Pesona Wae Rebo Taklukkan Daniel Mananta Berwisata

JAKARTA - Pesona Wae Rebo di Barat Daya Kota Ruteng, pusat kota Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memang tanpa tanding, layaknya daratan yang menyatu dengan awan.

Menjadi wajar jika banyak orang terkagum-kagum dengan wisata di atas awan ini. Daniel Mananta pun demikian. Sejak dua tahun lalu menapakan kakinya di sana, dia mengaku masih kerasan dengan Wae Rebo. Alasannya sederhana. Dari semua tempat wisata di Indonesia yang telah didatangi, Wae Rebo yang paling indah.

"Tempat wisata yang paling indah menurut saya sejauh ini adalah Flores. Pas ke Wae Rebo, saya terpukau banget," kata Daniel.

Untuk mencapai daerah itu, dia harus menggunakan motor tril selama tiga jam perjalanan. Cukup panjan dan melelahkan, tetapi dibayar kontan dengan sambutan hangat warga dan pemandangan yang menganggumkan.

"Saya disambut dengan sangat ramah oleh warga sekitar. Kita main bola. Kita boleh tidur di rumah adatnya mereka juga," sambung pria yang suka pergi liburan sendirian ini.

Tidak hanya itu, Daniel juga mengaku dimainkan alat musik dengan lagu-lagu bahasa asli di sana, meski tidak mengerti lagu tersebut, tetapi terdengar indah.

"Entahlah, itu pengalaman yang saya enggak bisa lupain. Mereka juga mainkan kita musik. Itu dua tahun lalu. Saya mau banget main ke sana lagi," terangnya.

Saat itu, Daniel mengaku sedang dalam misi membangun gereja di Flores. Di sela proyek itu, dia menyempatkan diri untuk melipir ke Wae Rebo dan liburan di sana.

Wae Rebo merupakan kampung, bagian dari Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat. Posisinya berada di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Di sini, wisatawan bisa melihat dan tinggal di Mbaru Niang, rumah tradisional Flores yang hanya ada di Wae Rebo, dan telah mendapat penghargaan dari UNESCO.