Kemenpar Targetkan 500 Ribu Wisatawan Brunei Kunjungi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan peningkatan kunjungan dari warga negara Brunei Darussalam. Melalui kegiatan sales mission (misi penjualan), Kemenpar menawarkan destinasi wisata Indonesia negara jiran tersebut.
Kepala Bidang Misi Penjualan Pasar Asia Tenggara Pupung Thariq Fadhillah mengatakan, meski bukan pasar prioritas, Brunei Darussalam adalah pasar potensial bagi bisnis pariwisata Indonesia. Dengan demikian, diharapkan wisatawan Brunei ke Indonesia mencapai 500.000. Sebagai negara muslim, wisata Indonesia tentu cocok dan ramah bagi mereka.
“Indonesia adalah destinasi yang moslem friendly. Dan pendapatan perkapita Brunei yang mencapai USD36.607 juga jadi pertimbangan untuk menawarkan konten yang luxurious di destinasi pariwisata di Indonesia,” kata Pupung saat membuka Indonesia “Tourism Table Top” di Hotel Rizqun Brunei kemarin.
Dalam kegiatan sales mission ini turut hadir 8 sellers dari berbagai destinasi di Indonesia, meliputi Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Yogyakarta, serta Jawa Barat. Sementara buyers yang hadir mencapai 30, yang merupakan travel agent dan tour operator asal Brunei.
“Dari kegiatan ini biro perjalanan asal Brunei bisa berkolaborasi dan berhubungan bisnis dengan travel agent asal Indonesia,” papar Pupung. Seperti diketahui, pemerintah tengah menggenjot jumlah kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air. Pada 2017 ditargetkan jumlahnya mencapai 15 juta wisatawan.
Dari hasil statistik menunjukkan, hingga Mei 2017 angka wisatawan asing mencapai 5,36 juta atau naik 20,85% dibanding waktu yang sama di tahun sebelumnya.
“Makanya promosi selain melalui branding wonderful Indonesia di pameran maupun festival juga melalui hard selling berupa pertemuan bisnis,” katanya.
Wakil Kepala Perwakilan Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Arko Hananto Budiadi berharap kegiatan Indonesia Tourism Table Top dapat mendatangkan kesuksesan bagi kedua negara. Menurut dia, potensi wisata Indonesia sangat besar dan perlu diperkenalkan lebih jauh kepada negara lain. “Ini tentu akan jadi potensi dan dapat jadi paket wisata,” ucapnya.
Sementara itu, menurut Koordinator Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Eko Himawan, promosi kepada warga negara Brunei memang harus berkelanjutan. Meski sudah saling mengenal satu sama lain, pengenalan kepada objek wisata Tanah Air tetap harus dilakukan.
“Indonesia luas jadi harus terus menerus promosikan sehingga masyarakat Brunei punya gambaran menyeluruh dari ujung barat sampai timur,” ucap Eko.
Menurut dia, dari segi ekonomi, kerja sama di bidang pariwisata dengan Brunei akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Indonesia. Meski dia berharapkedepanaksesdari dan menuju Indonesia bisa di perbanyak.
“Kita berharap ada penerbangan inter Kalimantan saja. Nah, itu yang sedang kita dorong kedepan. Kalautempat lain, seperti Balikpapan dan Pontianak, nanti bisa menyebar ke tempat-tempat lain,” papar Eko.
Sementaraitu, pembicara Indonesia Tourism Table Top Paul Edmundus Tallo berharap sektor pariwisata Indonesia terus berkembang dan berbenah dengan pelayanan yang semakin baik. Faktor ini yang menurut dia akan membuat kunjungan wisatawan bisa meningkat.
Menurut pria yang menjabat dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional ini, target kunjungan wisatawan 15 juta tidaklah sulit apabila dilakukan dengan persiapan yang baik. Konsep sapta pesona harus kembali digalakkan agar selalu memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan.
“Jangan hanya slogan saja, keramahan yang sesungguhnya itu dimulai ketika tiba di airport,” tandasnya.
