Berkat Ekspresi Puitis Baru, Bob Dylan Dapat Hadiah Nobel Sastra
A
A
A
STOCKHOLM - Bob Dylan mencetak sejarah dalam perjalanan penganugerahan Nobel. Pada Kamis (13/10/2016), penyanyi asal Amerika Serikat (AS) itu diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra. Keputusan yang mengejutkan ini membuat pria berusia 75 tahun ini menjadi satu-satunya penyanyi—penulis lagu yang memenangkan penghargaan ini.
Bob selama ini dikenal sebagai suara generasi atas lagu-lagunya yang berpengaruh pada 1960an hingga kini. Swedish Academy yang memberikan penghargaan ini menilai pria bernama asli Robert Allen Zimmerman ini telah menciptakan ekspresi puitis dalam tradisi lagu Amerika.
Ketika pengumuman pemenang ini diumumkan di aula Royal Academy di Stockholm, Swedia, banyak yang menahan napas. Tapi, begitu nama Bob disebut, suara tawa yang jarang terjadi pun meletus. Dengan demikian, pelantun Under The Red Sky ini menempatkan dirinya bersama Winston Churchill, Thomas Mann dan Rudyard Kipling sebagai penerima Nobel.
“Bob punya status ikon. Pengaruhnya terhadap musik kontemporer sangat mendalam,” papar Swedish Academy, seperti dikutip Reuters.
Sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra, Bob berhak mendapatkan hadiah sebesar 8 juta kron Swedia (Rp11,8 miliar). “Dia mungkin penyair terhebat yang masih hidup,” ujar anggota Swedish Academy Per Wastberg.
Selama bertahun-tahun, tidak semua orang sepakat bahwa Bob adalah seorang penyair. “Kalau Bob adalah seorang penyair, saya adalah seorang pemain basket,” ujar Norman Mailer, seorang novelis.
Lagu-lagu Bob, seperti Blowin’ in the Wind, The Times They Are a-Changin’, Subterranean Homesick Blues dan Like a Rolling Stone, menangkap semangat pemberontakan, kekecewaan dan kemerdekaan. Selama lebih dari 50 tahun, Bob masih menulis lagu dan sering kali pada saat tur menampilkan liriknya yang puitis, yang terkadang dinyanyikannya dengan suara serak yang diejek para pengkritiknya.
Sejumlah liriknya telah bergema selama puluhan tahun. Blowin’ in the Wind, yang ditulis pada 1962, dianggap sebagai salah satu lagu folk paling bagus sepanjang waktu. The Times They Are a-Changin’ adalah lagu kebangsaan gerakan hak sipil dan protes terhadap Perang Vietnam.
Belum ada tanggapan dari pihak Bob terkait kabar ini. Juru bicaranya, Elliott Mintz, menolak dimintai pendapatnya saat ditelepon Reuters. Dia beralasan masih pagi di Los Angeles, atau sekitar pukul 03.00 waktu setempat ketika pengumuman ini diumumkan. Bob dijadwalkan menggelar konser di Las Vegas pada Kamis pagi waktu setempat.
Sastra adalah hadiah Nobel terakhir yang diberikan tahun ini. Hadiah ini diberi nama sesuai penemu dinamit, Alfred Nobel, dan telah diberikan sejak 1901 atas pencapaian di bidang sains, sastra, dan perdamaian, sesuai wasiatnya.
Bob selama ini dikenal sebagai suara generasi atas lagu-lagunya yang berpengaruh pada 1960an hingga kini. Swedish Academy yang memberikan penghargaan ini menilai pria bernama asli Robert Allen Zimmerman ini telah menciptakan ekspresi puitis dalam tradisi lagu Amerika.
Ketika pengumuman pemenang ini diumumkan di aula Royal Academy di Stockholm, Swedia, banyak yang menahan napas. Tapi, begitu nama Bob disebut, suara tawa yang jarang terjadi pun meletus. Dengan demikian, pelantun Under The Red Sky ini menempatkan dirinya bersama Winston Churchill, Thomas Mann dan Rudyard Kipling sebagai penerima Nobel.
“Bob punya status ikon. Pengaruhnya terhadap musik kontemporer sangat mendalam,” papar Swedish Academy, seperti dikutip Reuters.
Sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra, Bob berhak mendapatkan hadiah sebesar 8 juta kron Swedia (Rp11,8 miliar). “Dia mungkin penyair terhebat yang masih hidup,” ujar anggota Swedish Academy Per Wastberg.
Selama bertahun-tahun, tidak semua orang sepakat bahwa Bob adalah seorang penyair. “Kalau Bob adalah seorang penyair, saya adalah seorang pemain basket,” ujar Norman Mailer, seorang novelis.
Lagu-lagu Bob, seperti Blowin’ in the Wind, The Times They Are a-Changin’, Subterranean Homesick Blues dan Like a Rolling Stone, menangkap semangat pemberontakan, kekecewaan dan kemerdekaan. Selama lebih dari 50 tahun, Bob masih menulis lagu dan sering kali pada saat tur menampilkan liriknya yang puitis, yang terkadang dinyanyikannya dengan suara serak yang diejek para pengkritiknya.
Sejumlah liriknya telah bergema selama puluhan tahun. Blowin’ in the Wind, yang ditulis pada 1962, dianggap sebagai salah satu lagu folk paling bagus sepanjang waktu. The Times They Are a-Changin’ adalah lagu kebangsaan gerakan hak sipil dan protes terhadap Perang Vietnam.
Belum ada tanggapan dari pihak Bob terkait kabar ini. Juru bicaranya, Elliott Mintz, menolak dimintai pendapatnya saat ditelepon Reuters. Dia beralasan masih pagi di Los Angeles, atau sekitar pukul 03.00 waktu setempat ketika pengumuman ini diumumkan. Bob dijadwalkan menggelar konser di Las Vegas pada Kamis pagi waktu setempat.
Sastra adalah hadiah Nobel terakhir yang diberikan tahun ini. Hadiah ini diberi nama sesuai penemu dinamit, Alfred Nobel, dan telah diberikan sejak 1901 atas pencapaian di bidang sains, sastra, dan perdamaian, sesuai wasiatnya.
(alv)