Tetapi terdapat pula beberapa kondisi yang harus segera dikonsultasikan ke dokter. Dijelaskan dr. Muhammad Deryl Ivansyah, Sp.OT, kelainan kaki anak tidak hanya disebabkan oleh kelainan tulang, namun dapat juga disebabkan oleh kelainan otot, saraf, dan ligamen.
Baca juga : Hadapi Musim Hujan saat Pandemi, Tubuh Butuh Nutrisi Agar Imunitas Terjaga
“Kelainan kaki pada anak banyak sekali, beberapa contoh kelainan kaki anak yang paling sering dikeluhkan orang tua, diantaranya kaki ceper (flat feet), kaki pengkor (CTEV/ clubfoot), kaki O (bow legs), dan kaki X (knock knees),” tutur spesialis orthopaedi dan traumatologi RSUI itu.
Baca Juga:
Dipaparkan dr. Deryl, kaki ceper pada anak usia dibawah enam tahun masih tergolong dalam kondisi yang wajar karena ligamen anak lebih lentur dan banyaknya lemak di telapak kaki. Namun jika sudah berusia enam tahun, kondisi kakinya masih ceper, perlu dikonsultasikan ke dokter. Terlebih jika anak merasakan nyeri, aktivitasnya terbatas, dan hanya satu kaki yang terlibat dalam aktivitas.
Kondisi kaki pengkor, dokter Deryl mengatakan bahwa kondisi ini mudah dideteksi, bahkan saat anak masih dalam kandungan melalui USG diakhir trimester kedua kehamilan. Dokter kandungan biasanya akan menginfokan hal ini. Untuk tatalaksana kaki pengkor, metode ponseti menjadi salah satu solusi yang mudah dan murah.
Baca juga : 4 Olahraga yang Bisa Menghilangkan Perut Buncit
“Semakin dini dilakukan, semakin baik hasilnya. Angka keberhasilan metode ini dapat mencapai 95% jika dilakukan dengan benar, dan 70% kasus bahkan tidak perlu dilakukan operasi jika ditangani sebelum usia lima bulan,” jelas dr. Deryl.
Adapun untuk kondisi kaki O pada anak, dr. Deryl mengatakan bahwa kondisi ini masih dianggap normal sampai anak berusia tiga tahun.