Pembicara Indonesia Tourism Table Top lainnya, Monas Tjahjono, menjelaskan keindahan kawah Ijen yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sejumlah warga Brunei terkejut dengan keindahan alam di daerah tersebut setelah menyaksikan paparan. “Kawah Ijen ini indah, di sana ada api berwarna biru yang hanya ada dua di dunia,” ujarnya. (Dian Ramdhani)
Kepala Bidang Misi Penjualan Pasar Asia Tenggara Pupung Thariq Fadhillah mengatakan, meski bukan pasar prioritas, Brunei Darussalam adalah pasar potensial bagi bisnis pariwisata Indonesia. Dengan demikian, diharapkan wisatawan Brunei ke Indonesia mencapai 500.000. Sebagai negara muslim, wisata Indonesia tentu cocok dan ramah bagi mereka.
“Indonesia adalah destinasi yang moslem friendly. Dan pendapatan perkapita Brunei yang mencapai USD36.607 juga jadi pertimbangan untuk menawarkan konten yang luxurious di destinasi pariwisata di Indonesia,” kata Pupung saat membuka Indonesia “Tourism Table Top” di Hotel Rizqun Brunei kemarin.
Dalam kegiatan sales mission ini turut hadir 8 sellers dari berbagai destinasi di Indonesia, meliputi Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Yogyakarta, serta Jawa Barat. Sementara buyers yang hadir mencapai 30, yang merupakan travel agent dan tour operator asal Brunei.
“Dari kegiatan ini biro perjalanan asal Brunei bisa berkolaborasi dan berhubungan bisnis dengan travel agent asal Indonesia,” papar Pupung. Seperti diketahui, pemerintah tengah menggenjot jumlah kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air. Pada 2017 ditargetkan jumlahnya mencapai 15 juta wisatawan.
Dari hasil statistik menunjukkan, hingga Mei 2017 angka wisatawan asing mencapai 5,36 juta atau naik 20,85% dibanding waktu yang sama di tahun sebelumnya.
“Makanya promosi selain melalui branding wonderful Indonesia di pameran maupun festival juga melalui hard selling berupa pertemuan bisnis,” katanya.
Wakil Kepala Perwakilan Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Arko Hananto Budiadi berharap kegiatan Indonesia Tourism Table Top dapat mendatangkan kesuksesan bagi kedua negara. Menurut dia, potensi wisata Indonesia sangat besar dan perlu diperkenalkan lebih jauh kepada negara lain. “Ini tentu akan jadi potensi dan dapat jadi paket wisata,” ucapnya.
Sementara itu, menurut Koordinator Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam Eko Himawan, promosi kepada warga negara Brunei memang harus berkelanjutan. Meski sudah saling mengenal satu sama lain, pengenalan kepada objek wisata Tanah Air tetap harus dilakukan.
“Indonesia luas jadi harus terus menerus promosikan sehingga masyarakat Brunei punya gambaran menyeluruh dari ujung barat sampai timur,” ucap Eko.
Menurut dia, dari segi ekonomi, kerja sama di bidang pariwisata dengan Brunei akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Indonesia. Meski dia berharapkedepanaksesdari dan menuju Indonesia bisa di perbanyak.
“Kita berharap ada penerbangan inter Kalimantan saja. Nah, itu yang sedang kita dorong kedepan. Kalautempat lain, seperti Balikpapan dan Pontianak, nanti bisa menyebar ke tempat-tempat lain,” papar Eko.
Sementaraitu, pembicara Indonesia Tourism Table Top Paul Edmundus Tallo berharap sektor pariwisata Indonesia terus berkembang dan berbenah dengan pelayanan yang semakin baik. Faktor ini yang menurut dia akan membuat kunjungan wisatawan bisa meningkat.
Menurut pria yang menjabat dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional ini, target kunjungan wisatawan 15 juta tidaklah sulit apabila dilakukan dengan persiapan yang baik. Konsep sapta pesona harus kembali digalakkan agar selalu memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan.
“Jangan hanya slogan saja, keramahan yang sesungguhnya itu dimulai ketika tiba di airport,” tandasnya.
Pembicara Indonesia Tourism Table Top lainnya, Monas Tjahjono, menjelaskan keindahan kawah Ijen yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sejumlah warga Brunei terkejut dengan keindahan alam di daerah tersebut setelah menyaksikan paparan. “Kawah Ijen ini indah, di sana ada api berwarna biru yang hanya ada dua di dunia,” ujarnya. (Dian Ramdhani)
(nfl)