Pentingnya ASI dalam Menunjang Sistem Kekebalan Tubuh Anak
A
A
A
JAKARTA - Di acara Temu Wicara Kesehatan Anak yang digelar dalam rangka memperingati hari jadi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-62 dan Hari Anak Nasional 2016, dr. Reni Wigati, Sp.A(K) juga sempat menyinggung tentang peranan air Susu ibu (ASI) bagi tumbuh kembang anak. Dr. Reni menjelaskan bahwa, perbedaan ASI dengan susu formula adalah ada fungsi utamanya yakni memberikan antibody yang kuat pada anak. Antibody yang hanya dimiliki oleh ASI ini dapat membuat anak-anak lebih sehat dan jarang sakit.
“Yang sangat berbeda dari susu formula dengan ASI itu terletak pada antibody-nya. Jadi pabrik-pabrik susu formula tentu berusaha mencapai komposisi yang menyerupai ASI. Makanya harga susu formula itu tidak murah, karena mereka harus melakukan penelitian dulu. ASI ini isinya apa lalu bagaimana caranya supaya susu formula mereka mirip. Tapi sebagus-bagusnya susu formula belum ada yang bisa membuat antibody,” papar dia ketika ditemui di RSIA Evasari, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Yang paling penting dari asupan ASI ini adalah pengaruhnya pada antibody atau pertahanan tubuh. Selain itu, ASI juga bisa menghindarkan anak dari alergi.
“Anak-anak dengan susu formula itu tidak minum susu manusia, melainkan dari spesies lain dan angka alerginya akan tinggi sekali dibandingkan dia minum susu ibunya sendiri. Kalau memang anak dengan susu formula tidak alergi atau antibodynya kuat dan stimulasi orang tua dilakukan dengan baik ke anak, insya Allah anak tidak akan mengalami gangguan pertumbuhan,” ujar Reni.
Ibu dua orang anak ini juga menjelaskan bahwa anak-anak idealnya mengonsumsi ASI hingga usia dua tahun, yakni enam bulan secara eksklusif dan setelahnya dikonsumsi bersamaan dengan makanan pendamping ASI atau yang biasa dikenal dengan MPASI. Dr. Reni menekankan bahwa jangan sampai kelewatan memberikan MPASI lebih dari usia enam bulan, karena itu akan membuat gangguan nutrisi pada anak.
“ASI idealnya sampai dua tahun, eksklusif sampai enam bulan, dan jangan kebobolan untuk memberikan makanan pendamping atau MPASI, karena bisa gangguan nutrisi. MPASI paling lambat itu usia enam bulan, ada yang sudah mulai di usia empat bulan kalau memang perlu. Tapi di bawah itu, misalnya kita anggap ASI-nya kurang untuk beberapa kasus, tentunya harus dengan konsultasi ke dokter, kita bisa anjurkan untuk mengganti dengan susu formula sebagai pendamping,” pungkasnya.
“Yang sangat berbeda dari susu formula dengan ASI itu terletak pada antibody-nya. Jadi pabrik-pabrik susu formula tentu berusaha mencapai komposisi yang menyerupai ASI. Makanya harga susu formula itu tidak murah, karena mereka harus melakukan penelitian dulu. ASI ini isinya apa lalu bagaimana caranya supaya susu formula mereka mirip. Tapi sebagus-bagusnya susu formula belum ada yang bisa membuat antibody,” papar dia ketika ditemui di RSIA Evasari, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Yang paling penting dari asupan ASI ini adalah pengaruhnya pada antibody atau pertahanan tubuh. Selain itu, ASI juga bisa menghindarkan anak dari alergi.
“Anak-anak dengan susu formula itu tidak minum susu manusia, melainkan dari spesies lain dan angka alerginya akan tinggi sekali dibandingkan dia minum susu ibunya sendiri. Kalau memang anak dengan susu formula tidak alergi atau antibodynya kuat dan stimulasi orang tua dilakukan dengan baik ke anak, insya Allah anak tidak akan mengalami gangguan pertumbuhan,” ujar Reni.
Ibu dua orang anak ini juga menjelaskan bahwa anak-anak idealnya mengonsumsi ASI hingga usia dua tahun, yakni enam bulan secara eksklusif dan setelahnya dikonsumsi bersamaan dengan makanan pendamping ASI atau yang biasa dikenal dengan MPASI. Dr. Reni menekankan bahwa jangan sampai kelewatan memberikan MPASI lebih dari usia enam bulan, karena itu akan membuat gangguan nutrisi pada anak.
“ASI idealnya sampai dua tahun, eksklusif sampai enam bulan, dan jangan kebobolan untuk memberikan makanan pendamping atau MPASI, karena bisa gangguan nutrisi. MPASI paling lambat itu usia enam bulan, ada yang sudah mulai di usia empat bulan kalau memang perlu. Tapi di bawah itu, misalnya kita anggap ASI-nya kurang untuk beberapa kasus, tentunya harus dengan konsultasi ke dokter, kita bisa anjurkan untuk mengganti dengan susu formula sebagai pendamping,” pungkasnya.
(alv)