Kurangi Gadget, Ayo Masyarakatkan Permainan Tradisional!
A
A
A
SURABAYA - Gempuran teknologi mempengaruhi anak untuk meninggalkan permainan tradisional. Anak anak bisa betah dua sampai lima jam bermain gadget, sebaliknya kurang minat dengan permainan tradisional.
Banyak pihak yang merasa terpanggil untuk melestarikan itu. Salah satunya Jane Permana. Pemilik Impact Plus ini menggandeng 30 sekolah dasar di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk ambil bagian dalam acara bertajuk Anak Indonesia Cinta Mainan Indonesia ini.
Salah satu sekolah yang didatangi adalah SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya. Sekolah ini sangat antusias menyambut ajang ini bahkan siswa-siswinya sengaja diliburkan tidak ada pelajaran. Para guru dan siswa semuanya sengaja memakai baju tradisional. Banyak permainan digelar bahkan dilombakan. Seperti ular tangga, dakon, kelereng, bakiak, dan ada satu permainan lagi yakni enggrang.
Seluruh siswa tampak antusias mengikuti semua lomba. Tiga siswa kelas 4B Karma, Atika dan Khoiriya rela walau harus jatuh bangun mencapai finish saat lomba bakiak. Dengan ngos-ngosan ketiganya tampil maksimal walau harus kalah dengan tim lainnya.
“Tidak apa-apa kalah yang penting sudah berusaha,” kata Karma selaku ketua tim yang berada di paling depan lomba itu.
Wakil kepala sekolah bidang peningkatan mutu Aan Faizatur Rahmah mengaku senang semua muridnya antusias terlibat dalam acara itu. “Permainan-permainan seperti itu sudah mereka kenal sebelumnya. Jadi mereka antusias,” kata dia.
Melestarikan budaya terutama permainan tradisional ini memang salah satu cara untuk mengurangi penggunaan gadget bagi anak. Karena gadget sudah merebut hak anak untuk bermain dan bersosialidasi dengan sesamanya. Jane Permana mengaku sengaja menggelar event seperti ini karena permainan anak mulai punah dan digantikan permainan yang modern di gadget.
"Anak-anak sangat betah main gadget hingga lima jam. Saya ingin menunjukkan pada anak bahwa permainan tradisional itu jauh lebih menyenangkan karenanya saya buat permainan ini berkelompok agar mereka juga peduli bahwa bekerjasama dengan orang lain itu sangat penting,” papar dia.
Tidak mengherankan program yang digagas Jane Permana ini mendapat dukungan banyak pihak. Salah satunya adalah dari pihak swasta yakni PT Kino Indonesia Tbk. Senior Public Relations Kino Indonesia Tbk, Yuna Kristina mengaku senang bisa mendukung program ramah anak seperti ini. “Kita memiliki visi yang sama yakni melestarikan budaya lokal untuk menuju globalisasi,” kata Yuna.
Banyak pihak yang merasa terpanggil untuk melestarikan itu. Salah satunya Jane Permana. Pemilik Impact Plus ini menggandeng 30 sekolah dasar di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk ambil bagian dalam acara bertajuk Anak Indonesia Cinta Mainan Indonesia ini.
Salah satu sekolah yang didatangi adalah SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya. Sekolah ini sangat antusias menyambut ajang ini bahkan siswa-siswinya sengaja diliburkan tidak ada pelajaran. Para guru dan siswa semuanya sengaja memakai baju tradisional. Banyak permainan digelar bahkan dilombakan. Seperti ular tangga, dakon, kelereng, bakiak, dan ada satu permainan lagi yakni enggrang.
Seluruh siswa tampak antusias mengikuti semua lomba. Tiga siswa kelas 4B Karma, Atika dan Khoiriya rela walau harus jatuh bangun mencapai finish saat lomba bakiak. Dengan ngos-ngosan ketiganya tampil maksimal walau harus kalah dengan tim lainnya.
“Tidak apa-apa kalah yang penting sudah berusaha,” kata Karma selaku ketua tim yang berada di paling depan lomba itu.
Wakil kepala sekolah bidang peningkatan mutu Aan Faizatur Rahmah mengaku senang semua muridnya antusias terlibat dalam acara itu. “Permainan-permainan seperti itu sudah mereka kenal sebelumnya. Jadi mereka antusias,” kata dia.
Melestarikan budaya terutama permainan tradisional ini memang salah satu cara untuk mengurangi penggunaan gadget bagi anak. Karena gadget sudah merebut hak anak untuk bermain dan bersosialidasi dengan sesamanya. Jane Permana mengaku sengaja menggelar event seperti ini karena permainan anak mulai punah dan digantikan permainan yang modern di gadget.
"Anak-anak sangat betah main gadget hingga lima jam. Saya ingin menunjukkan pada anak bahwa permainan tradisional itu jauh lebih menyenangkan karenanya saya buat permainan ini berkelompok agar mereka juga peduli bahwa bekerjasama dengan orang lain itu sangat penting,” papar dia.
Tidak mengherankan program yang digagas Jane Permana ini mendapat dukungan banyak pihak. Salah satunya adalah dari pihak swasta yakni PT Kino Indonesia Tbk. Senior Public Relations Kino Indonesia Tbk, Yuna Kristina mengaku senang bisa mendukung program ramah anak seperti ini. “Kita memiliki visi yang sama yakni melestarikan budaya lokal untuk menuju globalisasi,” kata Yuna.
(alv)