Kopi Koteka, Kopi Khas Kabupaten Pegunungan Bintang Oksibil Papua
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Pegunungan Bintang, Oksibil, Papua tak hanya menawarkan pemandangan alam yang memanjakan mata namun juga kulinernya yang lezat. Selain papeda, ada juga kopi dengan kualitas terbaik dengan aroma kopi yang harum dan halus serta memiliki rasa yang sangat manis.
"Kopi yang ditanam petani secara tradisional tanpa menggunakan pupuk kimia juga tanpa pestisida sehingga menghasilkan kopi kualitas baik. Ada 5 distrik yang sudah menghasilkan kopi," ungkap Bupati Oksibil, Papua Costan Oktemka saat ditemui Sindonews di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Kelezatan kopi Pegunungan Bintang juga dipengaruhi oleh penanaman yang dilakukan hampir 2.000 meter di atas permukaan laut. Kelembapan yang rendah membantu menghasilkan kopi terbaik. Selain itu, kopi yang dihasilkan juga tidak dikupas dengan mesin melainkan secara manual dengan tangan.
Pasalnya, mesin akan menghasilkan panas dan gesekan sehingga mengurangi kenikmatan rasa kopi. Sementara, meski pengupasan dilakukan secara manual dan cukup lama namun cara ini dinilai dapat menjaga kualitas kopi tersebut. Tak heran jika peminat kopi Pegunungan Bintang hingga saat ini sagat tinggi.
Bahkan, sangking tingginya permintaan pasar akan kopi Pegunungan Bintang, sempat membuat masyarakat setempat kewalahan. Oleh karena itu, Costan menginisiasi program tanam kopi di seluruh Pegunungan Bintang termasuk membantu memfasilitasi tempat penyimpanan kopi sehingga masyarakat dapat memaksimalkan produksi biji kopi kering dan basah.
"Peminatnya sudah tinggi dari luar negeri seperti Australia, Selandia Baru, Eropa. Kita menghasilkan kopi jenis arabica. Awal keberadaan kopi asli Papua asal Pegunungan Bintang ini dimulai pada tahun 1960-an. Saat itu ada misionaris dari Belanda yang menanam kopi jenis Arabica," jelasnya.
Tak hanya memiliki rasa yang lezat, kopi Pegunungan Bintang juga dikemas dengan cara sangat menarik. Dengan nama Kopi Koteka, pemerintah setempat mengemas kopi ini dengan kemasan koteka yang telah menjadi ciri khas masyarakat Papua. Kopi Koteka hadir dalam kemasan 300 gram dan dibanderol seharga Rp300.000.
"Kopinya kita namakan Koteka dan sebagai orang gunung Koteka sudah ciri khas kami. Kopi Koteka juga baik khasiatnya untuk pria. Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang tengah fokus mengemas brand Kopi Koteka. Diharapkan ke depan kemasannya bisa dalam bentuk Koteka atau yang lain," kata dia.
"Kopi yang ditanam petani secara tradisional tanpa menggunakan pupuk kimia juga tanpa pestisida sehingga menghasilkan kopi kualitas baik. Ada 5 distrik yang sudah menghasilkan kopi," ungkap Bupati Oksibil, Papua Costan Oktemka saat ditemui Sindonews di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Kelezatan kopi Pegunungan Bintang juga dipengaruhi oleh penanaman yang dilakukan hampir 2.000 meter di atas permukaan laut. Kelembapan yang rendah membantu menghasilkan kopi terbaik. Selain itu, kopi yang dihasilkan juga tidak dikupas dengan mesin melainkan secara manual dengan tangan.
Pasalnya, mesin akan menghasilkan panas dan gesekan sehingga mengurangi kenikmatan rasa kopi. Sementara, meski pengupasan dilakukan secara manual dan cukup lama namun cara ini dinilai dapat menjaga kualitas kopi tersebut. Tak heran jika peminat kopi Pegunungan Bintang hingga saat ini sagat tinggi.
Bahkan, sangking tingginya permintaan pasar akan kopi Pegunungan Bintang, sempat membuat masyarakat setempat kewalahan. Oleh karena itu, Costan menginisiasi program tanam kopi di seluruh Pegunungan Bintang termasuk membantu memfasilitasi tempat penyimpanan kopi sehingga masyarakat dapat memaksimalkan produksi biji kopi kering dan basah.
"Peminatnya sudah tinggi dari luar negeri seperti Australia, Selandia Baru, Eropa. Kita menghasilkan kopi jenis arabica. Awal keberadaan kopi asli Papua asal Pegunungan Bintang ini dimulai pada tahun 1960-an. Saat itu ada misionaris dari Belanda yang menanam kopi jenis Arabica," jelasnya.
Tak hanya memiliki rasa yang lezat, kopi Pegunungan Bintang juga dikemas dengan cara sangat menarik. Dengan nama Kopi Koteka, pemerintah setempat mengemas kopi ini dengan kemasan koteka yang telah menjadi ciri khas masyarakat Papua. Kopi Koteka hadir dalam kemasan 300 gram dan dibanderol seharga Rp300.000.
"Kopinya kita namakan Koteka dan sebagai orang gunung Koteka sudah ciri khas kami. Kopi Koteka juga baik khasiatnya untuk pria. Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang tengah fokus mengemas brand Kopi Koteka. Diharapkan ke depan kemasannya bisa dalam bentuk Koteka atau yang lain," kata dia.
(alv)