Mengenal Clare Waight Keller, Desainer Pilihan Meghan Markle
A
A
A
CLARE Waight Keller adalah desainer asal Inggris yang dipilih Meghan Markle sebagai perancang gaun pengantin pada hari pernikahannya. Perempuan yang kini menjabat sebagai creative director rumah mode Prancis, Givenchy, ini telah berpengalaman di banyak brand fashion ternama.
Perempuan yang akrab disapa Clare ini lahir pada 19 Agustus 1970 di Birmingham, Inggris. Pada usia lima tahun, ketertarikan Clare pada dunia fashion telah terlihat. Berkat bimbingan ibunya, di usia yang masih sangat belia tersebut, Clare telah bisa merajut. Bakat dan ketertarikan Clare pada dunia fashion akhirnya menuntunnya untuk menempuh pendidikan di Ravensbourne College of Art. Dia lulus dengan gelar BA (bachelor of arts) dalam mode. Dia pun menyelesaikan MA di Fashion Knitwear di The Royal College of Art.
Menariknya, meski merupakan orang Inggris, Clare belum pernah sekalipun bekerja di brand fashion asal Inggris. Tahun 90-an, Clare memutuskan untuk tinggal di New York, Amerika Serikat. Dia memulai karier fashion-nya secara profesional di Calvin Klein. Di label fashion itu perempuan yang kini berusia 47 tahun tersebut bekerja sebagai stylist untuk lini pakaian perempuan ready to wear.
Kemampuan Clare di bidang fashion semakin terasah ketika dia menjadi stylist di lini pakaian laki-laki ready to wear, Purple, milik Ralph Lauren. Pada 2000 Tom Ford meminta Clare untuk bergabung dengan rumah mode Gucci di bagian lini pakaian perempuan ready to wear dan aksesori. Ia bertahan di Gucci selama 4 tahun sebelum akhirnya mengambil posisi sebagai Artistis Director Pringle of Scotland. "Pada 2011 saya mengundurkan diri dari Pringle of Scotlandm," ujar Clare, seperti dilansir vogue.com.
Karier dan nama Clare mulai menanjak ketika dia mengepalai rumah mode Chloe pada tahun 2011. Ibu tiga anak ini lantas memboyong keluarganya pindah ke Paris, Prancis. Selama lebih dari enam tahun, Clare berhasil menjadikan label ini terkenal dengan gaya pakaian perempuan yang chic, minimalis, sekaligus modern. Ia bertahan di rumah mode Chloe hingga 2017. Ia meninggalkan Chloe ketika dipinang oleh rumah mode Givenchy sebagai Creative Director haute couture dan ready to wear for woman and men.
Menariknya, Clare menjadi Creative Director perempuan pertama di rumah mode yang berusia 66 tahun itu. Sebelum bekerja untuk Givenchy, Clare pernah bertemu dengan pendiri label, Hubert de Givenchy yang saat itu berusia 90 tahun. Dalam pertemuan itu, Hubert dan Clare berdiskusi mengenai inspirasi-inpirasi keduanya untuk mencipatakan suatu pakaian. Namun sayangnya beberapa bulan kemudian, tepatnya 10 Maret 2018, Hubert meninggal pada usia 91 tahun.
"Hubert de Givenchy merupakan sosok paling berpengaruh dalam dunia fashion di kehidupan kami dulu. Dia juga sosok yang mengilhami cara berpakaian masa kini (modern), namun ia juga merupakan salah satu laki-laki paling bergaya dan memesona yang pernah saya kenal," ujar Clare.
Pada Mei 2017 Clare pun secara resmi menggantikan posisi Riccardo Tisci. Oleh pemilik LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) Bernard Arnault, retailer raksasa yang menaungi Givenchy, Clare mendapat kebebasan untuk berkreativitas. "Saya benar-benar diberitahukan, 'Lakukan apa yang Anda inginkan'," kata Clare.
Karya pertama Clare untuk Givenchy adalah untuk koleksi Musim Semi 2018. Koleksi ini ditampilkan di Paris pada bulan Oktober 2017 lalu. Debut koleksi couture pertamanya mendapat banyak pujian. Oleh majalah Elle , dia mendapat pujian karena "membuat couture relevan lagi". Karyanya juga dinilai berhasil mengusung keanggunan minimal abadi yang mengacu pada kode-ikon House of Givenchy yang ikonik.
