Ini Alasan Mengapa Orang Lebih Suka Berlibur Sendirian
A
A
A
JAKARTA - Sebuah survei yang dilakukan oleh organisasi perdagangan perjalanan, ABTA menunjukkan bahwa hampir satu dari enam orang atau 15% memilih pergi berlibur sendiri alias solo traveling dalam 12 bulan hingga bulan Agustus. Jumlah ini naik 12% pada tahun 2017 dan 6% pada tahun 2011.
Dilansir dari Mirror, 76% orang mengatakan memiliki kesempatan untuk memilih apa yang ingin mereka lakukan adalah alasan paling umum mengapa banyak orang melakukan solo traveling. Jumlah ini pun mengalami peningkatan menjadi 92% untuk usia 35—44 tahun.
Alasan tersebut diikuti oleh kesempatan untuk mengambil waktu istirahat sebesar 63% dan mengunjungi destinasi baru 37%. Sedangkan, kurang dari sepertiga atau 31% mengatakan kesempatan untuk bertemu orang baru bukan menjadi prioritas bersolo traveling.
Berdasarkan alasan tersebut, sebanyak 41% orang memilih solo traveling dibandingkan tahun lalu. Sementara Chief Executive ABTA, Mark Tanzer menjelaskan banyak orang memilih berlibur seorang diri karena untuk meningkatkan kesehatan mental mereka.
Sedangkan, konvensi tahunan organisasi di Seville, Spanyol mengungkapkan bahwa satu alasan paling umum seseorang pergi berlibur sendiri adalah menjauh dari semua orang. "Liburan telah menjadi bagian utama dari strategi kami untuk tetap waras," kata Tanzer.
Di samping alasan tersebut, meningkatnya jumlah solo traveller tak lain karena beberapa hal. Diantaranya karena ketersediaan wifi yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk tetap berhubungan dengan orang-orang di rumah dan pertumbuhan smartphone serta aplikasi perjalanan yang dapat memandu perjalanan.
Hal ini pun terbukti melalui data dari perusahaan perjalanan seperti STA, Saga, G Adventures dan Costsaver. Selama tahun 2018, Costsaver sendiri melihat peningkatan sebesar 37% tamu di Inggris yang merupakan solo traveller dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tren solo traveling pun diperkirakan akan terus berlanjut dan memperluas jangkauan perjalanan hingga tahun depan dengan memasukkan tujuan seperti India, Jepang, Vietnam dan Kamboja.
Dilansir dari Mirror, 76% orang mengatakan memiliki kesempatan untuk memilih apa yang ingin mereka lakukan adalah alasan paling umum mengapa banyak orang melakukan solo traveling. Jumlah ini pun mengalami peningkatan menjadi 92% untuk usia 35—44 tahun.
Alasan tersebut diikuti oleh kesempatan untuk mengambil waktu istirahat sebesar 63% dan mengunjungi destinasi baru 37%. Sedangkan, kurang dari sepertiga atau 31% mengatakan kesempatan untuk bertemu orang baru bukan menjadi prioritas bersolo traveling.
Berdasarkan alasan tersebut, sebanyak 41% orang memilih solo traveling dibandingkan tahun lalu. Sementara Chief Executive ABTA, Mark Tanzer menjelaskan banyak orang memilih berlibur seorang diri karena untuk meningkatkan kesehatan mental mereka.
Sedangkan, konvensi tahunan organisasi di Seville, Spanyol mengungkapkan bahwa satu alasan paling umum seseorang pergi berlibur sendiri adalah menjauh dari semua orang. "Liburan telah menjadi bagian utama dari strategi kami untuk tetap waras," kata Tanzer.
Di samping alasan tersebut, meningkatnya jumlah solo traveller tak lain karena beberapa hal. Diantaranya karena ketersediaan wifi yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk tetap berhubungan dengan orang-orang di rumah dan pertumbuhan smartphone serta aplikasi perjalanan yang dapat memandu perjalanan.
Hal ini pun terbukti melalui data dari perusahaan perjalanan seperti STA, Saga, G Adventures dan Costsaver. Selama tahun 2018, Costsaver sendiri melihat peningkatan sebesar 37% tamu di Inggris yang merupakan solo traveller dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tren solo traveling pun diperkirakan akan terus berlanjut dan memperluas jangkauan perjalanan hingga tahun depan dengan memasukkan tujuan seperti India, Jepang, Vietnam dan Kamboja.
(alv)