7 Mitos yang Salah Terhadap IUD yang Dipercaya Wanita
A
A
A
JAKARTA - IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki tingkat efektivitas tinggi hingga 99%. Menggunakan IUD juga dapat membuat wanita merasa lebih nyaman dan aman karena kontrasepsi ini memiliki rentang waktu yang lama mulai dari 3, 5, hingga 10 tahun. Selain itu, IUD bisa digunakan oleh ibu menyusui dan tidak mengganggu kesuburan.
Namun pengguna IUD di Indonesia tidak terbilang tinggi. Dimana hanya sekitar 5% wanita di Indonesia yang menggunakan IUD untuk metode perencanaan keluarga. Mitos yang salah dan miskonsepsi terhadap alat kontrasepsi ini menjadi penyebab utama masih banyak wanita yang ragu-ragu menggunakan IUD.
Lalu apa saja mitos yang kerap berkembang seputar IUD? Berikut ulasannya menurut dr. Tirsa Verani, Sp.OG dari rumah sakit Brawijaya Antasari.
1. Pemasangan IUD bikin sakit
Rasa sakit merupakan hal yang relatif. Pada dasarnya, ini hanya perihal kenyamanan. Karena itu, pilih dokter atau bidan yang bisa membuat Anda nyaman berkomunikasi. Perlu diketahui, IUD memiliki ukuran kecil yaitu sekitar 3 cm. Waktu pemasangannya juga sangat singkat. Saat pemasangan, disarankan dalam posisi rileks sehingga otot-otot vagina dan rahim tidak menjadi kaku. Sebaiknya pemasangan IUD dilakukan selama masa haid atau setelah masa nifas, karena pada waktu tersebut otot-otot rahim cenderung lebih lunak dan kondisi rahim sedikit lebih terbuka.
2. IUD bisa berpindah tempat
Ini merupakan mitos. IUD memang bisa sedikit bergeser atau miring dari posisi awal, namun pergeseran terjadi sangat sedikit. Umumnya, kondisi ini dipicu karena tekanan otot rahim dan merupakan hal yang normal. Idealnya, setelah pemasangan IUD, racin-racinlah berkonsultasi dengan dokter dan bidan Andalan Anda minimal 6 bulan atau 1 tahun sekali.
3. IUD mempengaruhi siklus haid
Mitos ini ada benarnya tapi tidak berbahaya. Pasalnya, perubahan siklus haid tak lain disebabkan dari sebuah reaksi awal pemasangan. Di mana tubuh sedang menyesuaikan sehingga terjadi perubahan siklus haid. Ini merupakan hal yang wajar. Pada dasarnya, tubuh manusia akan mencari keseimbangan baru jika ada stimulan. Jangan lupa kontrol berkala dengan bidan atau dokter.
4. IUD bikin hubungan suami istri tidak nyaman
Ketidaknyamanan hubungan suami istri dan IUD memang ada hubungannya, namun hal ini bisa dicegah. Kondisi ini lebih dikarenakan oleh ukuran benang IUD yang terlalu panjang atau pendek. Benang ini bisa diatur panjangnya oleh dokter atau bidan sehingga jangan ragu untuk mengkomunikasikannya kepada dokter atau bidan. Jika terlalu panjang, benang bisa dipotong.
5. IUD bisa mengganggu produksi ASI?
IUD Andalan tidak mengandung hormon, sehingga tidak akan mengganggu produksi ASI. Begitu juga dengan IUD yang mengandung hormon progesteron tidak akan mengganggu produksi ASI.
6. IUD bisa berkarat atau lengket di dalam rahim
Selama digunakan dalam batas perlindungan dan tidak lewat dari waktu yang ditentukan, maka IUD tidak akan berkarat dan tidak akan lengket di rahim.
7. IUD tidak bisa dilepas sebelum masa perlindungan habis
IUD boleh dilepas kapan saja sebelum masa perlindungan habis. Jika pasangan memutuskan untuk hamil saat sedang dalam masa perlindungan, IUD bisa dilepas dan Anda pun bisa hamil setelahnya karena IUD tidak mengganggu kesuburan. Supaya lebih nyaman saat pelepasan, sebaiknya IUD dilepas saat menstruasi. Pasalnya pada waktu ini, mulut rahim sedikit terbuka dan otot-otot vagina dalam kondisi lemas.
