Yuk! Mengonsumsi Susu Segar Berkualitas
A
A
A
MALANG - Susu yang berkualitas baik tidak hanya didapatkan dari proses pengolahannya, namun dari sejak sapi diternakkan. Pengetahuan mengenai teknik pemrosesan susu perlu diperdalam agar orang dapat mengonsumsi susu segar yang berkualitas.
Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia Heru Prabowo menuturkan, susu yang berkualitas baik didapatkan dari kualitas peternakan sapi yang baik pula.
Menurut Heru, di peternakan sapi milik PT Greenfields Indonesia di Malang, Jawa Timur, beragam upaya dilakukan dalam memberikan kenyamanan terhadap sapi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas susu terbaik.
“Di peternakan, kami menciptakan sirkulasi udara menggunakan puluhan kipas di kandang, memberikan nutrisi makanan, mengimpor beberapa rumput khusus dari Amerika, hingga memberikan terapi pada sapi, mulai memijat, hingga menyiagakan dokter hewan bila ada yang sakit,” sebut Heru, saat ditemui di Malang, pada Senin (5/3).
Senada dengan Heru, menurut ilmuwan nutrisi Dr Matthew Lantz Blaylock, kualitas susu lebih baik dan terjamin apabila kontak dengan tangan manusia bisa diminimalisasi. Namun, menurutnya, hal yang perlu dipahami, susu yang masih mentah mengandung empat bakteri jahat.
Bakteri jahat tersebut, menurut Matthew, bisa dimatikan melalui teknik pasteurisasi. Selain teknik pasteurisasi, ada pula teknik pengolahan susu lainnya, yakni UHT (Ultra Hight Temperature). “Jika orang dewasa membutuhkan tiga gelas susu atau sekitar 500- 700 ml setiap hari, maka anak kecil cukup jauh lebih rendah dari angka tersebut, yakni sekitar 100 ml,” tutur Matthew.
Greenfields Indonesia, produsen susu segar di Indonesia, meresmikan peternakan sapi perah terbesar di Indonesia yang berlokasi di Wlingi, Blitar, Jawa Timur pada Selasa (6/3).
Peresmian peternakan ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong industri pengolahan susu di dalam negeri. Sehari sebelum peresmian, yakni Senin (5/3), KORAN SINDO dan belasan media nasional lain berkesempatan mendatangi Palaan Factory di Malang.
Di tempat ini para petinggi PT Greenfields Indonesia memberikan presentasi. Country Head of Marketing & Sales Indonesia PT AustAsia Food Syahbantha Sembiring menjelaskan secara umum mengenai industri pengolahan susu sapi di Indonesia dan pemasaran produk Greenfields Indonesia.
Sementara itu, Head of Dairy Manufacturing-SEA PT Greenfields Indonesia Darmanto Setyawan menjelaskan mengenai teknis bagaimana susu sapi diolah di pabrik, yang pada akhirnya dapat dikonsumsi masyarakat. Setelah mendengarkan presentasi dari kedua orang tersebut, media diajak untuk berkeliling pabrik susu.
Selama kurang lebih satu jam, para Media dapat mengetahui secara langsung bagaimana susu sapi diteliti kandungannya, teknik pengolahan yang dipakai, pengemasan, dan manajemen. Setelah berkeliling dan mendapat penjelasan lengkap seputar pabrik, presentasi pun dilanjutkan.
Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia Heru Prabowo menjelaskan mengenai kondisi peternakan ideal sehingga memberikan pengaruh pada susu yang diproduksi.
Kegiatan hari itu ditutup oleh presentasi dari Nutritional Scientist, Dr Matthew Lantz Blaylock PhD. Laki-laki asal Amerika Serikat yang telah tinggal di Indonesia selama 14 tahun ini menjelaskan mengenai pentingnya pola makan sehat dan seimbang, serta manfaat susu bagi tubuh manusia.
Hari berikutnya, Selasa (6/3), media nasional maupun lokal di Jawa Timur menghadiri peresmian peternakan sapi perah di Wlingi, Blitar, Jawa Timur. Dibutuhkan waktu dua jam dari Malang untuk sampai peternakan yang ada di kawasan perbukitan ini. Peresmian ini berlangsung cukup meriah karena dihadiri Bupati Blitar Rijanto,para petinggi PT Greenfields Indonesia, puluhan pegawai negeri dari daerah setempat . Peresmian itu juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Dalam sambutannya, Menperin menuturkan bahwa pengembangan industri pengolahan susu perlu dilakukan melalui program kemitraan dengan peternak sapi perah secara terintegrasi. “Program kemitraan tersebut diharapkan membawa multiplier effect yang akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), dan penyerapan tenaga kerja, sehingga mampu menyejahterakan masyarakat,” kata Airlangga.
Sementara itu , menurut CEO AustAsia Dairy Group Edgar Collins mengatakan, dengan beroperasinya peternakan yang kedua ini, akan terjadi peningkatan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan.
