4 Tipe Orangtua yang Bisa Sukseskan Anak
A
A
A
JAKARTA - Kompetisi global sudah di depan mata, bahkan Indonesia sudah mulai memasuki pasar bebas regional dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persaingan semakin kompetitif, apalagi di masa depan. Untuk itu, anak harus dibekali dengan kemampuan yang sesuai dengan kondisi tersebut.
Marketing Director EF English First Joris Satyadharma mengungkapkan, hasil penelitian EF menemukan adanya perubahan pada tujuan belajar bahasa Inggris anak-anak dan remaja. Perubahan yang terjadi tadinya fokus pada nilai di sekolah menjadi lebih bersifat kebutuhan sehari-hari.
"Anak-anak dan remaja saat ini belajar bahasa Inggris untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap dunia," ujar Joris dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews.
Ia melanjutkan, perubahan ini terjadi karena adanya perkembangan dalam kehidupan mereka. Anak dan remaja saat ini didominasi oleh perkembangan digital melalui internet dan sosial media.
"Keterbukaan ini menuntun kita kepada kompetisi global, khususnya bagi generasi muda," katanya.
Di era yang makin kompetitif ini, orangtua memiliki peran penting dalam keterlibatannya terhadap kesuksesan anak. Terdapat empat tipe orangtua berdasarkan riset yang dilakukan oleh EF yaitu:
1. Ambitious Commander
Gaya pengasuhan ini memiliki tujuan yang jelas dan visi ideal bagi anak mereka. Cenderung dominan dalam pengambilan keputusan dengan mendorong mereka untuk medapatkan keahlian tertentu agar mereka dapat tampil unggul di sekolah maupun luar sekolah.
Keberhasilan bagi mereka adalah saat melihat anak-anak berada di atas.
2. Silent Achiever
Gaya pengasuhan ini percaya bahwa pertumbuhan alami sangat penting untuk perkembangan yang sehat anak mereka. Mereka cenderung mencari yang terbaik bagi anak-anak dan membangun lingkungan yang dapat dapat menarik minat belajar anak.
3. Short-Term Worrier
Gaya pengasuhan ini memberikan kebebasan bagi anak-anak dan menyediakan pengaman bila mereka terjatuh. Mereka cenderung membandingkan performa anak lain sebagai tolak ukur dan menjadi khawatir ketika menyadari anak mereka mengalami ketertinggalan.
4. Happy-Go-Lucky
Gaya pengasuhan ini menekankan pada kebebasan perkembangan bagi anak mereka. Mereka memiliki kepercayaan besar akan kemampuan anak dan tidak khawatir akan tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Mereka berusaha membangun hubungan yang kuat, mendukung kebutuhan mereka dan memastikan mereka hidup nyaman dan bahagia.
Marketing Director EF English First Joris Satyadharma mengungkapkan, hasil penelitian EF menemukan adanya perubahan pada tujuan belajar bahasa Inggris anak-anak dan remaja. Perubahan yang terjadi tadinya fokus pada nilai di sekolah menjadi lebih bersifat kebutuhan sehari-hari.
"Anak-anak dan remaja saat ini belajar bahasa Inggris untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap dunia," ujar Joris dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews.
Ia melanjutkan, perubahan ini terjadi karena adanya perkembangan dalam kehidupan mereka. Anak dan remaja saat ini didominasi oleh perkembangan digital melalui internet dan sosial media.
"Keterbukaan ini menuntun kita kepada kompetisi global, khususnya bagi generasi muda," katanya.
Di era yang makin kompetitif ini, orangtua memiliki peran penting dalam keterlibatannya terhadap kesuksesan anak. Terdapat empat tipe orangtua berdasarkan riset yang dilakukan oleh EF yaitu:
1. Ambitious Commander
Gaya pengasuhan ini memiliki tujuan yang jelas dan visi ideal bagi anak mereka. Cenderung dominan dalam pengambilan keputusan dengan mendorong mereka untuk medapatkan keahlian tertentu agar mereka dapat tampil unggul di sekolah maupun luar sekolah.
Keberhasilan bagi mereka adalah saat melihat anak-anak berada di atas.
2. Silent Achiever
Gaya pengasuhan ini percaya bahwa pertumbuhan alami sangat penting untuk perkembangan yang sehat anak mereka. Mereka cenderung mencari yang terbaik bagi anak-anak dan membangun lingkungan yang dapat dapat menarik minat belajar anak.
3. Short-Term Worrier
Gaya pengasuhan ini memberikan kebebasan bagi anak-anak dan menyediakan pengaman bila mereka terjatuh. Mereka cenderung membandingkan performa anak lain sebagai tolak ukur dan menjadi khawatir ketika menyadari anak mereka mengalami ketertinggalan.
4. Happy-Go-Lucky
Gaya pengasuhan ini menekankan pada kebebasan perkembangan bagi anak mereka. Mereka memiliki kepercayaan besar akan kemampuan anak dan tidak khawatir akan tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Mereka berusaha membangun hubungan yang kuat, mendukung kebutuhan mereka dan memastikan mereka hidup nyaman dan bahagia.
(nfl)