Kampanye Selamatkan Lebah Muncul di London Fashion Week
A
A
A
LEBAH tidak hanya menjadi binatang penghasil madu, juga menjadi inspirasi fashion. Desainer internasional maupun desainer lokal Indonesia tidak hanya menjadikan lebah sebagai inspirasi karya namun juga untuk mengangkat isu lingkungan. Menurut Kurzgesagt, pencipta video animasi, The Death Of Bees Explained-Parasites, Poison and Humans, secara tidak sadar, banyak manusia bergantung pada lebah untuk kelangsungan hidup.
Karena pada dasarnya, lebah membantu proses penyerbukan tanaman yang pada akhirnya menghasilkan buah dan sayuran yang dikonsumsi manusia. “Satu dari setiap tiga makanan dimungkinkan oleh lebah madu. Jika lebah madu menjadi punah, ribuan tanaman juga akan mati, yang dapat menyebabkan jutaan orang kelaparan pada tahun-tahun setelah kepunahan lebah madu,” ujar Kurzgesagt, seperti dilansir Dailymail.co.uk .
Kurzgesagt menambahkan, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Colony Collapse Disorder (CCD) di Amerika Serikat jumlah populasi koloni lebah menurun drastis. Pada tahun 1998 jumlah koloni lebah sekitar 5 juta koloni, sementara pada 2015 jumlahnya menurun hingga 2,5 juta koloni.
“Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap menurunnya jumlah koloni lebah di antaranya pestisida pembunuh, stres yang disebabkan aktivitas manusia, dan tanaman monokultur,” ujar Kurzgesagt. Banyak orang dan badan pelestarian lingkungan internasional sudah menyadari hal ini. Di industri fashion, keprihatinan terhadap populasi lebah yang kian menurun menjadi fokus desainer Ada Zanditon.
Pada koleksi busana Spring/Summer 2010, Zanditon terinpirasi dari buku serta kajian tentang CCD berjudul A World Without Bees. Buku yang ditulis oleh Alison Benjamin dan Brian McCallum ini menceritakan nasib bumi apabila lebah benar-benar punah.
“Saya ingin membangun koleksi busana dengan cara yang sama seperti lebah membangun koloni mereka. Koleksi ini untuk membawa kesadaran akan masalah koloni lebah saat ini dan dampaknya terhadap dunia,” ujar Zanditon. Di peragaan busana London Fashion Week, Zanditon ingin menggunakan mode sebagai “senjata” untuk meningkatkan kesadaran tentang nasib buruk lebah. Dia pun menciptakan busana dan aksesori yang terinspirasi lebah.
Tak melalu menggunakan motif garis kuning dan hitam, Zanditon menghadirkan motif garis dengan warna pink dan biru. Dia juga mendekonstruksi bentuk-bentuk heksagonal dalam material seperti organza sutra dan kepar katun organik. Zanditon juga mengekspresikan unsur lebah yang saling berhubungan, misalnya sarang lebah, melalui struktur kain origami, grafis cetak dan perhiasan yang unik. Di beberapa busananya, dia juga menghadirkan tulisan ‘koloni’.
Lebah tidak hanya menjadi inspirasi Zanditon dalam menciptakan koleksi fashion . Di Indonesia, lebah memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat di sebuah kepulauan. Hal inilah yang ditampilkan desainer bergaya eksentrik Lenny Agustin di Jakarta Fashion Week (JFW ) 2019 lalu.
Lenny menerangkan, lebah atau yang dikenal dengan sebutan wansosa merupakan salah satu kebanggaan orang-orang di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Pulau ini terkenal dengan madu asli dari lebah liar di hutan. Lenny bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dengan memberdayakan sebanyak 23 orang perajin batik di Kabupaten Kepulauan Sula, Lenny menghasilkan 40 koleksi yang menggunakan kain-kain yang diberi nama Batik Xoela.
“Saya telah melakukan survei dan pelatihan untuk membantu perajin batik. Saya ingin menunjukkan bahwa batik tidak hanya identik dengan Pulau Jawa,” ujar Lenny di Senayan City beberapa waktu lalu. Meski menggunakan dominasi motif lebah, Lenny tidak lupa menggunakan motif lain yang terinspirasi dari alam Kepulauan Sula. Dia mengembangkan sekitar 20 motif, di antaranya motif bunga, kenari, burung, dan ikan.
Untuk pilihan warna, selain banyak menggunakan warna hitam dan kuning untuk mencerminkan lebah, Lenny menggunakan warna lain seperti oranye, biru, hijau, pink, cokelat, merah marun, dan ungu. “Penggunaan warna cerah menggambarkan lingkungan di sekitar lebah,” imbuh Lenny.