Perempuan yang akrab disapa Clare ini lahir pada 19 Agustus 1970 di Birmingham, Inggris. Pada usia lima tahun, ketertarikan Clare pada dunia fashion telah terlihat. Berkat bimbingan ibunya, di usia yang masih sangat belia tersebut, Clare telah bisa merajut. Bakat dan ketertarikan Clare pada dunia fashion akhirnya menuntunnya untuk menempuh pendidikan di Ravensbourne College of Art. Dia lulus dengan gelar BA (bachelor of arts) dalam mode. Dia pun menyelesaikan MA di Fashion Knitwear di The Royal College of Art.
Menariknya, meski merupakan orang Inggris, Clare belum pernah sekalipun bekerja di brand fashion asal Inggris. Tahun 90-an, Clare memutuskan untuk tinggal di New York, Amerika Serikat. Dia memulai karier fashion-nya secara profesional di Calvin Klein. Di label fashion itu perempuan yang kini berusia 47 tahun tersebut bekerja sebagai stylist untuk lini pakaian perempuan ready to wear.
Kemampuan Clare di bidang fashion semakin terasah ketika dia menjadi stylist di lini pakaian laki-laki ready to wear, Purple, milik Ralph Lauren. Pada 2000 Tom Ford meminta Clare untuk bergabung dengan rumah mode Gucci di bagian lini pakaian perempuan ready to wear dan aksesori. Ia bertahan di Gucci selama 4 tahun sebelum akhirnya mengambil posisi sebagai Artistis Director Pringle of Scotland. "Pada 2011 saya mengundurkan diri dari Pringle of Scotlandm," ujar Clare, seperti dilansir vogue.com.
Karier dan nama Clare mulai menanjak ketika dia mengepalai rumah mode Chloe pada tahun 2011. Ibu tiga anak ini lantas memboyong keluarganya pindah ke Paris, Prancis. Selama lebih dari enam tahun, Clare berhasil menjadikan label ini terkenal dengan gaya pakaian perempuan yang chic, minimalis, sekaligus modern. Ia bertahan di rumah mode Chloe hingga 2017. Ia meninggalkan Chloe ketika dipinang oleh rumah mode Givenchy sebagai Creative Director haute couture dan ready to wear for woman and men.
Menariknya, Clare menjadi Creative Director perempuan pertama di rumah mode yang berusia 66 tahun itu. Sebelum bekerja untuk Givenchy, Clare pernah bertemu dengan pendiri label, Hubert de Givenchy yang saat itu berusia 90 tahun. Dalam pertemuan itu, Hubert dan Clare berdiskusi mengenai inspirasi-inpirasi keduanya untuk mencipatakan suatu pakaian. Namun sayangnya beberapa bulan kemudian, tepatnya 10 Maret 2018, Hubert meninggal pada usia 91 tahun.
"Hubert de Givenchy merupakan sosok paling berpengaruh dalam dunia fashion di kehidupan kami dulu. Dia juga sosok yang mengilhami cara berpakaian masa kini (modern), namun ia juga merupakan salah satu laki-laki paling bergaya dan memesona yang pernah saya kenal," ujar Clare.
Pada Mei 2017 Clare pun secara resmi menggantikan posisi Riccardo Tisci. Oleh pemilik LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) Bernard Arnault, retailer raksasa yang menaungi Givenchy, Clare mendapat kebebasan untuk berkreativitas. "Saya benar-benar diberitahukan, 'Lakukan apa yang Anda inginkan'," kata Clare.
Karya pertama Clare untuk Givenchy adalah untuk koleksi Musim Semi 2018. Koleksi ini ditampilkan di Paris pada bulan Oktober 2017 lalu. Debut koleksi couture pertamanya mendapat banyak pujian. Oleh majalah Elle , dia mendapat pujian karena "membuat couture relevan lagi". Karyanya juga dinilai berhasil mengusung keanggunan minimal abadi yang mengacu pada kode-ikon House of Givenchy yang ikonik.
(amm)