Ini Desain Batik Kediri ala Lenny Agustin di JFW 2017
A
A
A
JAKARTA - Kota Kediri turut meramaikan Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 di hari keempat di Senayan City, Jakarta, Selasa (25/10/2016). Dalam pagelaran kali ini, Kediri menggandeng dua desainer kenamaan Indonesia, Hannie Hananto dan Lenny Agustin.
Hannie Hananto yang mewakili pecinta muslim fashion mencoba mengembangkan tenun ikat Kediri dengan motif pucuk rebung menjadi produk siap pakai, di mana motif tersebut diaplikasikan dalam 24 looks tanpa menghilangkan identitas dari wastra Kediri.
"Saya mengembangkan tenun dalam bentuk yang besar seperti, pucuk rebung atau garis yang besar untuk mengikuti zaman. Ini juga bertujuan agar tenun lebih update lagi dan disukai anak muda. Saya mengubah warna aslinya yang ngejreng, menjadi abu-abu dan hitam sesuai desain saya," kata Hannie.
Sementara Lenny Agustin mengambil tema Jaranan dengan menghadirkan 24 busana ready to wear. Secara konsisten, Lenny yang mewakili pecinta fashion dengan kesan chic dan fancy itu mengembangakan batik Kediri dengan motif khas menggunakan material katun, polyester, dan denim.
"Saya melihat satu keunikan dari motif batik kediri yaitu, kuda lumping dan saya kembangkan. Saya buat menjadi lebih besar motifnya. Saya mengeksplor dan menonjolkan motif kuda lumping itu," jelas Lenny.
Melalui ajang ini, Ketua Dekranasda Kediri Ferry Silviana Feronica Abu Bakar berharap wastra Kediri semakin dikenal luas sehingga tenun dan batik Kediri memberikan dampak besar pada industri. “Dengan begitu, tenun dan batik Kediri nggak tergerus zaman. Tenun dan batik bisa diaplikasikan secara aktual dan mendorong anak2 muda untuk lebih mencintai," terang Feronica.
Hannie Hananto yang mewakili pecinta muslim fashion mencoba mengembangkan tenun ikat Kediri dengan motif pucuk rebung menjadi produk siap pakai, di mana motif tersebut diaplikasikan dalam 24 looks tanpa menghilangkan identitas dari wastra Kediri.
"Saya mengembangkan tenun dalam bentuk yang besar seperti, pucuk rebung atau garis yang besar untuk mengikuti zaman. Ini juga bertujuan agar tenun lebih update lagi dan disukai anak muda. Saya mengubah warna aslinya yang ngejreng, menjadi abu-abu dan hitam sesuai desain saya," kata Hannie.
Sementara Lenny Agustin mengambil tema Jaranan dengan menghadirkan 24 busana ready to wear. Secara konsisten, Lenny yang mewakili pecinta fashion dengan kesan chic dan fancy itu mengembangakan batik Kediri dengan motif khas menggunakan material katun, polyester, dan denim.
"Saya melihat satu keunikan dari motif batik kediri yaitu, kuda lumping dan saya kembangkan. Saya buat menjadi lebih besar motifnya. Saya mengeksplor dan menonjolkan motif kuda lumping itu," jelas Lenny.
Melalui ajang ini, Ketua Dekranasda Kediri Ferry Silviana Feronica Abu Bakar berharap wastra Kediri semakin dikenal luas sehingga tenun dan batik Kediri memberikan dampak besar pada industri. “Dengan begitu, tenun dan batik Kediri nggak tergerus zaman. Tenun dan batik bisa diaplikasikan secara aktual dan mendorong anak2 muda untuk lebih mencintai," terang Feronica.
(tdy)