Leonardo DiCaprio Terancam Di-Blacklist dari Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Leonardo DiCaprio menghadapi ancaman di-blacklist dari Indonesia gara-gara komentarnya terkait kebun kelapa sawit. Komentar itu dia lontarkan di akun Instagram-nya saat kunjungannya ke Gunung Leuser, Aceh, beberapa waktu lalu.
Menurut Leo, kebun kelapa sawit telah merusak hutan hujan Indonesia dan membahayakan marga satwa yang tinggal di alam liar. Dia mengungkapkan keprihatinannya atas spesies yang habitatnya terancam oleh keberadaan kebun kelapa sawit itu.
Juru bicara Direktorat Jenderal Imigrasi di Kementerian Hukum dan HAM Indonesia Heru Santoso menyatakan, aktor itu kemungkinan akan di-blacklist dari negara ini atas komentarnya. Sehingga, dia tidak bakal bisa kembali berkunjung.
“Kami mendukung perhatiannya untuk menyelamatkan ekosistem Leuser. Tapi, kami bisa mem-blacklist dia untuk kembali ke Indonesia kapan saja kalau dia tetap mem-posting pernyataan yang menghasut atau provokatif di media sosial,” papar Heru, seperti dikutip BBC.
Menurut Heru, perusahaan dan organisasi yang keberatan dengan komentar Leo punya hak untuk meminta otoritas imigrasi melarangnya kembali ke Indonesia. Tapi, sejauh ini belum ada yang melakukannya. Dia juga mengonfirmasi Leo masuk dan keluar dari Indonesia dengan visa dan dokumen imigrasi yang sah.
Akhir pekan lalu, Leo mengunjungi Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh. Dia juga mengunggah fotonya bersama sejumlah gajah beserta pawangnya dan ketika dia sedang bersama seekor orang utan.
“Perluasan kebun kelapa sawit memecah belah hutan dan memotong koridor migrasi kunci para gajah,” ujar Leo di akun Instagram-nya.
Dia menyebut area itu sebagai hotspot keanekaragaman hayati kelas dunia. “Perluasan kebun kelapa sawit menghancurkan tempat unik tersebut,” kata dia.
Gara-gara komentar itu, Leo kemudian terancam dideportasi. Sebelumnya, bintang The Revenant ini dinilai melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap perkebunan kelapa sawit Aceh ketika berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Minggu (27/3) lalu.
“Kalau ada pernyataan yang mendiskreditkan pemerintah maupun kepentingan Indonesia, dia bisa dideportasi. Karena dia sedang berada di Indonesia. Imigrasi punya hak mendeportasinya,” ujar Dirjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Ronny F Sompie saat itu.
Meski begitu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya justru memuji langkah Leo. Dia menilai apa yang dilakukan aktor yang baru saja meraih piala Oscar itu telah meningkatkan kesadaran terhadap ancaman yang dihadapi gajah, orang utan, badak dan harimau Sumatera.
Menurut Leo, orangutan Sumatera yang langka menghadapi kepunahan karena hutan hujan terus dibabat untuk memenuhi permintaan minyak kelapa sawit. Praktik pembabatan dan pembakaran hutan telah menghancurkan wilayah hutan yang luas di Indonesia tiap tahun terutama pada musim kemarau.
Kritikus menyebut praktik ini menimbulkan kabut asap yang mencemari negara tetangga dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Api kadang dipakai untuk membersihkan tanah bagi perkebunan, termasuk kebun kelapa sawit.
Tahun lalu, Leo mendonasikan lebih dari USD13,5 juta untuk organisasi lingkungan. “Kehancuran planet kita terus berlanjut dengan cepat dan kita tidak bisa lagi mengabaikannya,” ujar dia kala itu.
Menurut Leo, kebun kelapa sawit telah merusak hutan hujan Indonesia dan membahayakan marga satwa yang tinggal di alam liar. Dia mengungkapkan keprihatinannya atas spesies yang habitatnya terancam oleh keberadaan kebun kelapa sawit itu.
Juru bicara Direktorat Jenderal Imigrasi di Kementerian Hukum dan HAM Indonesia Heru Santoso menyatakan, aktor itu kemungkinan akan di-blacklist dari negara ini atas komentarnya. Sehingga, dia tidak bakal bisa kembali berkunjung.
“Kami mendukung perhatiannya untuk menyelamatkan ekosistem Leuser. Tapi, kami bisa mem-blacklist dia untuk kembali ke Indonesia kapan saja kalau dia tetap mem-posting pernyataan yang menghasut atau provokatif di media sosial,” papar Heru, seperti dikutip BBC.
Menurut Heru, perusahaan dan organisasi yang keberatan dengan komentar Leo punya hak untuk meminta otoritas imigrasi melarangnya kembali ke Indonesia. Tapi, sejauh ini belum ada yang melakukannya. Dia juga mengonfirmasi Leo masuk dan keluar dari Indonesia dengan visa dan dokumen imigrasi yang sah.
Akhir pekan lalu, Leo mengunjungi Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh. Dia juga mengunggah fotonya bersama sejumlah gajah beserta pawangnya dan ketika dia sedang bersama seekor orang utan.
“Perluasan kebun kelapa sawit memecah belah hutan dan memotong koridor migrasi kunci para gajah,” ujar Leo di akun Instagram-nya.
Dia menyebut area itu sebagai hotspot keanekaragaman hayati kelas dunia. “Perluasan kebun kelapa sawit menghancurkan tempat unik tersebut,” kata dia.
Gara-gara komentar itu, Leo kemudian terancam dideportasi. Sebelumnya, bintang The Revenant ini dinilai melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap perkebunan kelapa sawit Aceh ketika berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Minggu (27/3) lalu.
“Kalau ada pernyataan yang mendiskreditkan pemerintah maupun kepentingan Indonesia, dia bisa dideportasi. Karena dia sedang berada di Indonesia. Imigrasi punya hak mendeportasinya,” ujar Dirjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Ronny F Sompie saat itu.
Meski begitu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya justru memuji langkah Leo. Dia menilai apa yang dilakukan aktor yang baru saja meraih piala Oscar itu telah meningkatkan kesadaran terhadap ancaman yang dihadapi gajah, orang utan, badak dan harimau Sumatera.
Menurut Leo, orangutan Sumatera yang langka menghadapi kepunahan karena hutan hujan terus dibabat untuk memenuhi permintaan minyak kelapa sawit. Praktik pembabatan dan pembakaran hutan telah menghancurkan wilayah hutan yang luas di Indonesia tiap tahun terutama pada musim kemarau.
Kritikus menyebut praktik ini menimbulkan kabut asap yang mencemari negara tetangga dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Api kadang dipakai untuk membersihkan tanah bagi perkebunan, termasuk kebun kelapa sawit.
Tahun lalu, Leo mendonasikan lebih dari USD13,5 juta untuk organisasi lingkungan. “Kehancuran planet kita terus berlanjut dengan cepat dan kita tidak bisa lagi mengabaikannya,” ujar dia kala itu.
(alv)