Asyiknya Menikmati Beragam Hidangan Khas Australia
A
A
A
JAKARTA - Lanskap Australia yang unik dan subur menawarkan cita rasa alami yang tiada duanya. Sejumlah restoran Melbourne merayakan keunikan ini dengan menawarkan berbagai hidangan khas Australia. Jika berkesempatan ke Australia, tepatnya di Melbourne, beberapa restoran yang masuk 50 teratas di dunia ini pun bisa dikunjungi.
Pertama Attica, restoran yang menduduki posisi 32 pada daftar World’s Top 50 Restaurants dan memelopori perpaduan bahan asli Australia ke dalam menu ini diciptakan oleh chef dan pemilik restoran Ben Shewry, mulai penggunaan lilly Pilly dan Illawarra plum pine di signature dessert bernama the native fruits of Australia, sampai daun saltbush, udang karang marron, lada lokal dan kacang-kacangan, cita rasa yang ditawarkan Attica sangatlah terasa Australia.
Selanjutnya restoran Vue de Monde, di mana kanguru, udang karang marron, walabi dan tumbuhan lokal menjadi bahan-bahan yang telah lama masuk ke dalam menu Vue de Monde. Restoran ini didekorasi dengan kulit kanguru dan menawarkan twist menu makan malam khas Australia, kue klasik lamington.
Mau menikmati makanan asli Australia berpadu dengan fine dining? Charcoal Lane menjadi restoran yang tepat dan memiliki misi social. Untuk menikmati hidangan khas ini, Anda tinggal mengunjungi Gertrude Street, area Fitzroy. Tartare daging walabi, yam fritters dan ikan barramundi menghiasi menu yang ada di Charcoal Lane. Dapur restoran ini didukung program magang dan pelatihan bagi kaum muda Aborigin yang kurang beruntung.
Sempatkan juga ke Estelle by Scott Pickett. Dengan walabi asap dan beras hitam, hidangan laut yang ditangkap dari perairan lokal serta sayuran segar sesuai musim, ESP yang berlokasi di Northcote High Street yang hip membawa Australia yang berkelas ke area ini.
Termasuk yang bisa dikunjungi, Saint Crispin, restoran yang dimiliki Chef Scott Pickett ini berlokasi di selatan Smith Street Collingwood—jalan yang dipenuhi pilihan kuliner. Menunya diisi oleh sayuran dan bahan-bahan khas Australia termasuk Kangaroo Jerky, kacang macadamia, rhubarb musiman dan seledri liar.
Pilihan lain, ada IDES yang inspirasi masakannya dari warisan multikultural. Sejarah inovasi dan campuran kreatif di kota tersebut akan terlihat dari sajiannya, meski bahan-bahannya berasal dari penjuru dunia dan Australia, menu yang berganti tiap musim mengedepankan rasa lokal.
Jika ingin yang fusion, Lee Ho Fook merupakan salah satu rekomendasi untuk restoran Cina kontemporer yang memasukkan rasa asli Australia, tapi Chef Victor Liong melakukannya dengan mencampurkan lakes entrance bugs, murry river salt dan warrigal greens ke dalam menu masakan Cina bergaya new wave-nya.
Masih dengan fusion, namun dengan pengaruh masakan Jepang, ada restoran Calia. Menu dan concept-store ritel yang berlokasi di Emporium Melbourne ini diracik oleh Chef peraih Michelin star Javier Araya. Sajiannya mendapat pengaruh menampilkan hidangan seperti salmon Tasmania hasil pancingan bakar dengan kaldu dashi tea, King crab Alaska panggang dengan mayones miso serta kentang rasa truffle digoreng dengan kuning telur.
Sake impor dari area Yamagata dan Ishikawa di Jepang menyempurnakan pengalaman bersantap di restoran ini. Madu bunga wildflower, truffle Yarra Valley dan produk lainnya tersedia di toko yang berdampingan dengan restoran, yang menawarkan banyak produk makanan ramah lingkungan.
Pertama Attica, restoran yang menduduki posisi 32 pada daftar World’s Top 50 Restaurants dan memelopori perpaduan bahan asli Australia ke dalam menu ini diciptakan oleh chef dan pemilik restoran Ben Shewry, mulai penggunaan lilly Pilly dan Illawarra plum pine di signature dessert bernama the native fruits of Australia, sampai daun saltbush, udang karang marron, lada lokal dan kacang-kacangan, cita rasa yang ditawarkan Attica sangatlah terasa Australia.
Selanjutnya restoran Vue de Monde, di mana kanguru, udang karang marron, walabi dan tumbuhan lokal menjadi bahan-bahan yang telah lama masuk ke dalam menu Vue de Monde. Restoran ini didekorasi dengan kulit kanguru dan menawarkan twist menu makan malam khas Australia, kue klasik lamington.
Mau menikmati makanan asli Australia berpadu dengan fine dining? Charcoal Lane menjadi restoran yang tepat dan memiliki misi social. Untuk menikmati hidangan khas ini, Anda tinggal mengunjungi Gertrude Street, area Fitzroy. Tartare daging walabi, yam fritters dan ikan barramundi menghiasi menu yang ada di Charcoal Lane. Dapur restoran ini didukung program magang dan pelatihan bagi kaum muda Aborigin yang kurang beruntung.
Sempatkan juga ke Estelle by Scott Pickett. Dengan walabi asap dan beras hitam, hidangan laut yang ditangkap dari perairan lokal serta sayuran segar sesuai musim, ESP yang berlokasi di Northcote High Street yang hip membawa Australia yang berkelas ke area ini.
Termasuk yang bisa dikunjungi, Saint Crispin, restoran yang dimiliki Chef Scott Pickett ini berlokasi di selatan Smith Street Collingwood—jalan yang dipenuhi pilihan kuliner. Menunya diisi oleh sayuran dan bahan-bahan khas Australia termasuk Kangaroo Jerky, kacang macadamia, rhubarb musiman dan seledri liar.
Pilihan lain, ada IDES yang inspirasi masakannya dari warisan multikultural. Sejarah inovasi dan campuran kreatif di kota tersebut akan terlihat dari sajiannya, meski bahan-bahannya berasal dari penjuru dunia dan Australia, menu yang berganti tiap musim mengedepankan rasa lokal.
Jika ingin yang fusion, Lee Ho Fook merupakan salah satu rekomendasi untuk restoran Cina kontemporer yang memasukkan rasa asli Australia, tapi Chef Victor Liong melakukannya dengan mencampurkan lakes entrance bugs, murry river salt dan warrigal greens ke dalam menu masakan Cina bergaya new wave-nya.
Masih dengan fusion, namun dengan pengaruh masakan Jepang, ada restoran Calia. Menu dan concept-store ritel yang berlokasi di Emporium Melbourne ini diracik oleh Chef peraih Michelin star Javier Araya. Sajiannya mendapat pengaruh menampilkan hidangan seperti salmon Tasmania hasil pancingan bakar dengan kaldu dashi tea, King crab Alaska panggang dengan mayones miso serta kentang rasa truffle digoreng dengan kuning telur.
Sake impor dari area Yamagata dan Ishikawa di Jepang menyempurnakan pengalaman bersantap di restoran ini. Madu bunga wildflower, truffle Yarra Valley dan produk lainnya tersedia di toko yang berdampingan dengan restoran, yang menawarkan banyak produk makanan ramah lingkungan.
(tdy)