“Kami juga ingin memperkenalkan praktik peternakan sapi perah modern sebagai model untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari susu segar dalam negeri,” katanya. (Dwi Nur Ratna Ningsih)
Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia Heru Prabowo menuturkan, susu yang berkualitas baik didapatkan dari kualitas peternakan sapi yang baik pula.
Menurut Heru, di peternakan sapi milik PT Greenfields Indonesia di Malang, Jawa Timur, beragam upaya dilakukan dalam memberikan kenyamanan terhadap sapi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas susu terbaik.
“Di peternakan, kami menciptakan sirkulasi udara menggunakan puluhan kipas di kandang, memberikan nutrisi makanan, mengimpor beberapa rumput khusus dari Amerika, hingga memberikan terapi pada sapi, mulai memijat, hingga menyiagakan dokter hewan bila ada yang sakit,” sebut Heru, saat ditemui di Malang, pada Senin (5/3).
Senada dengan Heru, menurut ilmuwan nutrisi Dr Matthew Lantz Blaylock, kualitas susu lebih baik dan terjamin apabila kontak dengan tangan manusia bisa diminimalisasi. Namun, menurutnya, hal yang perlu dipahami, susu yang masih mentah mengandung empat bakteri jahat.
Bakteri jahat tersebut, menurut Matthew, bisa dimatikan melalui teknik pasteurisasi. Selain teknik pasteurisasi, ada pula teknik pengolahan susu lainnya, yakni UHT (Ultra Hight Temperature). “Jika orang dewasa membutuhkan tiga gelas susu atau sekitar 500- 700 ml setiap hari, maka anak kecil cukup jauh lebih rendah dari angka tersebut, yakni sekitar 100 ml,” tutur Matthew.
Greenfields Indonesia, produsen susu segar di Indonesia, meresmikan peternakan sapi perah terbesar di Indonesia yang berlokasi di Wlingi, Blitar, Jawa Timur pada Selasa (6/3).
Peresmian peternakan ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong industri pengolahan susu di dalam negeri. Sehari sebelum peresmian, yakni Senin (5/3), KORAN SINDO dan belasan media nasional lain berkesempatan mendatangi Palaan Factory di Malang.
Di tempat ini para petinggi PT Greenfields Indonesia memberikan presentasi. Country Head of Marketing & Sales Indonesia PT AustAsia Food Syahbantha Sembiring menjelaskan secara umum mengenai industri pengolahan susu sapi di Indonesia dan pemasaran produk Greenfields Indonesia.
Sementara itu, Head of Dairy Manufacturing-SEA PT Greenfields Indonesia Darmanto Setyawan menjelaskan mengenai teknis bagaimana susu sapi diolah di pabrik, yang pada akhirnya dapat dikonsumsi masyarakat. Setelah mendengarkan presentasi dari kedua orang tersebut, media diajak untuk berkeliling pabrik susu.
Selama kurang lebih satu jam, para Media dapat mengetahui secara langsung bagaimana susu sapi diteliti kandungannya, teknik pengolahan yang dipakai, pengemasan, dan manajemen. Setelah berkeliling dan mendapat penjelasan lengkap seputar pabrik, presentasi pun dilanjutkan.
Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia Heru Prabowo menjelaskan mengenai kondisi peternakan ideal sehingga memberikan pengaruh pada susu yang diproduksi.
Kegiatan hari itu ditutup oleh presentasi dari Nutritional Scientist, Dr Matthew Lantz Blaylock PhD. Laki-laki asal Amerika Serikat yang telah tinggal di Indonesia selama 14 tahun ini menjelaskan mengenai pentingnya pola makan sehat dan seimbang, serta manfaat susu bagi tubuh manusia.
Hari berikutnya, Selasa (6/3), media nasional maupun lokal di Jawa Timur menghadiri peresmian peternakan sapi perah di Wlingi, Blitar, Jawa Timur. Dibutuhkan waktu dua jam dari Malang untuk sampai peternakan yang ada di kawasan perbukitan ini. Peresmian ini berlangsung cukup meriah karena dihadiri Bupati Blitar Rijanto,para petinggi PT Greenfields Indonesia, puluhan pegawai negeri dari daerah setempat . Peresmian itu juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Dalam sambutannya, Menperin menuturkan bahwa pengembangan industri pengolahan susu perlu dilakukan melalui program kemitraan dengan peternak sapi perah secara terintegrasi. “Program kemitraan tersebut diharapkan membawa multiplier effect yang akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), dan penyerapan tenaga kerja, sehingga mampu menyejahterakan masyarakat,” kata Airlangga.
Sementara itu , menurut CEO AustAsia Dairy Group Edgar Collins mengatakan, dengan beroperasinya peternakan yang kedua ini, akan terjadi peningkatan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan.
“Kami juga ingin memperkenalkan praktik peternakan sapi perah modern sebagai model untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari susu segar dalam negeri,” katanya. (Dwi Nur Ratna Ningsih)
(nfl)