Taylor Hill, dari Model Menjadi Bidadari
A
A
A
TAYLOR Hill adalah model pendatang baru yang kini tengah naik daun. Meski terbilang muda, karier bidadari Victoria’s Secret ini di dunia modeling sudah melesat.
Perempuan bernama lengkap Taylor Marie Hill ini lahir pada 5 Maret 1996 di Palatine, Illinois, Amerika Serikat. Putri pasangan David Glenn Hill dan Jenifer Rea ini mulai terjun ke dunia modeling saat usianya baru menginjak 14 tahun. Suatu hari perempuan yang akrab disapa Taylor ini berwisata ke peternakan di Granby, Colorado.
Dia dan keluarganya berencana menunggang kuda di sana. Ternyata di tempat itu juga menjadi lokasi pemotretan yang dilakukan oleh fotografer, sekaligus agen model dari White Cross Productions, Jim Jordan. Jordan pun tertarik pada paras cantik dan tubuh semampai Taylor.
Dia pun akhirnya menawari Taylor untuk ikut audisi agensi modeling. “Agen saya, yang juga seorang fotografer, sedang melakukan pemotretan saat saya berada di sana pada akhir pekan itu. Itu adalah takdir,” ujar Taylor, seperti dilansir Vogue.com . Bersama dengan Jordan, Taylor pun akhirnya terbang ke Los Angeles untuk mendaftar ke beberapa agensi model.
IMG Models, Ford Model, No Ties Management, Traffic Model, dan White Cross Management merupakan beberapa agensi model yang Taylor coba saat itu. Saat mendaftar ke beberapa agensi modeling, Taylor mengaku kesulitan untuk mendapatkan pemotretan.
Pasalnya, banyak agensi model yang mengatakan dia terlalu cantik, terlalu cokelat, terlalu kurus, dan sebagainya. “Saya dibilang terlalu cantik, terlalu gelap, terlalu pendek, terlalu tinggi, dan tidak cukup kurus untuk menjadi model,” ujar Taylor.
Setelah mendaftar dan mengikuti audisi dengan beberapa agensi model, akhirnya Taylor berhasil mendapatkan kontrak kerja dengan IMG Models. Segera setelah dibina, perempuan berambut cokelat ini menjadi model iklan brand fashion Forever 21 dan H&M. Pada 2013 Taylor mendapatkan tawaran untuk mengikuti audisi untuk menjadi model Victoria’s Secret.
Saat audisi, Taylor merasa gugup karena merasa belum banyak pengalaman dan belum genap berusia 17 tahun. “Saya terlalu muda pada saat audisi, yakni 16 tahun. Tetapi mereka tahu, empat bulan setelahnya saya sudah berusia 17 tahun,” ujar Taylor.
Tak butuh waktu lama, berkat bakat modelingnya, Taylor menjadi model pembuka di peragaan Victoria’s Secret bertajuk PINK. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Taylor pun dinobatkan sebagai salah satu dari 12 bidadari Victoria’s Secret. “Anda harus ingat, jadilah diri sendiri, percaya dengan apa yang Anda inginkan dan apa yang membuat Anda bahagia.
Itulah pesanku, bahagia dan berpikir positif,” ujar Taylor. Pencapaian Taylor tersebut bukan tanpa usaha keras. Sebab, pihak Victoria’s Secret, sangat selektif dan penuh pertimbangan dalam merekrut seorang model untuk dinobatkan sebagai bidadari yang mewakili citra label.
“Pengalaman berjalan di pentas Victoria’s Secret sangat berbeda dengan pergelaran busana perancang lainnya. Perancang busana high fashion , lebih tentang busana dan karakter si perancang. Namun, Victoria’s Secret lebih pada sosok model dan apa yang mereka representasikan,” papar Taylor.
Sejak menjadi bidadari di Victoria’s Secret, karier Taylor melesat. Dia menjadi model peragaan busana dan model iklan berbagai brand fashion ternama. Parasnya yang cantik pun telah menghiasi berbagai sampul majalah dari berbagai belahan dunia.
Kesuksesan Taylor sebagai model dibuktikannya dengan masuk dalam daftar The Business of Fashion (BoF ) 500. BoF 500 adalah indeks profesional definitif dari orang-orang yang membentuk industri mode saat ini.
