Menikmati Indahnya Senja di Pelabuhan Kota Miri di Sarawak
A
A
A
MIRI - Nama Miri memang belum sefamiliar kota-kota di Malaysia seperti Kuala Lumpur, Malaka, Selangor, atau Kuching. Miri adalah sebuah kota di Sarawak yang berbatas langsung dengan Brunei dan bertatapan langsung dengan Laut China Selatan.
Sindonews berkesempatan untuk mengunjungi kota dengan luas 998 km persegi, dengan penduduk tak lebih dari 350.000 jiwa itu. Pusat kota Miri, atau yang disebut dengan pusat bandar, berada tepat di bibir pantai.
Tata kota Miri mirip dengan Bandung, di mana hanya sedikit gedung-gedung bertingkat dan terbilang sepi dibanding kota-kota lain di Malaysia. Meskipun kota ini masuk dalam kota kecil di Malaysia, namun infrastuktur Miri sangatlah baik.
Kota ini memiliki beberapa harta tersembunyi, salah satunya adalah Grand Old Lady yang berada di Canada Hill. Tempat ini hanya berjarak sekitar 10 menit dengan mobil atau motor, dari pusat kota Miri.
Menurut pihak Sarawak Tourism Board yang memandu kami selama di Miri, Grand Old Lady adalah kilang minta pertama di Miri. Di lokasi itu juga terdapat sebuah Museum Petroleum. Sayang, karena terlalu sore tiba di lokasi, museum tersebut sudah tutup.
Namun, sajian utama di Grand Old Lady bukanlah diorama para pekerja kilang minyak atau museum, melainkan apa yang tersaji dibelakang itu semua. Di belakang museum terdapat sebuah taman yang cukup luas, di mana disana kita bisa melihat keseluruhan kota Miri.
Tempat ini memang sangat cocok dikunjungi pada sore hari, karena kita bisa melihat megah dan cantiknya senja yang menyelimuti seluruh kota. Pantulan cahaya matahari yang berwarna jingga di perairan Laut China Selatan semakin menambah elok pemandangan.
Masih sepinya pengunjung di Miri seperti "blessing in the sky", karena kami tidak usah berebut atau mengantri untuk mengambil gambar. Pengunjung bebas menentukan lokasi di mana mereka ingin mengadikan diri mereka, dengan latar belakang kota Miri yang tengah diselimuti cahaya keemasan.
Selain di Grand Old Lady, tempat lain yang tidak kalah spektakuler adalah pelabuhan kota itu. Di sana, kita bukan hanya bisa menikmati pemandangan, tapi juga sajian makanan laut yang disajikann restoran dan cafe yang berada di pelabuhan.
Untuk menuju Miri saat ini tidaklah sulit, ada dua opsi untuk menuju kesana. Opsi pertama adalah mengambil penerbangan ke Kuala Lumpur yang dilanjutkan ke Miri, dan opsi kedua adalah mengambil penerbangan ke Pontianak, yang dilanjutkan dengan penerbangan langsung ke Miri dengan menggunakan Wings Air. Jarak tempuh keduanyanya tidak jauh berbeda, hanya sekitar empat jam.
Sindonews berkesempatan untuk mengunjungi kota dengan luas 998 km persegi, dengan penduduk tak lebih dari 350.000 jiwa itu. Pusat kota Miri, atau yang disebut dengan pusat bandar, berada tepat di bibir pantai.
Tata kota Miri mirip dengan Bandung, di mana hanya sedikit gedung-gedung bertingkat dan terbilang sepi dibanding kota-kota lain di Malaysia. Meskipun kota ini masuk dalam kota kecil di Malaysia, namun infrastuktur Miri sangatlah baik.
Kota ini memiliki beberapa harta tersembunyi, salah satunya adalah Grand Old Lady yang berada di Canada Hill. Tempat ini hanya berjarak sekitar 10 menit dengan mobil atau motor, dari pusat kota Miri.
Menurut pihak Sarawak Tourism Board yang memandu kami selama di Miri, Grand Old Lady adalah kilang minta pertama di Miri. Di lokasi itu juga terdapat sebuah Museum Petroleum. Sayang, karena terlalu sore tiba di lokasi, museum tersebut sudah tutup.
Namun, sajian utama di Grand Old Lady bukanlah diorama para pekerja kilang minyak atau museum, melainkan apa yang tersaji dibelakang itu semua. Di belakang museum terdapat sebuah taman yang cukup luas, di mana disana kita bisa melihat keseluruhan kota Miri.
Tempat ini memang sangat cocok dikunjungi pada sore hari, karena kita bisa melihat megah dan cantiknya senja yang menyelimuti seluruh kota. Pantulan cahaya matahari yang berwarna jingga di perairan Laut China Selatan semakin menambah elok pemandangan.
Masih sepinya pengunjung di Miri seperti "blessing in the sky", karena kami tidak usah berebut atau mengantri untuk mengambil gambar. Pengunjung bebas menentukan lokasi di mana mereka ingin mengadikan diri mereka, dengan latar belakang kota Miri yang tengah diselimuti cahaya keemasan.
Selain di Grand Old Lady, tempat lain yang tidak kalah spektakuler adalah pelabuhan kota itu. Di sana, kita bukan hanya bisa menikmati pemandangan, tapi juga sajian makanan laut yang disajikann restoran dan cafe yang berada di pelabuhan.
Untuk menuju Miri saat ini tidaklah sulit, ada dua opsi untuk menuju kesana. Opsi pertama adalah mengambil penerbangan ke Kuala Lumpur yang dilanjutkan ke Miri, dan opsi kedua adalah mengambil penerbangan ke Pontianak, yang dilanjutkan dengan penerbangan langsung ke Miri dengan menggunakan Wings Air. Jarak tempuh keduanyanya tidak jauh berbeda, hanya sekitar empat jam.
(alv)