Namun pengguna IUD di Indonesia tidak terbilang tinggi. Dimana hanya sekitar 5% wanita di Indonesia yang menggunakan IUD untuk metode perencanaan keluarga. Mitos yang salah dan miskonsepsi terhadap alat kontrasepsi ini menjadi penyebab utama masih banyak wanita yang ragu-ragu menggunakan IUD.
Lalu apa saja mitos yang kerap berkembang seputar IUD? Berikut ulasannya menurut dr. Tirsa Verani, Sp.OG dari rumah sakit Brawijaya Antasari.
1. Pemasangan IUD bikin sakit
Rasa sakit merupakan hal yang relatif. Pada dasarnya, ini hanya perihal kenyamanan. Karena itu, pilih dokter atau bidan yang bisa membuat Anda nyaman berkomunikasi. Perlu diketahui, IUD memiliki ukuran kecil yaitu sekitar 3 cm. Waktu pemasangannya juga sangat singkat. Saat pemasangan, disarankan dalam posisi rileks sehingga otot-otot vagina dan rahim tidak menjadi kaku. Sebaiknya pemasangan IUD dilakukan selama masa haid atau setelah masa nifas, karena pada waktu tersebut otot-otot rahim cenderung lebih lunak dan kondisi rahim sedikit lebih terbuka.
2. IUD bisa berpindah tempat
Ini merupakan mitos. IUD memang bisa sedikit bergeser atau miring dari posisi awal, namun pergeseran terjadi sangat sedikit. Umumnya, kondisi ini dipicu karena tekanan otot rahim dan merupakan hal yang normal. Idealnya, setelah pemasangan IUD, racin-racinlah berkonsultasi dengan dokter dan bidan Andalan Anda minimal 6 bulan atau 1 tahun sekali.
3. IUD mempengaruhi siklus haid
Mitos ini ada benarnya tapi tidak berbahaya. Pasalnya, perubahan siklus haid tak lain disebabkan dari sebuah reaksi awal pemasangan. Di mana tubuh sedang menyesuaikan sehingga terjadi perubahan siklus haid. Ini merupakan hal yang wajar. Pada dasarnya, tubuh manusia akan mencari keseimbangan baru jika ada stimulan. Jangan lupa kontrol berkala dengan bidan atau dokter.
4. IUD bikin hubungan suami istri tidak nyaman
Ketidaknyamanan hubungan suami istri dan IUD memang ada hubungannya, namun hal ini bisa dicegah. Kondisi ini lebih dikarenakan oleh ukuran benang IUD yang terlalu panjang atau pendek. Benang ini bisa diatur panjangnya oleh dokter atau bidan sehingga jangan ragu untuk mengkomunikasikannya kepada dokter atau bidan. Jika terlalu panjang, benang bisa dipotong.
5. IUD bisa mengganggu produksi ASI?
IUD Andalan tidak mengandung hormon, sehingga tidak akan mengganggu produksi ASI. Begitu juga dengan IUD yang mengandung hormon progesteron tidak akan mengganggu produksi ASI.
6. IUD bisa berkarat atau lengket di dalam rahim
Selama digunakan dalam batas perlindungan dan tidak lewat dari waktu yang ditentukan, maka IUD tidak akan berkarat dan tidak akan lengket di rahim.
7. IUD tidak bisa dilepas sebelum masa perlindungan habis
IUD boleh dilepas kapan saja sebelum masa perlindungan habis. Jika pasangan memutuskan untuk hamil saat sedang dalam masa perlindungan, IUD bisa dilepas dan Anda pun bisa hamil setelahnya karena IUD tidak mengganggu kesuburan. Supaya lebih nyaman saat pelepasan, sebaiknya IUD dilepas saat menstruasi. Pasalnya pada waktu ini, mulut rahim sedikit terbuka dan otot-otot vagina dalam kondisi lemas.
(alv)