Cara Baru Nikmati Roller Coaster
A
A
A
KUALA LUMPUR - Legoland Malaysia meluncurkan atraksi terbarunya yang disebut The Great Lego Race. Wahana ini menggabungkan antara deg-degan-nya naik roller coaster dan serunya aksi balapan mobil dengan penggunaan perangkat headset virtual reality.
Siang yang terik di Legoland Malaysia Resort pada Rabu (22/11/2017). Namun ratusan orang tetap setia mengantre untuk menjadi bagian dari orang-orang pertama yang menjajal wahana The Great Lego Race, yang disebut sebagai wahana roller coaster virtual reality pertama di Legoland di seluruh dunia.
Satu yang ikut mengantre pada barisan paling depan adalah Tom, bocah berusia 6 tahun asal Perth, Australia. Bersama ayahnya, Chris, Tom yang untuk kedua kalinya datang ke Legoland Malaysia demi menjajal permainan teranyar ini, tampak antusias. Setelah beberapa meter mengitari jalur antrean, Tom makin dekat dengan wahana. Namun sebelumnya, dia harus mengukur tingginya terlebih dahulu, apakah sudah memenuhi batas tinggi minimal penumpang setinggi 120 cm.
Sayang sekali, tinggi Tom ternyata belum sampai 120 cm. Nyaris saja, hanya kurang 1-2 cm lagi. Melihat ini, salah satu staf wahana langsung membesarkan hati Tom. “It’s oke, buddy. You still can ride it,” ujarnya. Memang, Tom masih bisa menaiki roller coaster. Hanya saja, dia tidak diperbolehkan memakai perangkat virtual reality (VR) berupa headset yang dibuat oleh Samsung VR Gear. Begitu juga Chris yang jadi pendampingnya. Aturannya memang ketat, demi keselamatan penumpang. Tapi tentu Tom dan Chris masih bisa mencicipi keseruan naik roller coaster-nya.
The Great Lego Race memang beda dengan permainan VR lainnya yang biasanya hanya menempatkan satu pemain dalam posisi duduk atau berdiri statis di ruangan tertutup. Wahana ini langsung menggabungkan aktivitas fisik yang nyata dengan naik roller coaster sungguhan, sambil memakai perangkat VR yang memberikan sensasi rekayasa gambar layaknya penumpang sedang mengikuti balapan mobil. Biar mirip balapan, tiap satu roller coaster pun dibuat hanya berkapasitas empat orang. Namun dalam satu kali putaran, jalur bisa dipakai beberapa “kotak” roller coaster.
KORAN SINDO yang sempat menjajal wahana ini pun merasakan keseruannya. Sebelum naik, staf akan menerangkan cara memakai perangkat VR berupaheadset. Headset tersebut bisa diatur tingkat kekencangannya saat diikat ke kepala. Juga bisa diatur ketajaman fokusnya agar gambar di layar terlihat jernih. Jadi bagi yang bermata minus, tak perlu lagi menggunakan kacamata saat menggunakan headset. Semua pengaturannya juga sangat mudah. Setelah itu, tali headset tinggal dikaitkan di bagian pegangan tangan roller coaster. Visual di headset lalu akan menunjukkan penumpang sudah berada di garis start balapan mobil. Kini, kita siap meluncur.
Saat meluncur, maka perangkat VR akan langsung menyajikan gambar seolah-olah kita sedang balapan sambil menghindari berbagai rintangan sambil bertemu dengan para karakter terkenal Lego, seperti Pirate Captain, Pharaoh, Surfer Girl, Trendsetter, dan Wizard. Yang paling seru adalah saat berada di tikungan dan saat jalur menurun, karena saat itulah roller coaster yang penumpang naiki memang juga sedang benar-benar menikung atau turun dari jalurnya. Teriakan-teriakan keseruan sulit dihindari. Apalagi mengingat bagian tertinggi wahana ini ada di ketinggian 18 meter di atas tanah. Durasi yang hanya 3 menit jadi terasa singkat. Satu kali naik tentu tidak akan cukup.
Butuh waktu hingga dua tahun bagi tim Legoland, Merlin Entertainments plc selaku operator, dan Samsung untuk mempersiapkan wahana ini. Persiapan termasuk dengan melakukan survei tentang selera dan harapan konsumen tentang wahana seru yang mereka inginkan.
