Indonesia Memiliki Penderita Diabetes Terbesar ke-6 di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah penderita diabetes (diabetesi) terbesar, yaitu sebanyak 10,3 juta jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyandang diabetes naik mejadi 8,5%, dari 6,9% (Riskesdas 2013).
"Data milik Kementerian Kesehatan dari Sample Registration Survey 2014 juga menyebutkan bahwa diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia, dengan presentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung koroner (12,9%),” kata dr. Dante Saksono, SpPD-KEMD, PhD, Kepala Divisi Metabolik-Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM.
Fakta lainnya adalah, usia penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2 sudah semakin muda dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Riskesdas 2013, 90% dari total kasus diabetes merupakan diabetes tipe 2, yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Namun beberapa tahun terakhir makin banyak ditemukan pada usia dewasa muda kurang dari 30 tahun bahkan pada anak-anak dan remaja.
"Hal ini sangat erat kaitannya dengan pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas sehingga risiko menderita diabetes makin meningkat," kata dia.
Jika tidak ditangani dengan baik, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian diabetes diprediksi akan melonjak hingga 21,3 juta jiwa pada 2040. Inilah mengapa edukasi terkait diabetes sejak dini di keluarga, baik ayah, ibu, maupun anak, sangat penting untuk melindungi keluarga Indonesia dari diabetes.
“Selain itu, dukungan seluruh keluarga sangat diperlukan bagi anggota keluarga yang sudah menyandang diabetes, seperti mengantarkan berobat, mengingatkan untuk selalu minum obat dan menyediakan makanan sehat sehingga kadar gula darah dapat terkontrol baik dan penderita diabetes dapat terhindar dari komplikasi-komplikasi yang mengancam nyawa maupun menurunkan kualitas hidup,” papar Dante.
"Data milik Kementerian Kesehatan dari Sample Registration Survey 2014 juga menyebutkan bahwa diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia, dengan presentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%) dan penyakit jantung koroner (12,9%),” kata dr. Dante Saksono, SpPD-KEMD, PhD, Kepala Divisi Metabolik-Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM.
Fakta lainnya adalah, usia penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2 sudah semakin muda dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Riskesdas 2013, 90% dari total kasus diabetes merupakan diabetes tipe 2, yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Namun beberapa tahun terakhir makin banyak ditemukan pada usia dewasa muda kurang dari 30 tahun bahkan pada anak-anak dan remaja.
"Hal ini sangat erat kaitannya dengan pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas sehingga risiko menderita diabetes makin meningkat," kata dia.
Jika tidak ditangani dengan baik, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian diabetes diprediksi akan melonjak hingga 21,3 juta jiwa pada 2040. Inilah mengapa edukasi terkait diabetes sejak dini di keluarga, baik ayah, ibu, maupun anak, sangat penting untuk melindungi keluarga Indonesia dari diabetes.
“Selain itu, dukungan seluruh keluarga sangat diperlukan bagi anggota keluarga yang sudah menyandang diabetes, seperti mengantarkan berobat, mengingatkan untuk selalu minum obat dan menyediakan makanan sehat sehingga kadar gula darah dapat terkontrol baik dan penderita diabetes dapat terhindar dari komplikasi-komplikasi yang mengancam nyawa maupun menurunkan kualitas hidup,” papar Dante.
(alv)