Ini Alasan Pria Menikah Semakin Banyak di Usia Tua
A
A
A
LOS ANGELES - Penelitian terbaru di Amerika Serikat yang dipimpin oleh Dr. Michael Eisenberga dari University Stanford menemukan bahwa usia menikah pria saat ini semakin tua. Di Amerika, ayah dari seorang bayi yang baru lahir usianya rata-rata 30,9 tahun. Padahal, sebelumnya trend menunjukan pria berusia 27,4 tahun sudah memiliki anak pertama.
"Ada data menjelaskan bahwa kesuburan seorang pria menurun seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, mungkin masuk akal untuk tidak menunggu terlalu lama kehamilan, karena akan menjadi salah satu masalah dalam merencanakan kehamilan. Selain itu, ada beberapa risiko potensial bagi anaknya," papar Eisenberg seperti dilansir dari CNN.
Data terbaru di Amerika Serikat juga menunjukkan usia ayah saat ini di angka 40 tahun. Eisenberg dan rekan-rekannya menganalisis 168.867.480 kelahiran. Penelitian ini mencatat kelahiran dan kematian yang dilaporkan oleh 50 negara bagian Amerika Serikat, mulai dari usia, tingkat pendidikan, ras, dan etnis orang tua. Selama penelitian, porsi ayah bayi yang baru lahir berusia 40 atau lebih banyak dua kali lipat dari 4,1% menjadi 8,9%.
Sementara proporsi ayah yang berusia 50 atau lebih tua meningkat dari 1/2% menjadi hampir satu di setiap 100 orang. Di mana ayah di Asia, khususnya pria keturunan Jepang dan Vietnam ditemukan rata-rata berusia 36 tahun. Hal ini disebabkan karena pendidikan. Diketahui, pria di Asia banyak yang baru mendapat gelar sarjana di atas usia 33 tahun.
Para ibu yang cenderung lebih muda dibandingkan ayah, namun perbedaan usia antara keduanya menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini menunjukkan baik ibu dan ayah dari bayi baru lahir lebih tua hari ini. Berbeda dengan ayah, rata-rata usia ibu mengalami peningkat sedikit lebih cepat. Sedangkan penelitian pada 2012 memperkirakan bahwa gen yang akan diteruskan ayah kepada anaknya, mengembangkan dua mutasi setiap tahun; dengan usia ayah rata-rata yang meningkat, mutasi yang diwariskan pada populasi umum juga akan meningkat.
Beberapa penelitian menghubungkan, ayah yang lebih tua berisiko meningkatkan masalah autisme, penyakit kejiwaan, penyakit neurologis seperti neurofibromatosis, kanker anak-anak, dan kelainan kromosom pada anak-anak. "Dengan demikian, tren ini mungkin menunjukkan bahwa Anda harus melihat lebih banyak hal ini terjadi dari waktu ke waktu," pungkasnya.
"Ada data menjelaskan bahwa kesuburan seorang pria menurun seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, mungkin masuk akal untuk tidak menunggu terlalu lama kehamilan, karena akan menjadi salah satu masalah dalam merencanakan kehamilan. Selain itu, ada beberapa risiko potensial bagi anaknya," papar Eisenberg seperti dilansir dari CNN.
Data terbaru di Amerika Serikat juga menunjukkan usia ayah saat ini di angka 40 tahun. Eisenberg dan rekan-rekannya menganalisis 168.867.480 kelahiran. Penelitian ini mencatat kelahiran dan kematian yang dilaporkan oleh 50 negara bagian Amerika Serikat, mulai dari usia, tingkat pendidikan, ras, dan etnis orang tua. Selama penelitian, porsi ayah bayi yang baru lahir berusia 40 atau lebih banyak dua kali lipat dari 4,1% menjadi 8,9%.
Sementara proporsi ayah yang berusia 50 atau lebih tua meningkat dari 1/2% menjadi hampir satu di setiap 100 orang. Di mana ayah di Asia, khususnya pria keturunan Jepang dan Vietnam ditemukan rata-rata berusia 36 tahun. Hal ini disebabkan karena pendidikan. Diketahui, pria di Asia banyak yang baru mendapat gelar sarjana di atas usia 33 tahun.
Para ibu yang cenderung lebih muda dibandingkan ayah, namun perbedaan usia antara keduanya menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini menunjukkan baik ibu dan ayah dari bayi baru lahir lebih tua hari ini. Berbeda dengan ayah, rata-rata usia ibu mengalami peningkat sedikit lebih cepat. Sedangkan penelitian pada 2012 memperkirakan bahwa gen yang akan diteruskan ayah kepada anaknya, mengembangkan dua mutasi setiap tahun; dengan usia ayah rata-rata yang meningkat, mutasi yang diwariskan pada populasi umum juga akan meningkat.
Beberapa penelitian menghubungkan, ayah yang lebih tua berisiko meningkatkan masalah autisme, penyakit kejiwaan, penyakit neurologis seperti neurofibromatosis, kanker anak-anak, dan kelainan kromosom pada anak-anak. "Dengan demikian, tren ini mungkin menunjukkan bahwa Anda harus melihat lebih banyak hal ini terjadi dari waktu ke waktu," pungkasnya.
(nfl)