“Kami berharap, dengan adanya wahana terbaru ini wisatawan dari Indonesia, baik yang datang dari Kuala Lumpur atau Singapura, semakin tertarik datang ke Legoland Malaysia,” ujar Thila Munusamy selaku Direktur Penjualan dan Pemasaran Legoland Malaysia Resort. (Herita Endriana)
Siang yang terik di Legoland Malaysia Resort pada Rabu (22/11/2017). Namun ratusan orang tetap setia mengantre untuk menjadi bagian dari orang-orang pertama yang menjajal wahana The Great Lego Race, yang disebut sebagai wahana roller coaster virtual reality pertama di Legoland di seluruh dunia.
Satu yang ikut mengantre pada barisan paling depan adalah Tom, bocah berusia 6 tahun asal Perth, Australia. Bersama ayahnya, Chris, Tom yang untuk kedua kalinya datang ke Legoland Malaysia demi menjajal permainan teranyar ini, tampak antusias. Setelah beberapa meter mengitari jalur antrean, Tom makin dekat dengan wahana. Namun sebelumnya, dia harus mengukur tingginya terlebih dahulu, apakah sudah memenuhi batas tinggi minimal penumpang setinggi 120 cm.
Sayang sekali, tinggi Tom ternyata belum sampai 120 cm. Nyaris saja, hanya kurang 1-2 cm lagi. Melihat ini, salah satu staf wahana langsung membesarkan hati Tom. “It’s oke, buddy. You still can ride it,” ujarnya. Memang, Tom masih bisa menaiki roller coaster. Hanya saja, dia tidak diperbolehkan memakai perangkat virtual reality (VR) berupa headset yang dibuat oleh Samsung VR Gear. Begitu juga Chris yang jadi pendampingnya. Aturannya memang ketat, demi keselamatan penumpang. Tapi tentu Tom dan Chris masih bisa mencicipi keseruan naik roller coaster-nya.
The Great Lego Race memang beda dengan permainan VR lainnya yang biasanya hanya menempatkan satu pemain dalam posisi duduk atau berdiri statis di ruangan tertutup. Wahana ini langsung menggabungkan aktivitas fisik yang nyata dengan naik roller coaster sungguhan, sambil memakai perangkat VR yang memberikan sensasi rekayasa gambar layaknya penumpang sedang mengikuti balapan mobil. Biar mirip balapan, tiap satu roller coaster pun dibuat hanya berkapasitas empat orang. Namun dalam satu kali putaran, jalur bisa dipakai beberapa “kotak” roller coaster.
KORAN SINDO yang sempat menjajal wahana ini pun merasakan keseruannya. Sebelum naik, staf akan menerangkan cara memakai perangkat VR berupaheadset. Headset tersebut bisa diatur tingkat kekencangannya saat diikat ke kepala. Juga bisa diatur ketajaman fokusnya agar gambar di layar terlihat jernih. Jadi bagi yang bermata minus, tak perlu lagi menggunakan kacamata saat menggunakan headset. Semua pengaturannya juga sangat mudah. Setelah itu, tali headset tinggal dikaitkan di bagian pegangan tangan roller coaster. Visual di headset lalu akan menunjukkan penumpang sudah berada di garis start balapan mobil. Kini, kita siap meluncur.
Saat meluncur, maka perangkat VR akan langsung menyajikan gambar seolah-olah kita sedang balapan sambil menghindari berbagai rintangan sambil bertemu dengan para karakter terkenal Lego, seperti Pirate Captain, Pharaoh, Surfer Girl, Trendsetter, dan Wizard. Yang paling seru adalah saat berada di tikungan dan saat jalur menurun, karena saat itulah roller coaster yang penumpang naiki memang juga sedang benar-benar menikung atau turun dari jalurnya. Teriakan-teriakan keseruan sulit dihindari. Apalagi mengingat bagian tertinggi wahana ini ada di ketinggian 18 meter di atas tanah. Durasi yang hanya 3 menit jadi terasa singkat. Satu kali naik tentu tidak akan cukup.
Butuh waktu hingga dua tahun bagi tim Legoland, Merlin Entertainments plc selaku operator, dan Samsung untuk mempersiapkan wahana ini. Persiapan termasuk dengan melakukan survei tentang selera dan harapan konsumen tentang wahana seru yang mereka inginkan.
“Kami berharap, dengan adanya wahana terbaru ini wisatawan dari Indonesia, baik yang datang dari Kuala Lumpur atau Singapura, semakin tertarik datang ke Legoland Malaysia,” ujar Thila Munusamy selaku Direktur Penjualan dan Pemasaran Legoland Malaysia Resort. (Herita Endriana)
(nfl)