4 Strategi Wisata Kabupaten Banyuwangi

Jum'at, 22 Januari 2016 - 19:30 WIB
4 Strategi Wisata Kabupaten Banyuwangi
4 Strategi Wisata Kabupaten Banyuwangi
A A A
BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi berhasil menorehkan prestasi membanggakan bagi dunia pariwisata Indonesia. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu berhasil meraih penghargaan dari badan urusan pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNWTO di ajang 12th UNWTO Awards Forum yang digelar di Madrid, Spanyol, Rabu malam (20/1/2016) waktu setempat.

Dalam kesempatan itu, Banyuwangi menyabet UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola. Kabupaten di Jawa Timur ini sukses mengalahkan pesaingnya seperti Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.

Lantas apa rahasia kesuksesan Banyuwangi? Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda, Banyuwangi mendapat penghargaan UNWTO karena pemerintah daerah dinilai berhasil menggerakkan pariwisata. (Baca Juga: Banyuwangi Sabet Penghargaan Pariwisata PBB)

Dalam kaitan ini, Pemkab Banyuwangi menjalankan empat strategi kunci pariwisata. Strategi ini tentunya bisa dicontoh daerah lain yang ingin mengembangkan pariwisatanya. Apa saja?

1. Menjadikan daerah sebagai produk yang mesti dipasarkan potensi wisatanya.

Dengan paradigma itu, birokrasi juga ikut menjadi tenaga pemasar alias salesman/salesgirl bagi pariwisata daerah.

2. Memilih strategi pemasaran yang tepat.
Banyuwangi menawarkan adventure dan experience yang berbeda dengan daerah lain. Adventure untuk wisata alam. Adapun experience untuk wisata budaya dan wisata event lewat Banyuwangi Festival. Ada tiga segmentasi wisatawan yang dibidik, yaitu kaum perempuan, anak muda, dan pengguna internet (netizen).

Tiga segmen konsumen itu punya pasar yang sangat besar. Jumlah perempuan di Indonesia ada 120 juta jiwa. Jumlah anak muda (16—30 tahun) hingga 62 juta jiwa. Pengguna internet 82 juta. Ketiga segmen pasar tersebut saling beririsan. Namun, ketiganya tetap memerlukan pendekatan pemasaran yang spesifik.

“Karena itu, dalam Banyuwangi Festival setiap tahun ada acara yang sesuai segmentasi wisatawan. Ada festival musik jazz, batik, olahraga, dan sebagainya, yang mendekati masing-masing segmen secara spesifik,” kata Bramuda, dalam pernyataan yang diterima Sindonews.

3. Inovasi berkelanjutan
Langkah ini termasuk membuat ikon dan destinasi baru, di antaranya pembangunan bandara berkonsep hijau yang tahun ini tuntas, pengembangan Grand Watudodol dan rumah apung di kawasan Bangsring, sinergi dengan BUMN membangun dermaga kapal pesiar di Pantai Boom, dan sebagainya. Inovasi juga dilakukan dengan pemasaran menggunakan aplikasi di smartphone.

4. Pengelolaan event pariwisata (tourism event) lewat Banyuwangi Festival
Event ini memperkenalkan potensi lokal kepada publik luar sekaligus menarik kunjungan wisatawan. “Banyuwangi Festival digelar sejak 2012. Ini ajang festival berbasis wisata alam, budaya, dan olahraga yang berlangsung setahun penuh. Dalam setahun ada sekitar 35 event wisata,” ujar Bramuda.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7444 seconds (0.1#10.140)