Hijab Lindungi Penderita PMLE
A
A
A
INGGRIS - Bagi wanita Muslim, berhijab merupakan suatu keharusan. Pasalnya, selain perintah agama, hal ini juga bisa melindungi wanita dari hal yang tidak diinginkan. Namun, bagi wanita asal Inggris, Dennis Queen, berhijab memberikan manfaat yang besar bagi kesehatannya.
Dennis mengungkapkan, bahwa menggunakan pakaian muslim bisa melindunginya dari paparan sinar matahari yang merusak kulitnya. Dennis sendiri didiagnosa menderita Polymorphous Light Eruption (PMLE) atau respon abnormal kulit terhadap sinar matahari. PMLE menyebabkan kulit kemerahan, gatal di leher, wajah dan lengan setelah terpapar matahari.
Dilansir dari Daily Mail, untuk mengatasi hal tersebut, Dennis pun memilih mengenakan abaya dan hijab. Hasilnya, ibu empat orang anak ini bisa kembali menjalani aktivitasnya di siang hari. Sebelumnya, dia harus bergantung dengan krim matahari dan topi untuk melindungi diri dari paparan matahari.
“Ketika pertama kali alami PMLE, saya mencoba memakai krim matahari dan topi untuk melindungi diri dari matahari. Tapi itu tidak membantu sama sekali. Ruam merah sama sekali tidak bisa ditahan, hingga akhirnya saya hanya bisa bersembunyi,” papar Dennis.
PMLE muncul saat musim panas. Di mana Dennis kerap mengenakan pakaian terbuka, sampai akhirnya dia mendapati kulitnya gatal dan bentol-bentol merah muda. Setelah melakukan konsultasi, dokter pun mengatakan, Dennis mengalami PMLE.
“Pada awalnya saya cemas karena tidak tahu bagaimana mengatasi kondisi ini. Ruam yang muncul bisa sangat gatal seperti habis disengat serangga. Pakaian khusus untuk kulit sensitif pun sangat mahal atau terlalu mengekspos kulit,” ungkapnya.
Meski mengenakan hijab, Dennis mengaku tidak mengubah keyakinannya. “Hijab dan abaya ini adalah satu-satunya hal yang bisa memberi perlindungan nyata bagi tubuhku dari ganasnya matahari. Saya benar-benar nyaman memakai ini sekarang. Dengan banyaknya dukungan dari teman, saya benar-benar merasa cukup bebas. Dan saya tidak peduli dengan pikiran rasis orang-orang terhadap pilihan saya,” pungkasnya.
Dennis mengungkapkan, bahwa menggunakan pakaian muslim bisa melindunginya dari paparan sinar matahari yang merusak kulitnya. Dennis sendiri didiagnosa menderita Polymorphous Light Eruption (PMLE) atau respon abnormal kulit terhadap sinar matahari. PMLE menyebabkan kulit kemerahan, gatal di leher, wajah dan lengan setelah terpapar matahari.
Dilansir dari Daily Mail, untuk mengatasi hal tersebut, Dennis pun memilih mengenakan abaya dan hijab. Hasilnya, ibu empat orang anak ini bisa kembali menjalani aktivitasnya di siang hari. Sebelumnya, dia harus bergantung dengan krim matahari dan topi untuk melindungi diri dari paparan matahari.
“Ketika pertama kali alami PMLE, saya mencoba memakai krim matahari dan topi untuk melindungi diri dari matahari. Tapi itu tidak membantu sama sekali. Ruam merah sama sekali tidak bisa ditahan, hingga akhirnya saya hanya bisa bersembunyi,” papar Dennis.
PMLE muncul saat musim panas. Di mana Dennis kerap mengenakan pakaian terbuka, sampai akhirnya dia mendapati kulitnya gatal dan bentol-bentol merah muda. Setelah melakukan konsultasi, dokter pun mengatakan, Dennis mengalami PMLE.
“Pada awalnya saya cemas karena tidak tahu bagaimana mengatasi kondisi ini. Ruam yang muncul bisa sangat gatal seperti habis disengat serangga. Pakaian khusus untuk kulit sensitif pun sangat mahal atau terlalu mengekspos kulit,” ungkapnya.
Meski mengenakan hijab, Dennis mengaku tidak mengubah keyakinannya. “Hijab dan abaya ini adalah satu-satunya hal yang bisa memberi perlindungan nyata bagi tubuhku dari ganasnya matahari. Saya benar-benar nyaman memakai ini sekarang. Dengan banyaknya dukungan dari teman, saya benar-benar merasa cukup bebas. Dan saya tidak peduli dengan pikiran rasis orang-orang terhadap pilihan saya,” pungkasnya.
(nfl)