Review Film Cars 3: Pertaruhan Balapan Terakhir Lightning McQueen

Rabu, 16 Agustus 2017 - 20:30 WIB
Review Film Cars 3: Pertaruhan Balapan Terakhir Lightning McQueen
Review Film Cars 3: Pertaruhan Balapan Terakhir Lightning McQueen
A A A
JAKARTA - Film Cars 3 memang sudah diputar di Amerika Serikat dan sebagian belahan dunia ini pada Juni lalu. Tapi, di Indonesia dan beberapa negara Asia, film ini baru dibuka pada bulan ini.

Meski agak telat penayangannya dari negara asalnya, bukan berarti film ini tidak layak tonton. Bagi pecinta petualangan seru Lightning McQueen di arena balap, film ini pasti sudah dinantikan penayangannya.

Di seri ketiga ini, Lightning McQueen (Owen Wilson) sudah menjelma menjadi legenda Piston 500. Dia tak terkalahkan di sirkuit. Tapi, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, pemain baru pun bermunculan.

Kali ini, McQueen harus menghadapi pendatang baru bernama Jackson Storm (Armie Hammer). Mobil balap hitam itu punya desain yang lebih keren dan maju ketimbang McQueen. Kecepatannya pun luar biasa dan McQueen jelas jauh tertinggal. Selain itu, Storm juga punya tempat latihan yang hi-tech dengan simulator yang tidak membuatnya harus berlatih di arena sesungguhnya. Sementara, McQueen masih berlatih secara konvensional di arena balap di Radiator Spring.

Kekalahan demi kekalahan pun terus ditelan McQueen. Dia pun mulai diragukan kemampuannya untuk berlaga di arena balap. Sementara sejumlah rekan-rekan balapnya pun memutuskan untuk gantung ban. McQueen pun didesak untuk melakukan hal yang sama. Apalagi, sebuah kecelakaan membuatnya rusak berat. Dia pun kembali ke Radiator Spring untuk memulihkan diri.

Selama beberapa bulan menjelang laga Piston 500 di Florida, McQueen berusaha membangkitkan dirinya. Dia masih ingin berlomba dan bertekad menjadikan Piston 500 itu sebagai pertaruhan akhirnya. Dia pun menghubungi Rusty dan Dusty, pemilik tim racing-nya, Rust-eze. McQueen lantas pergi ke tempat Rusty dan Dusty. Ternyata, duo mobil itu telah menjual Rust-eze kepada Sterling yang mengganti tempat latihannya menjadi lebih canggih dan modern.
Di tempat itu, McQueen bertemu dengan Cruz Ramirez (Cristela Alonzo) yang merupakan pelatih di tempat itu. McQueen yang tidak sabar lantas mencoba menggunakan simulator balap yang sama digunakan Storm untuk latihan. Sayang, dia gagal. Sterling mengancamnya untuk pensiun jika dia tidak bisa memenangkan pertandingan di Florida.

McQueen pun mencoba segala cara untuk bisa mengungguli Storm di balapan terakhirnya dengan didampingi Cruz. McQueen dan Cruz kemudian terlibat pertandingan seru di arena balap lumpur. Tak disangka, Cruz memenangkan pertandingan itu. McQueen jadi marah. Cruz lantas mundur sebagai pelatih dan memutuskan kembali ke tempat pelatihan Rust-eze.

Bingung dan putus asa, McQueen menghubungi Mater sebagai usaha mencari ide. Mater lantas menyarankan agar McQueen mencari Smokey, guru Doc Hudson yang merupakan pelatih McQueen. McQueen lantas mengajak Cruz pergi mencari Smokey.

Mereka pun bertemu Smokey. Selain Smokey, mereka juga menemukan tiga pembalap lain yang mengenal Doc. McQueen pun memulai latihannya dengan tetap didampingi Cruz dan diawasi Smokey. Saat latihan terakhir, tiba-tiba McQueen menjadi ragu. Meski begitu, dia tetap pergi ke Florida untuk bertarung.

Cars 3 menjadi penentu nasib dan masa depan McQueen di arena balap. Kisah yang disajikan pun cukup emosional bagi penontonnya. Plot yang awalnya cukup lurus dan mudah ditebak, tiba-tiba berubah arah tanpa disangka. Meski begitu, kisahnya pun malah menjadi menarik.

Cars 3 produksi Pixar Animation dan Disney ini memberikan tokoh baru bagi penontonnya. Apakah akan berlanjut ke seri berikutnya, tinggal ditunggu saja. Film ini sudah mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia mulai 16 Agustus 2017.

Skor: 7 dari 10
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5021 seconds (0.1#10.140)