Bandara Incheon Berencana Membuka Pusat Operasi Plastik
A
A
A
SEOUL - Untuk urusan kecantikan, Korea Selatan kerap menjadi kiblat wanita di dunia. Ini karena Negeri Gingseng tersebut menawarkan produk kecantikan yang menyempurnakan penampilan. Beragam tren kecantikan kerap dipopulerkan, salah satunya operasi pelastik.
Bahkan, baru-baru ini bandara Incheon berencana untuk membuka sebuah pusat operasi plastik di terminal transit. Kehadiran pusat operasi ini pun membuat para penumpang yang tengah menunggu penerbangan selanjutnya dan ingin tampil lebih menarik bisa mencoba fasilitas ini.
Dilansir dari New Beauty, pusat operasi plastik ini akan berdiri seluas 2.500 meter persegi dan menjadi bagian dari wisata medis di Korea Selatan. Namun, kehadiran pusat operasi pelastik ini menuai kritikan. Korean Association of Plastic Surgeons (KAPS) dan Korean Society of Plastic and Reconstructive Surgeons menentang kehadiran pusat operasi plastik ini karena dianggap berbahaya.
Pasalnya, melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat setelah melakukan pembedahan dinilai bisa menimbulkan risiko. "Bagaimana jika seorang pasien tidak dapat mengikuti penerbangan terjadwal mereka karena beberapa masalah medis tak terduga yang terjadi setelah operasi atau perawatan," papar juru bicara KAPS.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli dermatologi di New York, Sejal Shah. "Perubahan ekstrem pada ketinggian dan tekanan lainnya saat melakukan penerbangan setelah operasi bisa meningkatkan risiko komplikasi," kata Sajel Shah.
Bahkan, baru-baru ini bandara Incheon berencana untuk membuka sebuah pusat operasi plastik di terminal transit. Kehadiran pusat operasi ini pun membuat para penumpang yang tengah menunggu penerbangan selanjutnya dan ingin tampil lebih menarik bisa mencoba fasilitas ini.
Dilansir dari New Beauty, pusat operasi plastik ini akan berdiri seluas 2.500 meter persegi dan menjadi bagian dari wisata medis di Korea Selatan. Namun, kehadiran pusat operasi pelastik ini menuai kritikan. Korean Association of Plastic Surgeons (KAPS) dan Korean Society of Plastic and Reconstructive Surgeons menentang kehadiran pusat operasi plastik ini karena dianggap berbahaya.
Pasalnya, melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat setelah melakukan pembedahan dinilai bisa menimbulkan risiko. "Bagaimana jika seorang pasien tidak dapat mengikuti penerbangan terjadwal mereka karena beberapa masalah medis tak terduga yang terjadi setelah operasi atau perawatan," papar juru bicara KAPS.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli dermatologi di New York, Sejal Shah. "Perubahan ekstrem pada ketinggian dan tekanan lainnya saat melakukan penerbangan setelah operasi bisa meningkatkan risiko komplikasi," kata Sajel Shah.
(alv)