Semarang Daftar Jadi Kota Warisan Budaya Dunia
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang telah mendaftarkan Kota Lama sebagai Kota Warisan Budaya ke Unesco di 2020. Langkah ini dinilai sudah tepat karena saat ini Kota Lama Semarang menjadi satu-satunya Kota Tua di Indonesia yang memiliki peluang lantaran Kota Tua di Jakarta dan Sawah Lunto di Padang sudah mundur.
PIC Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Larasati mengatakan langkah pemerintah Kota Semarang sudah tepat. Kemenpar pun mendukung program pendaftaran tersebut.
“Kami akan mendorong agar program pendaftaran ke Unesco bisa berjalan dengan baik,” kata Larasati di Semarang, Rabu (9/8/2017).
Pihakanya berjanji, Kemenpar akan membantu Kota Semarang menuju pendaftaran warisan budaya Dunia ke Unesco. “Kami siap untuk turun tangan jika mengalami kendala, termasuk dalam pengisian dossier, kami siap memfasilitasi bersama Kemenbud,” ujarnya.
Sementara, sampai saat ini kendala terbesar yang dialami Pemkot adalah pendataan kepemilikan gedung. Imbasnya, Pemkot juga kesulitan melakukan pendekatan dan pengembangan.
Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) sekaligus Wawali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengaku terus berupaya menghidupkan Kota Lama yang menjadi salah satu prasyarat untuk bisa masuk menjadi salah satu warisan budaya dunia.
“Kami saat ini terus memacu perkembangan dan pertumbuhan kawasan Kota Lama. Dalam waktu dekat juga sudah ada pengelola gedung yang menawarkan bangunannya untuk merelokasi PKL di sekitar Kali Mberok,” ucapnya.
PIC Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Larasati mengatakan langkah pemerintah Kota Semarang sudah tepat. Kemenpar pun mendukung program pendaftaran tersebut.
“Kami akan mendorong agar program pendaftaran ke Unesco bisa berjalan dengan baik,” kata Larasati di Semarang, Rabu (9/8/2017).
Pihakanya berjanji, Kemenpar akan membantu Kota Semarang menuju pendaftaran warisan budaya Dunia ke Unesco. “Kami siap untuk turun tangan jika mengalami kendala, termasuk dalam pengisian dossier, kami siap memfasilitasi bersama Kemenbud,” ujarnya.
Sementara, sampai saat ini kendala terbesar yang dialami Pemkot adalah pendataan kepemilikan gedung. Imbasnya, Pemkot juga kesulitan melakukan pendekatan dan pengembangan.
Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) sekaligus Wawali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengaku terus berupaya menghidupkan Kota Lama yang menjadi salah satu prasyarat untuk bisa masuk menjadi salah satu warisan budaya dunia.
“Kami saat ini terus memacu perkembangan dan pertumbuhan kawasan Kota Lama. Dalam waktu dekat juga sudah ada pengelola gedung yang menawarkan bangunannya untuk merelokasi PKL di sekitar Kali Mberok,” ucapnya.
(tdy)