Meriahnya Warna Warni Pecinan Cirebon di Pasar Kanoman

Kamis, 03 Mei 2018 - 17:35 WIB
Meriahnya Warna Warni Pecinan Cirebon di Pasar Kanoman
Meriahnya Warna Warni Pecinan Cirebon di Pasar Kanoman
A A A
CIREBON - Pecinan Cirebon tidak seperti dulu. Daerah di kawasan Pasar Kanoman ini lebih tertata, bersih, dan cerah. Ini karena ratusan bangunan atau kios serta pedang kaki lima di sana mendapat sentuhan Pacific Paint sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

Revitalisasi yang dilakukan ini tak lepas dari peran perusahaan cat tertua di Indonesia ini yang bekerja sama dengan tiga kesultanan Cirebon , yakni Gusti Sultan Sepuh ke-14 Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat. SE dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon, Sultan Pangeran Raja Muhammad Emirudin dari Kasultanan Kanoman, dan Sultan Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat dari Keraton Kacirebonan.

Perusahaan cat yang berdiri sejak 1943 ini telah melakukan pengecatan pada lebih dari 200 ruko dan 160 pedagang kaki lima dengan konsep beraneka ragam warna, juga mengganti tenda-tenda pedagang kaki lima dengan tenda warna warni agar lebih memanjakan ribuan mata pengunjung.

"Kami melihat bahwa kawasan pecinan pasar Kanoman ini sangat berpotensi menjadi salah satu daya tarik utama pengunjung yang sayang apabila tidak kita jaga, karena selain sebagai pusat ekonomi juga bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Untuk itu kami berharap dengan revitalisasi ini bisa menghidupkan kembali pasar sebagai destinasi utama wisata dan berbelanja, sehingga dapat lebih meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan yang terpenting dapat menikmati hingga berbagai generasi,” kata Suryanto Tjokrosantoso, Direktur Pacific Paint saat meresmikan Pecinan Warna Warni di Pasar Kanoman Cirebon pada Kamis (3/5/2018).

Pemilihan Pecinan Cirebon dengan sentuhan warna warni ini juga bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, hubungan keraton-keraton Cirebon dengan komunitas Tionghoa sudah terjalin lama. Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, warga Tionghoa berada di wilayah Cirebon sekitar 200 tahun sebelum Kesultanan Cirebon berdiri.

Bahkan. keberadaan warga Tionghoa di Cirebon sudah ada sejak sekitar 1415 M sebelum kerajaan Cirebon berdiri pada sekitar tahun 1500 M. Hal ini mengingat riwayat putri dari Dinasti Ming. Ong Tien yang merupakan istri Sunan Gunung Jati juga diiringi dengan peristiwa monumental ketika pasukan negeri Tiongkok yang dinakhodai Laksamana Cheng Ho. Pangiima Besar Angkatan Laut dari Dinasti Ming datang ke Cirebon.

"Pasar Kanoman bukan hanya bagian dari sejarah namun juga sudah menjadi bagian jantung dari Kota Cirebon itu sendiri, dengan adanya pemugaran ini saya berharap masyarakat dapat lebih bangga dengan jati diri bangsa dan semakin apresiasi akan nilai sejarah dengan budaya lokal yang sudah semakin tergerus dengan modemnya zaman," papar Kasultanan Kasepuhan Pangeran Radja Adipati Arief Natadinlngrat.

Selain prosesi peresmian diadakan juga panggung budaya yang menampilkan pertunjukai barongsai dan tarian tradisional Cirebon. Acara yang kurang lebih dihadiri ribuar pengunjung ini menjadi salah satu acara peresmian dan budaya terbesar di Kota Cirebon.

Sebelumnya, ada beberapa tempat yang daerahnya menjadi warna warni sehingga menarik perhatian, yakni di kawasan Tangerang dengan Kampung Bekelir dan Kampung Merah Putih di Kota Tual Ambon,
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3356 seconds (0.1#10.140)