“Daya tarik Taylor luas dan dia adalah seorang inspirasi bagi banyak orang. Sirine yang sedang berkembang, Taylor juga merupakan dorongan yang meyakinkan; keserbagunaan menjadi aset terbesar model,” ujar penyelenggara BoF 500 , John Pfeiffer. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Perempuan bernama lengkap Taylor Marie Hill ini lahir pada 5 Maret 1996 di Palatine, Illinois, Amerika Serikat. Putri pasangan David Glenn Hill dan Jenifer Rea ini mulai terjun ke dunia modeling saat usianya baru menginjak 14 tahun. Suatu hari perempuan yang akrab disapa Taylor ini berwisata ke peternakan di Granby, Colorado.
Dia dan keluarganya berencana menunggang kuda di sana. Ternyata di tempat itu juga menjadi lokasi pemotretan yang dilakukan oleh fotografer, sekaligus agen model dari White Cross Productions, Jim Jordan. Jordan pun tertarik pada paras cantik dan tubuh semampai Taylor.
Dia pun akhirnya menawari Taylor untuk ikut audisi agensi modeling. “Agen saya, yang juga seorang fotografer, sedang melakukan pemotretan saat saya berada di sana pada akhir pekan itu. Itu adalah takdir,” ujar Taylor, seperti dilansir Vogue.com . Bersama dengan Jordan, Taylor pun akhirnya terbang ke Los Angeles untuk mendaftar ke beberapa agensi model.
IMG Models, Ford Model, No Ties Management, Traffic Model, dan White Cross Management merupakan beberapa agensi model yang Taylor coba saat itu. Saat mendaftar ke beberapa agensi modeling, Taylor mengaku kesulitan untuk mendapatkan pemotretan.
Pasalnya, banyak agensi model yang mengatakan dia terlalu cantik, terlalu cokelat, terlalu kurus, dan sebagainya. “Saya dibilang terlalu cantik, terlalu gelap, terlalu pendek, terlalu tinggi, dan tidak cukup kurus untuk menjadi model,” ujar Taylor.
Setelah mendaftar dan mengikuti audisi dengan beberapa agensi model, akhirnya Taylor berhasil mendapatkan kontrak kerja dengan IMG Models. Segera setelah dibina, perempuan berambut cokelat ini menjadi model iklan brand fashion Forever 21 dan H&M. Pada 2013 Taylor mendapatkan tawaran untuk mengikuti audisi untuk menjadi model Victoria’s Secret.
Saat audisi, Taylor merasa gugup karena merasa belum banyak pengalaman dan belum genap berusia 17 tahun. “Saya terlalu muda pada saat audisi, yakni 16 tahun. Tetapi mereka tahu, empat bulan setelahnya saya sudah berusia 17 tahun,” ujar Taylor.
Tak butuh waktu lama, berkat bakat modelingnya, Taylor menjadi model pembuka di peragaan Victoria’s Secret bertajuk PINK. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Taylor pun dinobatkan sebagai salah satu dari 12 bidadari Victoria’s Secret. “Anda harus ingat, jadilah diri sendiri, percaya dengan apa yang Anda inginkan dan apa yang membuat Anda bahagia.
Itulah pesanku, bahagia dan berpikir positif,” ujar Taylor. Pencapaian Taylor tersebut bukan tanpa usaha keras. Sebab, pihak Victoria’s Secret, sangat selektif dan penuh pertimbangan dalam merekrut seorang model untuk dinobatkan sebagai bidadari yang mewakili citra label.
“Pengalaman berjalan di pentas Victoria’s Secret sangat berbeda dengan pergelaran busana perancang lainnya. Perancang busana high fashion , lebih tentang busana dan karakter si perancang. Namun, Victoria’s Secret lebih pada sosok model dan apa yang mereka representasikan,” papar Taylor.
Sejak menjadi bidadari di Victoria’s Secret, karier Taylor melesat. Dia menjadi model peragaan busana dan model iklan berbagai brand fashion ternama. Parasnya yang cantik pun telah menghiasi berbagai sampul majalah dari berbagai belahan dunia.
Kesuksesan Taylor sebagai model dibuktikannya dengan masuk dalam daftar The Business of Fashion (BoF ) 500. BoF 500 adalah indeks profesional definitif dari orang-orang yang membentuk industri mode saat ini.
“Daya tarik Taylor luas dan dia adalah seorang inspirasi bagi banyak orang. Sirine yang sedang berkembang, Taylor juga merupakan dorongan yang meyakinkan; keserbagunaan menjadi aset terbesar model,” ujar penyelenggara BoF 500 , John Pfeiffer. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)