Masyarakat Perlu Digugah untuk Kembali Mencintai Lagu Daerah
A
A
A
JAKARTA - Chairman Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Nusantara (LCPLDN) 2018, Dr. Sapta Nirwandar mengungkapkan, lagu-lagu daerah sebagai salah satu warisan nilai luhur budaya Indonesia, akhir-akhir ini tergilas oleh tumbuhnya kreativitas anak muda yang berlomba-lomba menciptakan lagu-lagu cinta, dan maraknya lagu asing yang diminati oleh kalangan muda seperti, K-Pop (Korean Pop) ataupun band-band barat lainnya.
Dan lebih mengenaskan lagi, stasiun-stasiun televisi atau radio berjaringan nasional yang berkedudukan di Jakarta, saling bersaing ketat merebut rating melalui program-program musik yang tak satupun bernuansa kedaerahan, yang pada akhirnya berdampak terhadap surutnya karya cipta lagu pop daerah untuk bersaing di tingkat nasional.
"Perlu adanya upaya untuk menggugah kembali masyarakat atau kalangan remaja agar mencintai dan bangga akan lagu-lagu daerah, dengan melalui suatu annual event dalam bentuk lomba dan diadakan setahun sekali, sehingga tercipta dan tersedia dengan baik lagu pop daerah," jelas Sapta Nirwandar saat di Gallery RRI, Jakarta Pusat, Senin (3/12).
Menurut Sapta, mencermati peserta LCPLDN dua tahun lalu dan dalam kenyataannya, lirik lagu-lagu daerah sebenarnya mengandung petuah ataupun lagu yang menanamkan semangat patriotisme serta bercerita mengenai keindahan alam nusantara.
Selain itu, lewat event tahunan LCPLDN yang digelar sejak 2012 ini memang diupayakan untuk menggali tembang daerah yang bisa diangkat ke tingkat masional.
"Sudah selayaknya kita dukung penyelenggaraan LCLPDN, ini menjadi strategis sebagai upaya mengurangi imbas semakin pasang surutnya kecintaan kalangan remaja terhadap lagu-lagu yang berasal tanah kelahirannya. Kami berharap lewat ajang LCPLDN ini akan lahir lagu dan musisi hebat berbahasa daerah yang bisa bicara di tingkat nasional maupun dunia," harapnya.
Ajang LCLPDN tahun ini berhadiah tunai total Rp80 juta, dan akan dilakukan pembuatan album CD untuk enam finalis Lagu Pop Daerah Nusantara.
Dan lebih mengenaskan lagi, stasiun-stasiun televisi atau radio berjaringan nasional yang berkedudukan di Jakarta, saling bersaing ketat merebut rating melalui program-program musik yang tak satupun bernuansa kedaerahan, yang pada akhirnya berdampak terhadap surutnya karya cipta lagu pop daerah untuk bersaing di tingkat nasional.
"Perlu adanya upaya untuk menggugah kembali masyarakat atau kalangan remaja agar mencintai dan bangga akan lagu-lagu daerah, dengan melalui suatu annual event dalam bentuk lomba dan diadakan setahun sekali, sehingga tercipta dan tersedia dengan baik lagu pop daerah," jelas Sapta Nirwandar saat di Gallery RRI, Jakarta Pusat, Senin (3/12).
Menurut Sapta, mencermati peserta LCPLDN dua tahun lalu dan dalam kenyataannya, lirik lagu-lagu daerah sebenarnya mengandung petuah ataupun lagu yang menanamkan semangat patriotisme serta bercerita mengenai keindahan alam nusantara.
Selain itu, lewat event tahunan LCPLDN yang digelar sejak 2012 ini memang diupayakan untuk menggali tembang daerah yang bisa diangkat ke tingkat masional.
"Sudah selayaknya kita dukung penyelenggaraan LCLPDN, ini menjadi strategis sebagai upaya mengurangi imbas semakin pasang surutnya kecintaan kalangan remaja terhadap lagu-lagu yang berasal tanah kelahirannya. Kami berharap lewat ajang LCPLDN ini akan lahir lagu dan musisi hebat berbahasa daerah yang bisa bicara di tingkat nasional maupun dunia," harapnya.
Ajang LCLPDN tahun ini berhadiah tunai total Rp80 juta, dan akan dilakukan pembuatan album CD untuk enam finalis Lagu Pop Daerah Nusantara.
(nug)