Starbucks Buat Barista Keterbatasan Fisik Lebih Eksklusif
A
A
A
MALAYSIA - Memesan makanan di restoran makanan cepat saji adalah hal yang mudah, tapi bagi jutaan orang dengan keterbatasan fisik, proses ini dapat menjadi hal yang begitu rumit. Bahkan dapat menjadi sesuatu yang memalukan.
Nah, baru-baru ini Starbucks berupaya membuat masyarakat dengan keterbatasan fisik menjadi lebih eksklusif. Kedai kopi ini telah membuka kafe di Malaysia yang didedikasikan untuk mempekerjakan para barista yang mengalami masalah pendengaran atau tuli.
Inisiatif ini dilakukan Starbucks yang bekerja sama dengan The Society of Interpreters for the Deaf (SID) untuk mempromosikan peluang bagi para masyarakat tuli di Negeri Jiran tersebut.
“Kami bangga bisa bekerja sama dengan Starbucks untuk memberikan kesempatan kerja bagi orang-orang tuli. Melalui Starbucks, mereka akan dilatih dan diberdayakan untuk bergerak maju dalam karier mereka dan ini akan memberikan mereka rasa bangga serta prestasi dalam jangka panjang” kata Ketua SID Malaysia Alvin YM Wong.
Kafe yang dibuka untuk seluruh kalangan masyarakat ini akan memudahkan pelanggan memesan dengan bahasa isyarat atau melalui kios digital, di mana Anda dapat menggunakan kartu dengan saldo sehingga Anda akan mendapatkan hadiah dan minuman sesuai pesanan.
Dilansir Foxnews, Biasanya pelanggan Starbucks akan menunggu nama mereka dipanggil oleh para barista, di kafe ini pelanggan dapat melihat ke arah papan digital yang terletak di atas meja pick-up untuk melihat apakah pesanan mereka telah siap atau belum.
Kafe ini akan mempekerjakan 10 orang tuli dan tiga orang normal sebagai karyawan untuk membantu jalannya proses pelayanan. SID juga menyediakan dua penerjemah bahasa isyarat untuk menerjemahkan selama masa perekrutan, pelatihan, dan pembinaan untuk mereka yang tuli. Penerjemah juga akan mengajarkan bahasa isyarat untuk mendengar karyawan.
Manajer Mohammad Aizad Bin Ariffin yang juga penderita gangguan pendengaran mengatakan sejak bergabung dengan Starbucks tiga tahun yang lalu sebagai barista, dia ingin menjadi manajer tuli pertama di toko Starbucks Malaysia tersebut.
“Dan kini saya telah menjadi manajer. Saya telah mencapai mimpi ini. Ini perasaan yang luar biasa untuk bisa berbagi perjalanan saya dan membantu memotivasi teman-teman yang tuli lainnya,” katanya.
Nah, baru-baru ini Starbucks berupaya membuat masyarakat dengan keterbatasan fisik menjadi lebih eksklusif. Kedai kopi ini telah membuka kafe di Malaysia yang didedikasikan untuk mempekerjakan para barista yang mengalami masalah pendengaran atau tuli.
Inisiatif ini dilakukan Starbucks yang bekerja sama dengan The Society of Interpreters for the Deaf (SID) untuk mempromosikan peluang bagi para masyarakat tuli di Negeri Jiran tersebut.
“Kami bangga bisa bekerja sama dengan Starbucks untuk memberikan kesempatan kerja bagi orang-orang tuli. Melalui Starbucks, mereka akan dilatih dan diberdayakan untuk bergerak maju dalam karier mereka dan ini akan memberikan mereka rasa bangga serta prestasi dalam jangka panjang” kata Ketua SID Malaysia Alvin YM Wong.
Kafe yang dibuka untuk seluruh kalangan masyarakat ini akan memudahkan pelanggan memesan dengan bahasa isyarat atau melalui kios digital, di mana Anda dapat menggunakan kartu dengan saldo sehingga Anda akan mendapatkan hadiah dan minuman sesuai pesanan.
Dilansir Foxnews, Biasanya pelanggan Starbucks akan menunggu nama mereka dipanggil oleh para barista, di kafe ini pelanggan dapat melihat ke arah papan digital yang terletak di atas meja pick-up untuk melihat apakah pesanan mereka telah siap atau belum.
Kafe ini akan mempekerjakan 10 orang tuli dan tiga orang normal sebagai karyawan untuk membantu jalannya proses pelayanan. SID juga menyediakan dua penerjemah bahasa isyarat untuk menerjemahkan selama masa perekrutan, pelatihan, dan pembinaan untuk mereka yang tuli. Penerjemah juga akan mengajarkan bahasa isyarat untuk mendengar karyawan.
Manajer Mohammad Aizad Bin Ariffin yang juga penderita gangguan pendengaran mengatakan sejak bergabung dengan Starbucks tiga tahun yang lalu sebagai barista, dia ingin menjadi manajer tuli pertama di toko Starbucks Malaysia tersebut.
“Dan kini saya telah menjadi manajer. Saya telah mencapai mimpi ini. Ini perasaan yang luar biasa untuk bisa berbagi perjalanan saya dan membantu memotivasi teman-teman yang tuli lainnya,” katanya.
(tdy)