Sepatu Unik Terbuat dari Alga yang Bisa di Air dan Darat
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan sepatu ternama Vivobarefoot berkolaborasi dengan Bloom Foam, menciptakan sepatu olahraga yang terbuat dari alga. Meski terbuat dari alga, namun sepatu dengan nama Ultra-eco Amphibious Shoe The Ultra 3 ini bukan terbuat dari alga berbahaya.
Dilansir dari Metro, The Ultra 3 menggunakan alga yang dibudidayakan atau diolah terlebih dulu lalu dipanen dan diubah dalam bentuk butiran atau biji. Butiran tersebut yang dijadikan sebagai bahan utama yang dicampur dengan busa EVA (ethylene-vinyl acetate) untuk bahan sepatu.
Sepatu ini pun diklaim bisa digunakan secara fleksibel, yakni di lingkungan yang basah atau kering. "Dengan menghilangkan alga dari ekosistem laut dan mengubahnya menjadi bahan yang ramah lingkungan dan modern tentu ini dapat menjadi langkah untuk mengatasi berbagai masalah dan membuat dunia menjadi lebih bersih," papar head of product Vivobarefoot, Lee Rogers.
Kehadiran produk ini pun diharapkan bisa menginspirasi perusahaan lainnya untuk bisa memproduksi barang dari material yang ramah lingkungan. Namun, Vivobarefoot bukan satu-satunya perusahaan sepatu yang memproduksi alas kaki ramah lingkungan. Sebelumnya terdapat beberapa perusahaan hingga start up yang menghadirkan hal serupa.
Seperti halnya start up Rothy's yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, menciptakan sepatu berbahan benang yang terbuat dari daur ulang botol plastik. Rothy’s menggunakan outsoles, insoles dan kemasan carbon free yang bisa didaur ulang ketika tak lagi dibutuhkan. Jenis sepatu tersebut menggunakan tiga material yang berbeda.
Pada bagian atas, menggunakan material berupa benang dari botol PET yang telah diproses menjadi serat filamen dan material insole. Pada bagian sol, terbuat dari karet. Untuk menghasilkan satu buah sepatu dibutuhkan sebanyak tiga botol daur ulang.
Dilansir dari Metro, The Ultra 3 menggunakan alga yang dibudidayakan atau diolah terlebih dulu lalu dipanen dan diubah dalam bentuk butiran atau biji. Butiran tersebut yang dijadikan sebagai bahan utama yang dicampur dengan busa EVA (ethylene-vinyl acetate) untuk bahan sepatu.
Sepatu ini pun diklaim bisa digunakan secara fleksibel, yakni di lingkungan yang basah atau kering. "Dengan menghilangkan alga dari ekosistem laut dan mengubahnya menjadi bahan yang ramah lingkungan dan modern tentu ini dapat menjadi langkah untuk mengatasi berbagai masalah dan membuat dunia menjadi lebih bersih," papar head of product Vivobarefoot, Lee Rogers.
Kehadiran produk ini pun diharapkan bisa menginspirasi perusahaan lainnya untuk bisa memproduksi barang dari material yang ramah lingkungan. Namun, Vivobarefoot bukan satu-satunya perusahaan sepatu yang memproduksi alas kaki ramah lingkungan. Sebelumnya terdapat beberapa perusahaan hingga start up yang menghadirkan hal serupa.
Seperti halnya start up Rothy's yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, menciptakan sepatu berbahan benang yang terbuat dari daur ulang botol plastik. Rothy’s menggunakan outsoles, insoles dan kemasan carbon free yang bisa didaur ulang ketika tak lagi dibutuhkan. Jenis sepatu tersebut menggunakan tiga material yang berbeda.
Pada bagian atas, menggunakan material berupa benang dari botol PET yang telah diproses menjadi serat filamen dan material insole. Pada bagian sol, terbuat dari karet. Untuk menghasilkan satu buah sepatu dibutuhkan sebanyak tiga botol daur ulang.
(nfl)