Cara Tepat Mengolah Daging
A
A
A
JAKARTA - Guna mendapatkan manfaat maksimal dari daging, Emilia Achmadi ahli gizi menyarankan sebaiknya tidak memasukkan zat aditif lain ke dalam masakan. Sebut saja santan. Penggunaan santan akan meningkatkan kandungan lemak dan kalori dari masakan tersebut.
Emilia sendiri lebih suka memanggang daging ketika mengolah protein hewani ini. "Tapi ada kekhawatiran daging akan menjadi karsinogen (pencetus kanker). Iya benar tapi kalau dimakan setiap hari. Tambahkan rosemary dan bumbu lainnya bukan hanya sebagai penambah aroma tapi juga untuk menurunkan risiko karsinigenik itu sendiri," saran Emilia.
Selain itu hindari mendiamkan daging terlalu lama pada suhu ruang karena dapat mengundang bakteri untuk berkembang disamping juga berisiko terkontaminasi. Jika Anda membeli daging di pasar,ketimbang mencuci daging, Emilia menyarankan untuk merebus daging sebentar, kurang lebih tiga sampai lima menit dalam air yang mendidih.
Air harus dalam keadaan mendidih karena cepat membunuh bakteri. Jika belum mendidih, daging sudah dimasukkan, maka dikhawatirkan akan merusak rasa daging itu. "Karena daging di pasar kan digantung dan berada pada suhu ruang," jelasnya.
Adapun Chef Yuda Bustara menyarankan untuk memarinasi daging sekitar 15 menit saja. Tidak perlu sampai seharian. Ketika memasak daging di teflon, tambahkan minyak zaitun untuk menumis agar sedikit renyah.
Senada dengan Emilia, Chef Yuda juga cukup selektif dalam membeli daging. Dia membeli daging di supermarket dalam kondisi di chiller. Begitu sampai di rumah, sebaiknya daging segera di masak.
Kalaupun tidak, bisa disimpan di chiller selama dua hari ke depan. Kalau di freezee bertahan sampai dua minggu, meski ini tidak disarankan.
Untuk diketahui, daging sapi merupakan sumber vitamin B dan mineral seperti zinc, fosfor, dan zat besi yang baik dan penting untuk tubuh. Selain itu, dalam 100 gram daging sapi terkandung sekitar 15 gram lemak (jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh rantai ganda) dan 26 gram protein. Protein dari daging sapi dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan tubuh. Namun jika berlebihan, tentu juga tidak baik.
Emilia sendiri lebih suka memanggang daging ketika mengolah protein hewani ini. "Tapi ada kekhawatiran daging akan menjadi karsinogen (pencetus kanker). Iya benar tapi kalau dimakan setiap hari. Tambahkan rosemary dan bumbu lainnya bukan hanya sebagai penambah aroma tapi juga untuk menurunkan risiko karsinigenik itu sendiri," saran Emilia.
Selain itu hindari mendiamkan daging terlalu lama pada suhu ruang karena dapat mengundang bakteri untuk berkembang disamping juga berisiko terkontaminasi. Jika Anda membeli daging di pasar,ketimbang mencuci daging, Emilia menyarankan untuk merebus daging sebentar, kurang lebih tiga sampai lima menit dalam air yang mendidih.
Air harus dalam keadaan mendidih karena cepat membunuh bakteri. Jika belum mendidih, daging sudah dimasukkan, maka dikhawatirkan akan merusak rasa daging itu. "Karena daging di pasar kan digantung dan berada pada suhu ruang," jelasnya.
Adapun Chef Yuda Bustara menyarankan untuk memarinasi daging sekitar 15 menit saja. Tidak perlu sampai seharian. Ketika memasak daging di teflon, tambahkan minyak zaitun untuk menumis agar sedikit renyah.
Senada dengan Emilia, Chef Yuda juga cukup selektif dalam membeli daging. Dia membeli daging di supermarket dalam kondisi di chiller. Begitu sampai di rumah, sebaiknya daging segera di masak.
Kalaupun tidak, bisa disimpan di chiller selama dua hari ke depan. Kalau di freezee bertahan sampai dua minggu, meski ini tidak disarankan.
Untuk diketahui, daging sapi merupakan sumber vitamin B dan mineral seperti zinc, fosfor, dan zat besi yang baik dan penting untuk tubuh. Selain itu, dalam 100 gram daging sapi terkandung sekitar 15 gram lemak (jenuh, tak jenuh tunggal, dan tak jenuh rantai ganda) dan 26 gram protein. Protein dari daging sapi dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan tubuh. Namun jika berlebihan, tentu juga tidak baik.
(tdy)