Warung Anak Sehat untuk Jajanan Lebih Baik

Kamis, 14 Desember 2017 - 09:45 WIB
Warung Anak Sehat untuk...
Warung Anak Sehat untuk Jajanan Lebih Baik
A A A
JAKARTA - Berdasarkan penelitian proyek perubahan yang dilakukan Balai POM di Maluku terhadap delapan SD di Kota Ambon pada periode Agustus-Oktober 2017 dengan uji sampling terhadap sekolah dan penjual, hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi kenaikan persentase jajanan yang telah memenuhi standar keamanan pangan setelah dilakukannya intervensi dari 50% menjadi 70%.

Adapun hasil uji jajanan yang tidak memenuhi standar keamanan pangan secara mikrobiologi sangat berkaitan erat dengan rendahnya penerapan higiene sanitasi dalam pengolahan dan penyajian makanan, juga berhubungan dengan perilaku para penjual jajanan.

Dalam membantu menyediakan akses terhadap jajanan lebih sehat, Program Warung Anak Sehat (WAS) hadir untuk mewujudkan sekolah dengan kantin sehat melalui pendampingan dan penyediaan material edukasi.

Program WAS yang diprakarsai Sarihusada telah merangkul 350 sekolah dasar yang tersebar, salah satunya di Kota Ambon dan beberapa daerah lainnya, yaitu Bogor, Bandung, dan Yogyakarta.

Talitha Andini Prameswari, WAS Project Manager Sarihusada, memaparkan, program WAS telah berjalan secara berkesinambungan dengan fokus terhadap pemenuhan gizi sesuai pedoman gizi seimbang dan pemberdayaan perempuan melalui usaha mikro.

“Selain melakukan edukasi gizi terhadap seluruh elemen masyarakat sekolah, kami juga melatih para ibu kantin sekolah agar dapat menyediakan alternatif jajanan yang lebih sehat,” ujarnya di SDN 1 Poka, Ambon, belum lama ini. Dengan adanya program WAS, pihaknya berharap dapat membantu memperbaiki gizi anak sekolah.

“Dengan begitu, dapat tercipta generasi maju Indonesia,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Balai POM di Maluku Sandra Linthin mengaku tidak mudah mengontrol pola jajan anak di luar rumah, terutama di sekolah.

Balai POM di Maluku telah melakukan pengawalan terhadap jajanan anak sekolah melalui program Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) sejak 2010 sampai saat ini, dengan harapan stakeholder terkait, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, juga bersama-sama melakukan pengawalan.

Adanya program WAS yang langsung menyasar pada edukasi masyarakat sekolah, terutama ibu penjual kantin, tentu dapat berkontribusi terhadap perbaikan gizi anak sekolah melalui ketersediaan jajanan yang lebih sehat.

“Jadi, apa yang selama ini telah pemerintah upayakan dalam meningkatkan pola hidup bersih dan sehat dapat tercapai dengan adanya kerja sama dan koordinasi lintas sektoral,” ujar Sandra. Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Timur, masih menjadi sorotan.

Di Provinsi Maluku tercatat adanya permasalahan gizi buruk pada anak usia 5-12 tahun yang ditandai dengan prevalensi stunting (pendek) >30% dan wasting (kurus) >5% yang berada di atas angka rata-rata nasional (Riskesdas, 2013). (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8874 seconds (0.1#10.140)