Chef Vindex Tengker Bagi Rahasia Masakan Saat Terbang di Pesawat

Jum'at, 27 November 2015 - 04:25 WIB
Chef Vindex Tengker...
Chef Vindex Tengker Bagi Rahasia Masakan Saat Terbang di Pesawat
A A A
JAKARTA - Sebagai seorang ahli kuliner yang juga bekerja sebagai Vice President Inflight Service Garuda Indonesia, Vindex Tengker menjelaskan, saat ini yang perlu diperhatikan dalam mengontrol sajian di dalam pesawat adalah dari sisi konsistensi rasa dan variasi dari menu makanan itu sendiri.

Karena setiap tahun jadwal penerbangan yang semakin padat, pria yang akrab disapa chef Vindex ini mengatakan bahwa kini ia dan timnya menambah set makanan yang disajikan di dalam pesawat.

“Masalah konsistensi, masalah variasi makanan, karena kalau sekarang, orang-orang kan terbangnya sering. Kalau terbang sering, otomatis dia ketemunya makanan itu-itu terus. Sehingga kita buat sesuatu yang baru di 2016, itu kita punya 10 cycle untuk domestik. Dibandingin dengan tahun ini atau tahun-tahun sebelumnya yang cuma lima cycle, lima set gitu,” beber Chef Vindex kepada Sindonews usai sebuah acara kuliner di kawasan Senayan baru-baru ini.

“Terus kita juga sajikan makanan-makanan daerah, seperti kalau dari Medan, berarti lontong Medan-nya harus ada, kemudian kalau dari Makassar, misalnya ada pisang ijo, ada parape, jadi kita menonjolkan makanan lokal,” imbuh pria asal Manado ini.

Disamping itu, pria kelahiran 24 November 1968 tersebut juga mengatakan bahwa, “Kita punya 60 domestik, 20 internasional. Untuk menjaga konsistensi kita harus menggunakan segala cara. Kita kan ada catering ya. Catering tidak langsung ke saya, tapi kita memonitor. Basically, catering itu bikin sesuai dengan standard, konsistensi bumbunya itu semua sudah disiapkan. Kalau saya hanya konsep, presentasi, kemudian kita taste, ini enak, ini nggak enak, ini ganti, seperti itu”.

Lebih lanjut pria yang pernah menjadi salah satu juri di acara televisi MasterChef Indonesia itu juga menjelaskan, perbedaan makanan yang disajikan di rumah, di rumah makan, atau yang lainnya memang berbeda jika dibandingkan dengan makanan yang disajikan di dalam pesawat.

Perbedaan ini terletak dari sisi bumbu yang digunakan. “Dalam arti gini: Karena ketinggian, otomatis di ketinggian kita akan ada perubahan rasa, jadi rasa akan sedikit lebih turun, makanya saat dibawah kita bumbunya lebih strong, supaya dapat rasa yang pas diatas. Bumbunya lebih strong aja, tapi nggak terlalu beda strong banget sih, sekitar lima persen saja” tutup pria yang juga menjabat sebagai Koki Eksekutif Hotel Four Seasons Jakarta tersebut.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8755 seconds (0.1#10.140)