Kafe di Bangkok Ini Tawarkan Sensasi Kematian ke Pengunjung

Jum'at, 25 Mei 2018 - 22:35 WIB
Kafe di Bangkok Ini...
Kafe di Bangkok Ini Tawarkan Sensasi Kematian ke Pengunjung
A A A
PERNAHKAH Anda berniat merasakan sensasi kematian? Lepaskan sepatu Anda, naik ke peti mati, dan tidur di bantalan lembut dengan penutup kayu di atas Anda.

Sekarang tinggal di dalam peti yang gelap selama tiga menit. Bisakah Anda lulus tes peti mati? Semua ini bisa dirasakan di Kafe Kid Mai (Think New) Death di Bangkok. Kafe yang baru dibuka pada 1 Maret lalu ini menawarkan berbagai kegiatan berupa pengalaman "kesadaran kematian" yang mungkin bisa mengubah hidup Anda. Kafe dengan format luar ruang ini memiliki ruangan yang trendi, informal, teduh, dan dilengkapi dengan kolam ikan kecil, patung Buddha, dan dekorasi modern yang mayoritas berwarna hitam.

Untuk menjajal peti mati, tentu tak semudah yang dibayangkan. Banyak pelanggan yang panik dan menolak masuk. Lainnya terlihat malu-malu setuju. Tiga menit kemudian, mereka tampak terguncang, ketakutan, lega, atau bahagia. Peti mati itu berwarna putih, terletak di atas panggung di samping meja kafe. Di bagian luar dihiasi dengan roh malaikat berwarna emas. Untuk masuk ke dalam peti mati tidak dipungut biaya sepeser pun.
"Ketika kamu benar-benar di dalam peti mati, rasanya seperti kamu sudah mati. Sebenarnya nyaman, tapi saya tidak bisa tidur atau bersantai karena saya merasa bahwa saya sudah mati. Anda akan berpikir bahwa Anda akan kehilangan semua yang dimiliki saat ini. Perasaan bahwa Anda tidak akan hidup, dan tidak dapat melihat ayah dan ibumu besok," ungkap Tammy, 15, mengatakan kepada CNN Travel saat dia keluar dari kotak persegi panjang tersebut.
Buatan Asisten Profesor
Asisten profesor Veeranut Rojanaprapa menciptakan kafe ini untuk tesis PhD-nya untuk jurusan filsafat dan agama di Saint Johnís University di Bangkok. Veeranut mengatakan topik tesisnya adalah bagaimana mengurangi keserakahan, mengurangi indeks korupsi, dan meningkatkan indeks transparansi (akuntabilitas) di Thailand dengan memanfaatkan agama Buddha di negara dengan populasi pengikut Buddha hampir mencapai 90% tersebut.

"Buddha sering mengajarkan tentang kesadaran kematian dan dia berkata ketika seseorang berpikir dan sadar akan kematiannya, dia akan menurunkan 'aku' di dalam pikirannya dan dia akan menurunkan keserakahan dan mengurangi kemarahan," ungkap Veeranut.

"Jika Anda berpikir bahwa besok adalah hari kematian Anda, dan Anda akan mati besok, semua orang tidak akan menggunakan waktu berharga mereka untuk membalas dendam musuhnya, atau menggunakan otaknya untuk berpikir tentang bagaimana menjadi korup, atau bagaimana mendapatkan lebih banyak uang. Dia akan menggunakan enam atau tujuh jam hidupnya untuk berbuat baik, kembali ke keluarganya, untuk berpelukan dengan putrinya atau putranya, dan untuk melakukan hal yang dia ingin lakukan pada masa lalu dan masih melakukannya," paparnya.

Veeranut pun meminta pelanggan untuk menulis tentang pengalaman kesadaran kematian mereka di buku catatan kafe dan merancang pemakaman mereka sendiri dengan memilih peti mati dari album foto. Dia mengatakan, seseorang mungkin menyesal karena menunda mimpi dan niat terbaiknya, karena suatu hari dia akan berubah menjadi kerangka.

Minuman dan Makanan Bertema Kematian
Selain sensasi kematian, kafe ini tentu saja menyajikan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Termasuk minuman kopi bertema kematian, seperti latte "One Year Left", dan espresso "Last Day". Adapun menu yang paling populer di kafe ini adalah empat minuman pencuci mulut yang disusun tinggi dengan rasa manis dan disajikan dingin. Namanya Born, Elder, Painful, dan Death. Untuk minuman pencuci mulut, Death, tamu akan merasakan cokelat yang dingin, lezat, dan kuat dengan krim kocok.

Bagi tamu yang setuju untuk berbaring di peti mati, akan mendapatkan diskon sebesar 10% saat membeli makanan atau minuman. Untuk kuenya, kafe membuat kue hitam dengan topping cokelat putih dan satu sendok cokelat. Selain itu, kafe kerap mengadakan acara-acara yang biasanya diikuti hingga 200 orang yang didukung oleh Yayasan Buddha Aree Thailand. Para tamu manula juga bisa mengikuti berbagai kegiatan seperti mengajar bahasa China, Jepang, Inggris, dan tablet (komputer) serta menggambar secara gratis.

Adapun yang paling populer adalah kelas bahasa China. Untuk sampai di sini, dari stasiun BTS Aree, gunakan pintu keluar 1, lalu berjalan menuju monumen Victory sekitar 40 meter. Kafe tepat berada di sebelah kanan.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3515 seconds (0.1#10.140)