Star Chinese Movies Hadirkan Film Mandarin Era 1980-1990-an
A
A
A
BAGI generasi 90-an, pastinya tidak asing dengan namanama seperti Maggie Cheung, Jackie Chan, dan Andy Lau yang sukses membangkitkan kenangan akan film-film Mandarin.
Periode 1980-1990 memang menjadi masa populer bagi film Mandarin yang sekaligus menjadi masa emas bagi industri perfilman Hong Kong. Tak heran sinema ini memiliki banyak penggemar dan berpengaruh hingga seantero Asia, termasuk Indonesia.
Memasuki 2000-an, gemerlap perfilman Hong Kong di Tanah Air seolah redup seiring invasi Harajuku dan demam budaya pop Korea. Meski demikian, penggemar film Hong Kong tak lantas mati. Tak banyak tayangan Mandarin di bioskop dan televisi, para penggemar beralih ke keping CD untuk dapat menikmati film-film lawas dan aksi heroik aktor Hong Kong yang berlaga tanpa peran pengganti.
Kini, di era TV kabel, penonton memiliki alternatif pilihan menikmati tayangan Mandarin dengan lebih berkualitas. Sejak 2012, Star Chinese Movies (SCM) hadir untuk memberikan penonton Indonesia tayangan Mandarin berkualitas.
Melalui SCM , penonton Indonesia memiliki akses terhadap film-film blockbuster berbahasa Mandarin terbaru dan konten premium lainnya, tentunya dengan subtitle bahasa Indonesia. Salah satu tayangan unggulan SCM yang baru saja dirilis adalah The Trading Floor, serial TV yang diproduseri oleh aktor kawakan Hong Kong, AndyLau.
Hasil tangan dingin Lau berhasil mengangkat kondisi lantai bursa Hong Kong dalam 20 tahun terakhir dan mengemasnya secara epic dalam tayangan 5 episode yang masing-masing berdurasi1jam. TheTrading Floor sekaligus menjadi proyek pertama Andy Lau yang dipercayakan kepada Fox Networks Group.
Dalam peluncurannya di Hong Kong awal Juni lalu, Andy Lau mengakui dunia stock & share sangat luas dan rumit. “Bahkan, 30 episode pun tidak cukup untuk menceritakan tentang pasar saham.
Oleh karena itu, mengemas dasar kisah tentang pasar saham dalam 5 episode adalah tantangan saya dalam menghasilkan The Trading Floor,” sebut Andy Lau, dalam siaran pers yang diterima KORAN SINDO, Kamis (21/6).
Tak hanya bercerita tentang angka-angka, The Trading Floor justru menampilkan sisi lain dari pasar saham yang tak kalah kotor dari judi. Hal itulah yang membuat serial yang juga dikenal sebagai kisah Wall Street versi Hong Kong ini berbeda dan mendapat sambutan baik saat peluncurannya.
Memasuki Juli 2018, sejumlah program baru juga akan menjadi tayangan ung gul an di SCM . Pocker King bercerita tentang bisnis kasino, tayang pada 7 Juli pukul 21.30 WIB di SCM . Ah Boys to Men 4 , drama cinta negara oleh sejumlah angkatan Singapura yang dibumbui komedi.
Film ini tayang 14 Juli pukul 21.30WIB. Marketing Manager FOX Networks Group Lesley Simpson mengaku optimistis sejumlah tayangan Mandarin mendapat tempat di hati pemirsa Indonesia. (Nuriwantrihendrawan)
Periode 1980-1990 memang menjadi masa populer bagi film Mandarin yang sekaligus menjadi masa emas bagi industri perfilman Hong Kong. Tak heran sinema ini memiliki banyak penggemar dan berpengaruh hingga seantero Asia, termasuk Indonesia.
Memasuki 2000-an, gemerlap perfilman Hong Kong di Tanah Air seolah redup seiring invasi Harajuku dan demam budaya pop Korea. Meski demikian, penggemar film Hong Kong tak lantas mati. Tak banyak tayangan Mandarin di bioskop dan televisi, para penggemar beralih ke keping CD untuk dapat menikmati film-film lawas dan aksi heroik aktor Hong Kong yang berlaga tanpa peran pengganti.
Kini, di era TV kabel, penonton memiliki alternatif pilihan menikmati tayangan Mandarin dengan lebih berkualitas. Sejak 2012, Star Chinese Movies (SCM) hadir untuk memberikan penonton Indonesia tayangan Mandarin berkualitas.
Melalui SCM , penonton Indonesia memiliki akses terhadap film-film blockbuster berbahasa Mandarin terbaru dan konten premium lainnya, tentunya dengan subtitle bahasa Indonesia. Salah satu tayangan unggulan SCM yang baru saja dirilis adalah The Trading Floor, serial TV yang diproduseri oleh aktor kawakan Hong Kong, AndyLau.
Hasil tangan dingin Lau berhasil mengangkat kondisi lantai bursa Hong Kong dalam 20 tahun terakhir dan mengemasnya secara epic dalam tayangan 5 episode yang masing-masing berdurasi1jam. TheTrading Floor sekaligus menjadi proyek pertama Andy Lau yang dipercayakan kepada Fox Networks Group.
Dalam peluncurannya di Hong Kong awal Juni lalu, Andy Lau mengakui dunia stock & share sangat luas dan rumit. “Bahkan, 30 episode pun tidak cukup untuk menceritakan tentang pasar saham.
Oleh karena itu, mengemas dasar kisah tentang pasar saham dalam 5 episode adalah tantangan saya dalam menghasilkan The Trading Floor,” sebut Andy Lau, dalam siaran pers yang diterima KORAN SINDO, Kamis (21/6).
Tak hanya bercerita tentang angka-angka, The Trading Floor justru menampilkan sisi lain dari pasar saham yang tak kalah kotor dari judi. Hal itulah yang membuat serial yang juga dikenal sebagai kisah Wall Street versi Hong Kong ini berbeda dan mendapat sambutan baik saat peluncurannya.
Memasuki Juli 2018, sejumlah program baru juga akan menjadi tayangan ung gul an di SCM . Pocker King bercerita tentang bisnis kasino, tayang pada 7 Juli pukul 21.30 WIB di SCM . Ah Boys to Men 4 , drama cinta negara oleh sejumlah angkatan Singapura yang dibumbui komedi.
Film ini tayang 14 Juli pukul 21.30WIB. Marketing Manager FOX Networks Group Lesley Simpson mengaku optimistis sejumlah tayangan Mandarin mendapat tempat di hati pemirsa Indonesia. (Nuriwantrihendrawan)
(nfl)