Benarkah Puasa Sebabkan Dehidrasi Kulit?

Senin, 20 Juni 2016 - 13:25 WIB
Benarkah Puasa Sebabkan Dehidrasi Kulit?
Benarkah Puasa Sebabkan Dehidrasi Kulit?
A A A
BANDUNG - Lebih dari 70 persen tubuh manusia terdiri dari cairan. Maka tak heran rasanya, jika manusia harus mengonsumsi air minum sedikitnya 2 liter dalam sehari.

Namun, ketika berpuasa, selama kurang lebih 13 jam, kita tidak mengonsumsi air minum. Apakah dengan begitu, kulit akan menjadi kering? Dan bahkan menyebabkan dehidrasi pada kulit?

Menurut dokter spesialis Kulit dan Kelamin, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandunģ, dr. Kartika Ruchiatan, SpKK, M.Kes, meski pun tengah berpuasa, sebenarnya kulit bisa menjadi tidak kering. Hal ini tentu diantisipasi dengan konsumsi minum saat sahur dan setelah berbuka puasa.

Ia mengatakan, tidak mudah kulit untuk langsung terkena dehidrasi. Pasalnya, untuk menyebabkan dehidrasi pada kulit harus melalui proses waktu yang panjang dan lama. Berbeda dengan puasa, saat tidak mengonsumsi air, maka saat berbuka anda bisa langsung minum air agar terhindar daei dehidrasi kulit.

"Jangan menjadikan puasa sebagai kambing hitam dari keringnya kulit kita. Hal itu bisa jadi karena asupan air minum kita memang kurang ketika sahur dan buka, atau karena faktor cuaca," terangnya.

Secara medis, dibatasinya olahan metabolisme dalam tubuh melalu proses berpuasa, sebenarnya bagi organ tubuh manusia berdampak positif. Hal ini berkaitan, pada setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan didalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, serta dalam bentuk lemak dan glikogen.

Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi jika tubuh tidak mendapat supplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpannya. Peristiwa ini lazim disebut Peremajaan Sel. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila orang yang sering berpuasa, kulitnya akan menjadi lebih segar dan lembut.

Kekeringan pada kulit, selain bisa langsung terganti saat buka puasa, juga bisa terganti dengan semakin seringnya berwudlu. Umumnya, umat muslim mengerjakan salat 5 hari sekali.

"Itu artinya dalam sehari, kulit kita terpapar air sebanyak lima kali. Di bulan puasa ini, tentu banyak amalan sunnah yang bisa dikerjakan dan sebelumnya berwudu," ujarnya.

Ia menuturkan, gangguan pada kulit, sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh tingkat kebersihan dan perubahan cuaca. Khususnya bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan, berpotensi lebih besar kulitnya kering akibat paparan sinar matahari langsung.

Namun hal ini sebenarnya bisa dihindari dengan, menjauhkan diri dari paparan suhu panas atau dingin yang terlalu ekstrem. Ketika sahur dan berbuka cairan tubuh harus dipenuhi. Lanjutkan dengan mandi menggunakan sabun ber-pH seimbang yang cocok dengan kulit, kemudian menggunakan pelembab.

"Tidak ada alasan bagi anda untuk tetap cantik dan bersih saat berpuasa. Kekeringan kulit bisa diantisipasi, asalkan pemenuhan cairannya memadai," jelas Kartika.

Menurutnya, beberapa penyakit kulit juga disebabkan oleh pikiran yang stress. Misalkan saja jerawat. Pada hakikatnya berpuasa membuat seseorang menjadi lebih sering beribadah dan hal itu berimplikasi pada ketenangan hati seseorang.

Untuk itu, tidak heran jika berpuasa bisa mengurangi dampak seseorang berjerawat melalui pikiran yang tenang. Terlebih, puasa pun diyakini sebagai proses detoksifikasi, yang tak hanya berpengaruh terdapat kondisi organ internal dan produksi hormon, tetapi juga terhadap kesehatan kulit anda.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7976 seconds (0.1#10.140)