Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon

Kamis, 03 Mei 2018 - 18:44 WIB
Menjaga Kelestarian...
Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon
A A A
CIREBON - Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi keraton tertua di Indonesia dengan bangun yang masih asli. Tentu mempertahankan dan menjaganya tidaklah mudah.

Saat mengunjungi Keraton, sudah terlihat bangunannya yang khas, di mana berdiri kokoh pagar yang terbuat dari bata merah. Mungkin banyak orang yang tidak menyangka jika pagar bata itu dibangun pada sekitar 600 tahun yang lalu.
Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon

Sultan Sepuh Cirebon XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat menegaskan bangunan paling depan keraton berdiri sejak 1430.

"Keraton Kasepuhan ini menjadi yang tertua di Indonesia dengan bangun yang masih asli. Bata merah di depan Keraton itu arsitektur majapahit dan masih asli, di depannya ada Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di mana masjid ini dibangun pada 1480 M oleh Sunan Gunung Jati, di mana arsiteknya adalah Sunan Kalijaga dan Raden Sepat. Bangunan juga masih asli," papar PRA Arief.

Demikian dengan bangunan yang ada di dalam keraton yang keasliannya masih terasa.
Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon

Untuk menjaga bangun berusia ratusan tahun ini, salah satunya membersihkan bangun dari debu. Sementara, pemeliharaan dan perawatan untuk pagar bata peninggalan majapahit misalnya, hal itu dilakukan dengan mengecat ulang dengan menggunakan tanah liat. rumput serta lumut yang kerap menempel, terlebih seusai musim hujan, maka pemeliharaan dengan membersihkan secara perlahan.

Adapun pemeliharaan bagian dalam keraton, dilakukan oleh abdi dalam. Untuk menjaga bangunan tetap utuh, juga dilakukan pengecatan.

"Kita mendapatkan bantuan dari Pacific Paint untuk pengecatan tanpa mengubah warna aslinya," kata PRA Arief.
Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon

"Kita juga merawat benda benda peninggalan dengan membuat museum di dalam keraton. Bisa dilihat di sana beragam benda peninggalan, " tambahnya.

Di dalam museum sendiri ada ribuan benda bersejarah yang bisa dilihat masyarakat umum, mulai perlengkapan rumah tangga, seperti gelas, piring hingga perlengkapan perang, antara lain baju besi dan senjata tajam, sperti trisula.

Ada juga busana dari putra dan putri sultan serta perhiasan pengantin dari Kuningan peninggalan abad 16 atau 1526 Masehi. Hampir semua benda tersebut ditempatkan dalam lemari lemari kaca yang tersusun rapi dan berada dalam suhu yang stabil.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1831 seconds (0.1#10.140)