Masalah Tidur Berisiko Alami Multiple Sclerosis

Kamis, 11 Oktober 2018 - 18:30 WIB
Masalah Tidur Berisiko Alami Multiple Sclerosis
Masalah Tidur Berisiko Alami Multiple Sclerosis
A A A
TORONTO - Para ilmuwan telah menemukan bahwa multiple sclerosis (MS) dapat diidentifikasi setidaknya lima tahun sebelumnya karena pasien lebih mungkin menjalani perawatan untuk gangguan sistem saraf, seperti sakit atau masalah tidur.

Hasil MS dari sistem kekebalan tubuh menyerang bahan myelin - bahan berlemak yang memungkinkan transmisi sinyal listrik secara cepat - yang mengganggu komunikasi antara otak dan bagian lain dari tubuh, kemudian mengarah ke masalah penglihatan, kelemahan otot, kesulitan dengan keseimbangan dan koordinasi serta gangguan kognitif.

"Keberadaan 'tanda peringatan' ini diterima dengan baik untuk penyakit alzheimer dan penyakit parkinson, tetapi ada sedikit investigasi ke pola yang sama untuk MS," kata pemimpin peneliti Helen Tremlett dari Divisi Neurologi di Universitas British Columbia di Kanada seperti dilansir Zeenews.

"Kami sekarang perlu menyelidiki lebih dalam fenomena ini, mungkin menggunakan teknik penambangan data. Kami ingin melihat apakah ada pola yang dapat dilihat terkait dengan jenis kelamin, usia atau jenis MS yang akhirnya mereka kembangkan," tambah Tremlett.

Pada penelitian yang diterbitkan dalam Multiple Sclerosis Journal, tim memeriksa catatan kesehatan 14.000 orang dengan multiple sclerosis dan membandingkannya dengan catatan kesehatan 67.000 orang tanpa penyakit.

Fibromyalgia, suatu kondisi yang melibatkan nyeri muskuloskeletal yang meluas ditemukan lebih dari tiga kali pada orang yang kemudian didiagnosis dengan MS dibandingkan mereka yang tidak.

Temuan lainnya adalah sindrom usus yang teriritasi hampir dua kali lebih sering pada orang yang mengembangkan gangguan. Sakit kepala migrain dan gangguan mood atau kecemasan yang termasuk depresi, kecemasan dan gangguan bipolar juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi di antara kelompok.

Lebih lanjut, tingkat yang lebih tinggi dari penyakit ini juga berhubungan dengan penggunaan obat yang lebih tinggi untuk gangguan muskuloskeletal, gangguan sistem saraf dan gangguan saluran genito-urinary, bersama dengan antidepresan dan antibiotik.

Temuan ini memungkinkan dokter untuk mendiagnosis penyakit tersebut lebih awal dan memulai perawatan, sehingga kemungkinan memperlambat kerusakan yang disebabkannya ke otak dan sumsum tulang belakang.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4432 seconds (0.1#10.140)
pixels