Tradisi Pesta Rakyat Berdampak Meningkatkan Potensi Wisata
A
A
A
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Serang menggelar kembali Bedol Pamarayan sebagai bagian dari rangkaian hari ulang tahun (HUT) ke-492 Kabupaten Serang.
Pamarayan adalah salah satu wilayah Kabupaten Serang yang dikenal dengan bendungan, yakni saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi 10 pintu air berukuran raksasa. Bendungan Pamarayan merupakan salah satu peninggalan arsitektur masa kolonial Belanda di Banten yang masih kokoh berdiri.
Dari peninggalan sejarah yang mencatat kejayaan pembangunan di sektor pertanian tersebut, terdapat tradisi Bedol Pamarayan atau yang dalam dua tahun terakhir ini dihidupkan kembali dengan nama Bedolan Pamarayan.
“Bedol Pamarayan dilakukan setiap tanggal 10 bulan 10 setahun sekali. Tradisi tersebut dimulai sejak zaman Belanda untuk mencitrakan bahwa bendungan ini adalah milik rakyat. Bedolan Pamarayan yang pada masa lampau menjadi pesta para petani saat memasuki musim tanam kini menjadi pesta warga Kabupaten Serang dalam merayakan HUT Kabupaten Serang,” kata Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa.
Sebelum bedolan dilakukan, 185.000 ikan disebar di hulu bendungan tersebut. Ini dilakukan sebagai ajang pesta rakyat masa lampu yang terus ditingkatkan. “Tahun ini rangkaian acara Bedolan Pamarayan dimulai pada 11 Oktober, diawali dengan Gerakan Sadar Wisata Kabupaten Serang (Gersang). Kegiatannya bersih-bersih lingkungan bersama kelompok sadar wisata dan ajang pesta rakyat,” ujar Pandji Dia.
Pandji menuturkan, tahun ini Bedolan Pamarayan lebih meriah daripada tahun sebelumnya, di mana tahun ini lebih difokuskan ke pasar seni rakyat, membatik, membuat gerabah, dan fashion show batik.
“Untuk mengenalkan acara tersebut ke daerah luar, kami juga mengundang perwakilan daerah lain, di antaranya Dinas Pariwisata dari tujuh kabupaten/kota di Banten dan Kementerian Pariwisata. Rencananya kami juga undang beberapa kedutaan besar, minimal mereka kan mengajak warga luar negerinya untuk menyaksikan acara bedolan. Jadi, acara ini bisa go international ,” ungkap Pandji.
Pamarayan adalah salah satu wilayah Kabupaten Serang yang dikenal dengan bendungan, yakni saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi 10 pintu air berukuran raksasa. Bendungan Pamarayan merupakan salah satu peninggalan arsitektur masa kolonial Belanda di Banten yang masih kokoh berdiri.
Dari peninggalan sejarah yang mencatat kejayaan pembangunan di sektor pertanian tersebut, terdapat tradisi Bedol Pamarayan atau yang dalam dua tahun terakhir ini dihidupkan kembali dengan nama Bedolan Pamarayan.
“Bedol Pamarayan dilakukan setiap tanggal 10 bulan 10 setahun sekali. Tradisi tersebut dimulai sejak zaman Belanda untuk mencitrakan bahwa bendungan ini adalah milik rakyat. Bedolan Pamarayan yang pada masa lampau menjadi pesta para petani saat memasuki musim tanam kini menjadi pesta warga Kabupaten Serang dalam merayakan HUT Kabupaten Serang,” kata Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa.
Sebelum bedolan dilakukan, 185.000 ikan disebar di hulu bendungan tersebut. Ini dilakukan sebagai ajang pesta rakyat masa lampu yang terus ditingkatkan. “Tahun ini rangkaian acara Bedolan Pamarayan dimulai pada 11 Oktober, diawali dengan Gerakan Sadar Wisata Kabupaten Serang (Gersang). Kegiatannya bersih-bersih lingkungan bersama kelompok sadar wisata dan ajang pesta rakyat,” ujar Pandji Dia.
Pandji menuturkan, tahun ini Bedolan Pamarayan lebih meriah daripada tahun sebelumnya, di mana tahun ini lebih difokuskan ke pasar seni rakyat, membatik, membuat gerabah, dan fashion show batik.
“Untuk mengenalkan acara tersebut ke daerah luar, kami juga mengundang perwakilan daerah lain, di antaranya Dinas Pariwisata dari tujuh kabupaten/kota di Banten dan Kementerian Pariwisata. Rencananya kami juga undang beberapa kedutaan besar, minimal mereka kan mengajak warga luar negerinya untuk menyaksikan acara bedolan. Jadi, acara ini bisa go international ,” ungkap Pandji.
(don)