Hindari Diabetes dengan Ubah Pola Hidup Sekarang
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 96 juta penyandang diabetes tinggal di Asia Tenggara dan jumlahnya diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Parahnya, separuh dari mereka yang menyandang diabetes tidak menyadari mengalami diabetes.
Akibatnya, penderita diabetes tidak terdiagnosis dan tidak diobati hingga mengakibatkan komplikasi berat seperti retinopati, penyakit ginjal, stroke, serangan jantung dan kematian dini.
Padahal, pengobatan diabetes melitus pada tahap yang paling ringan dinilai cukup mudah. Yaitu tidak memerlukan obat, namun dengan mengubah pola hidup menjadi pola hidup sehat.
"Jika penyakit diabetes sudah diketahui, baru saja diketahui, dan belum ada komplikasi, obatnya bukan pakai obat tapi mengubah pola hidup," papar Pakar Diabetes Prof Dr dr Sidartawan Soegondo saat ditemui Sindonews di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Sidartawan menjelaskan, pengobatan untuk penderita diabetes tidaklah sama tergantung pada tingkatan penyakit yang dialami. Bagi mereka yang mengalami komplikasi, maka harus mengonsumsi banyak obat.
"Sekali lagi, kalau kita mengobati seseorang tergantung pada tahap mana penyakitnya. Tidak bisa dikatakan obat diabetes hanya satu atau dua, tergantung kondisi pasien saat datang ke tenaga kesehatan," ujar dia.
Meski diabetes tidak bisa diobati, namun sebagai bentuk pencegahan, Sidartawan menyarankan masyarakat untuk melakukan deteksi dini diabetes. Selain itu, agar memiliki hidup yang berkualitas dan memperpanjang masa hidup, maka penderita diabetes harus mengendalikan kadar gula darah.
Sementara, obat menjadi pilihan terakhir. "Tapi semua pengobatan harus mengatur aktivitas tubuh yaitu berolahraga, mengatur pola makan, baru terakhir dengan obat," pungkas dia.
Akibatnya, penderita diabetes tidak terdiagnosis dan tidak diobati hingga mengakibatkan komplikasi berat seperti retinopati, penyakit ginjal, stroke, serangan jantung dan kematian dini.
Padahal, pengobatan diabetes melitus pada tahap yang paling ringan dinilai cukup mudah. Yaitu tidak memerlukan obat, namun dengan mengubah pola hidup menjadi pola hidup sehat.
"Jika penyakit diabetes sudah diketahui, baru saja diketahui, dan belum ada komplikasi, obatnya bukan pakai obat tapi mengubah pola hidup," papar Pakar Diabetes Prof Dr dr Sidartawan Soegondo saat ditemui Sindonews di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Sidartawan menjelaskan, pengobatan untuk penderita diabetes tidaklah sama tergantung pada tingkatan penyakit yang dialami. Bagi mereka yang mengalami komplikasi, maka harus mengonsumsi banyak obat.
"Sekali lagi, kalau kita mengobati seseorang tergantung pada tahap mana penyakitnya. Tidak bisa dikatakan obat diabetes hanya satu atau dua, tergantung kondisi pasien saat datang ke tenaga kesehatan," ujar dia.
Meski diabetes tidak bisa diobati, namun sebagai bentuk pencegahan, Sidartawan menyarankan masyarakat untuk melakukan deteksi dini diabetes. Selain itu, agar memiliki hidup yang berkualitas dan memperpanjang masa hidup, maka penderita diabetes harus mengendalikan kadar gula darah.
Sementara, obat menjadi pilihan terakhir. "Tapi semua pengobatan harus mengatur aktivitas tubuh yaitu berolahraga, mengatur pola makan, baru terakhir dengan obat," pungkas dia.
(alv)