Dengan cerdik, Lenny mengaplikasikan banyak unsur yang berkaitan dengan kehidupan lebah, mulai dari wujud, sarang, serta lingkungan berkembang biak dalam koleksi busana berupa blus, rok, jaket, serta dress yang dibuat dengan detail unik, asimetris dan oversized.
Karena pada dasarnya, lebah membantu proses penyerbukan tanaman yang pada akhirnya menghasilkan buah dan sayuran yang dikonsumsi manusia. “Satu dari setiap tiga makanan dimungkinkan oleh lebah madu. Jika lebah madu menjadi punah, ribuan tanaman juga akan mati, yang dapat menyebabkan jutaan orang kelaparan pada tahun-tahun setelah kepunahan lebah madu,” ujar Kurzgesagt, seperti dilansir Dailymail.co.uk .
Kurzgesagt menambahkan, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Colony Collapse Disorder (CCD) di Amerika Serikat jumlah populasi koloni lebah menurun drastis. Pada tahun 1998 jumlah koloni lebah sekitar 5 juta koloni, sementara pada 2015 jumlahnya menurun hingga 2,5 juta koloni.
“Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap menurunnya jumlah koloni lebah di antaranya pestisida pembunuh, stres yang disebabkan aktivitas manusia, dan tanaman monokultur,” ujar Kurzgesagt. Banyak orang dan badan pelestarian lingkungan internasional sudah menyadari hal ini. Di industri fashion, keprihatinan terhadap populasi lebah yang kian menurun menjadi fokus desainer Ada Zanditon.
Pada koleksi busana Spring/Summer 2010, Zanditon terinpirasi dari buku serta kajian tentang CCD berjudul A World Without Bees. Buku yang ditulis oleh Alison Benjamin dan Brian McCallum ini menceritakan nasib bumi apabila lebah benar-benar punah.
“Saya ingin membangun koleksi busana dengan cara yang sama seperti lebah membangun koloni mereka. Koleksi ini untuk membawa kesadaran akan masalah koloni lebah saat ini dan dampaknya terhadap dunia,” ujar Zanditon. Di peragaan busana London Fashion Week, Zanditon ingin menggunakan mode sebagai “senjata” untuk meningkatkan kesadaran tentang nasib buruk lebah. Dia pun menciptakan busana dan aksesori yang terinspirasi lebah.
Tak melalu menggunakan motif garis kuning dan hitam, Zanditon menghadirkan motif garis dengan warna pink dan biru. Dia juga mendekonstruksi bentuk-bentuk heksagonal dalam material seperti organza sutra dan kepar katun organik. Zanditon juga mengekspresikan unsur lebah yang saling berhubungan, misalnya sarang lebah, melalui struktur kain origami, grafis cetak dan perhiasan yang unik. Di beberapa busananya, dia juga menghadirkan tulisan ‘koloni’.
Lebah tidak hanya menjadi inspirasi Zanditon dalam menciptakan koleksi fashion . Di Indonesia, lebah memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat di sebuah kepulauan. Hal inilah yang ditampilkan desainer bergaya eksentrik Lenny Agustin di Jakarta Fashion Week (JFW ) 2019 lalu.
Lenny menerangkan, lebah atau yang dikenal dengan sebutan wansosa merupakan salah satu kebanggaan orang-orang di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Pulau ini terkenal dengan madu asli dari lebah liar di hutan. Lenny bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dengan memberdayakan sebanyak 23 orang perajin batik di Kabupaten Kepulauan Sula, Lenny menghasilkan 40 koleksi yang menggunakan kain-kain yang diberi nama Batik Xoela.
“Saya telah melakukan survei dan pelatihan untuk membantu perajin batik. Saya ingin menunjukkan bahwa batik tidak hanya identik dengan Pulau Jawa,” ujar Lenny di Senayan City beberapa waktu lalu. Meski menggunakan dominasi motif lebah, Lenny tidak lupa menggunakan motif lain yang terinspirasi dari alam Kepulauan Sula. Dia mengembangkan sekitar 20 motif, di antaranya motif bunga, kenari, burung, dan ikan.
Untuk pilihan warna, selain banyak menggunakan warna hitam dan kuning untuk mencerminkan lebah, Lenny menggunakan warna lain seperti oranye, biru, hijau, pink, cokelat, merah marun, dan ungu. “Penggunaan warna cerah menggambarkan lingkungan di sekitar lebah,” imbuh Lenny.
Dengan cerdik, Lenny mengaplikasikan banyak unsur yang berkaitan dengan kehidupan lebah, mulai dari wujud, sarang, serta lingkungan berkembang biak dalam koleksi busana berupa blus, rok, jaket, serta dress yang dibuat dengan detail unik, asimetris dan oversized.
(don)