Peluncuran Panther Black Terinspirasi dari Band Rock Australia

Selasa, 04 Desember 2018 - 23:41 WIB
Peluncuran Panther Black...
Peluncuran Panther Black Terinspirasi dari Band Rock Australia
A A A
JAKARTA - Brand bir lokal, Bali Hai memperkenalkan inovasi mutakhir dalam varian terbarunya, Panther Black. Uniknya, bir hitam baru Bali Hai itu diluncurkan dengan terinspirasi dari band rock asal Australia, AC/DC.

"Meski lead singer-nya, Bon Scott telah meninggal dunia. Sang pengganti, Brian Johnson justru mampu memberikan karakteristik terhadap AC/DC. Bahkan album mereka Back in Black (1980) mampu menuai kesuksesan dengan vokalis baru," ungkap Marketing Manager Bali Hai Brewery Indonesia, Erwin Ruffin saat peluncuran Panther Black Beer di Jakarta, Selasa (4/12).
Peluncuran Panther Black Terinspirasi dari Band Rock Australia

Disebut sebagai inovasi baru, karena Panther Black menggunakan empat malt yang berbeda. Tentunya empat malt tersebut memiliki citarasa yang berbeda. Erwin pun mengklaim jika pihaknya dalam varian terbaru ini lebih berani, lebih berbeda, dan berani berbeda dari umumnya.

Brewmaster Bali Hai, Daniel To memaparkan bahwa lahirnya Panther Black ini berdasarkan inovasi, pengalaman, dan sedikit bosa dengan minuman bir yang ada di Indonesia. "Biasanya bir putih memakai satu jenis malt, bir hitam umumnya dua jenis malt, tapi kami memutuskan mendobrak kebiasaan dengan empat malt," ujar Daniel.

Empat malt yang terbaik kelas A yang diracik langsung didatangkan dari Eropa. Empat malt itu antara lain chateau chocolate malt, crystal malt, Munich malt dan pilsen malt.

"Chateau chocolate malt terbaik yang terdekat berasal dari Belgia. Bahan ini warna Panther Black menjadi gelap sekaligus membawa cita rasa cokelat dan nuts. Crystal malt lebih ke moka, tapi lebih baik, bittersweet," terang Daniel.
Peluncuran Panther Black Terinspirasi dari Band Rock Australia

"Munich malt merupakan salah satu base malt tertua dalam dunia bir yang memberikan rasa manis tapi enggak lengket. Pilsen malt merupakan base malt juga yang warnanya sangat muda dan banyak dijumpai pada bir Jerman dan Cekoslovakia," lanjutnya.

Proses peracikan Panther Black, menurut Daniel, menantang pihaknya untuk menemukan racikan malt yang cukup rumit, namun tetap cocok untuk lidah para konsumen Indonesia.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0899 seconds (0.1#10.140)