paling sukses adalah orang tidak hanya berhenti pada satu cara untuk melihat situasi. Mereka akan mengeksplorasi cara-cara lainnya. Itu juga merupakan dasar dari terapi perilaku kognitif, yang sangat sukses dalam mengobati semua jenis depresi,” tandas Sharp.
Mendengar satu cerita tentang pernikahan tanpa cinta? Atau mertua yang membuat pernikahan Anda sengsara atau sebaliknya? Oh, rasanya Anda harus mendengar cerita-cerita tadi.
Seiring dengan kematian dan kekurangan soal seks, banyak dari teman-teman kita yang menyediakan beberapa tema yang paling populer untuk lelucon.
Mengapa? Bapak psikologi, Sigmund Freud, adalah di antara mereka yang telah menemukan jawaban untuk itu: ‘Kita menggunakan lelucon untuk menangani kecemasan dan masalah kita’.
"Sebuah cerutu mungkin hanya cerutu, tapi lelucon tidak pernah hanya lelucon," itulah salah satu kata terkenal yang pernah diucapkan Sigmund Freud.
"Kadang-kadang orang bercanda tentang hal yang sama berulang-ulang dan saat itulah antena kita harus pergi," ujar psikolog asal Sydney, Susan Nicholson, yang jadi salah satu pengasuh kanal di situs body and soul yang juga setuju dengan ungkapan sang Bapak Psikologi dunia.
Contoh dari ini mungkin saja menjadi orang yang lebih tua tapi menertawakan lelucon tentang demensia dan tuli (padahal orang itu juga sedang mengalaminya).
"Mereka mungkin tidak menyadari fakta bahwa subjek merupakan sumber kecemasan bagi mereka," ucap Nicholson melanjutkan.
"Tetapi jika lelucon itu dapat membantu mereka melepaskan beberapa kecemasan itu, maka guyonan tersebut memiliki fungsi positif," tutur Dr Tim Sharp, psychologist and chief happiness officer di Happiness Institute. Dia juga mengatakan, tidak ada keraguan bahwa rasa humor adalah kekuatan yang berkorelasi dengan kesehatan dan kebahagiaan.
Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang sedang berada dalam kesulitan. "Mampu bertahan pada rasa humor (dalam keadaan tersebut) adalah sifat yang sangat positif," tambah Nicholson.
"Ini mekanisme cara mengatasi (kesulitan) yang fantastis dan memiliki siklus memperkuat. Karena semakin Anda dapat melihat sisi lucu dan tertawa, semakin besar rasa bahagia itu ditanamkan, dan yang memungkinkan Anda untuk melihat hal-hal yang lebih positif."
"Humor adalah komponen inti dalam ketahanan, kata Sharp setuju. "Dan salah satu alasan untuk itu adalah karena ini tentang melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Sesuatu yang semua kartunis terbaik dan komedian melakukannya.
“Orang yang paling bahagia dan paling sukses adalah orang tidak hanya berhenti pada satu cara untuk melihat situasi. Mereka akan mengeksplorasi cara-cara lainnya. Itu juga merupakan dasar dari terapi perilaku kognitif, yang sangat sukses dalam mengobati semua jenis depresi,” tandas Sharp.
(sbn)