Anda Sesak Nafas? Waspadai Jantung Koroner
A
A
A
Jangan abaikan sesak nafas mulai lelah dan pening. Gejala tersebut hanya sebagian dari gejala jantung koroner.
Untuk diketahui, penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah yang memberi makan pada jantung atau otot jantung. Apabila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah tersebut, jantung tidak mendapat suplai oksigen. Sehingga bisa menyebabkan kematian.
Usia rawan untuk terkena penyakit ini ada dikisaran 30 hingga 50 tahun. Setidaknya banyak orang di usia tersebut mengalami serangan jantung.
"Berkisar 15 persen pria berusia 30 tahun ke atas akan berisiko terkena penyakit jantung. Sedangkan wanita memasuki umur 50 tahun," ujar dr. Sony Hilal Wicaksono, Sp.JP dari Rumah Sakit Pondok Indah.
"Pada penyakit jantung koroner, apabila sudah ada gejala, maka sudah dapat dikatakan terlambat. Gejala yang harus disadari adalah nyeri dada saat melakukan aktivitas sehari-hari," jelasnya.
Menjalani pola hidup sehat pun tidak menjamin terhindar dari penyakit ini. Semua itu tidak cukup jika tidak dibarengi dengan melakukan deteksi dini. Medical check-up yang di dalamnya ada rekam jantung dan treadmill test menjadi cara deteksi dini.
Untuk mendapatkan atau mengetahui hasil yang lebih mendekati, Anda dianjurkan menjalani CT scan. Tingkat kemampuan melihat jantung koroner lebih tinggi, di mana yang dinilai adalah pengapuran pada pembuluh darah koroner. Bila ada pengapuran, orang tersebut dianggap memiliki penyakit jantung koroner.
Selain deteksi dini, ciri-ciri penyakit jantung juga penting untuk diketahui. Pertama, sesak napas. Bila Anda mengalaminya, waspadalah. Sering pusing bahkan pingsan, juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit jantung. Ketiga, jantung sering berdebar-debar atau disebut palpitasi. Artinya, jantung sering berdenyut kencang atau melemah tanpa alasan.
Ciri selanjutnya, mudah lelah dan pening. Keringat berlebih juga patut diwaspadai. Dalam beberapa kasus, penderita biasanya mengalami keringat berlebih atau hiperhidrosis. Biasanya keringat berlebih itu dialami pada area tertentu saja seperti di tangan, kaki, ketiak, dan terkadang wajah. Jarang sekali dialami pada seluruh tubuh. Kondisi ini dialami setidaknya satu kali dalam seminggu. (Ardi/MDR)
Untuk diketahui, penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah yang memberi makan pada jantung atau otot jantung. Apabila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah tersebut, jantung tidak mendapat suplai oksigen. Sehingga bisa menyebabkan kematian.
Usia rawan untuk terkena penyakit ini ada dikisaran 30 hingga 50 tahun. Setidaknya banyak orang di usia tersebut mengalami serangan jantung.
"Berkisar 15 persen pria berusia 30 tahun ke atas akan berisiko terkena penyakit jantung. Sedangkan wanita memasuki umur 50 tahun," ujar dr. Sony Hilal Wicaksono, Sp.JP dari Rumah Sakit Pondok Indah.
"Pada penyakit jantung koroner, apabila sudah ada gejala, maka sudah dapat dikatakan terlambat. Gejala yang harus disadari adalah nyeri dada saat melakukan aktivitas sehari-hari," jelasnya.
Menjalani pola hidup sehat pun tidak menjamin terhindar dari penyakit ini. Semua itu tidak cukup jika tidak dibarengi dengan melakukan deteksi dini. Medical check-up yang di dalamnya ada rekam jantung dan treadmill test menjadi cara deteksi dini.
Untuk mendapatkan atau mengetahui hasil yang lebih mendekati, Anda dianjurkan menjalani CT scan. Tingkat kemampuan melihat jantung koroner lebih tinggi, di mana yang dinilai adalah pengapuran pada pembuluh darah koroner. Bila ada pengapuran, orang tersebut dianggap memiliki penyakit jantung koroner.
Selain deteksi dini, ciri-ciri penyakit jantung juga penting untuk diketahui. Pertama, sesak napas. Bila Anda mengalaminya, waspadalah. Sering pusing bahkan pingsan, juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit jantung. Ketiga, jantung sering berdebar-debar atau disebut palpitasi. Artinya, jantung sering berdenyut kencang atau melemah tanpa alasan.
Ciri selanjutnya, mudah lelah dan pening. Keringat berlebih juga patut diwaspadai. Dalam beberapa kasus, penderita biasanya mengalami keringat berlebih atau hiperhidrosis. Biasanya keringat berlebih itu dialami pada area tertentu saja seperti di tangan, kaki, ketiak, dan terkadang wajah. Jarang sekali dialami pada seluruh tubuh. Kondisi ini dialami setidaknya satu kali dalam seminggu. (Ardi/MDR)
(bbk)